13🥀

2.6K 328 5
                                    

"Woi, [M/n] pingsan ni woi!" Panik Simon sambil goyang-goyangin badan [M/n].

"Anjir Kay cepet pake sihir penyembuh lo! Makin dingin woi badannya, mati anak orang." Simon langsung melemparkan badan [M/n] ke arah Kay.

"Ngen– anjing lo! Brani amat lempar bestie gue kek lempar barang?!" Emosi Kay yang untung saja dia bisa langsung meluk badan [M/n]. Kalau ga kegendong mah udah benjol tu kepalanya.

"Usah lu banyak komen, cepet cok obatin tu anak!" Simon udah kesel makin kesel sama Kay yang lelet gitu.

Kay akhirnya langsung menggunakan sihir penyembuhnya.

"Gunain semampu lo. Sihir penyembuh butuh banyak tenaga, tadi lu juga kepake setengah, kan?" Ucap Alaric yang memegang bahu Kay.

"Iya, gue tau kok."

Simon hanya menatap jijik ke sifat Alaric yang sok perhatian itu.

"[M/n] sekarang ga mungkin bisa balik ke Obelia. Simon, lu bawa aja tu [M/n]."

"Serius lu Ric? Gue mah mau aja bawa [M/n] ke tempat gua, tapi tu Kay..." Simon udah merasakan tatapan maut dari Kay.

"Udahlah Kay, kondisi [M/n] sekarang gabisa dibawa ke Obelia, yang ada nanti kita di sangka ingin melukai [M/n], apalagi mengingat mereka juga tidak kenal sama kita, penjaga-penjaga itu pasti tidak percaya dengan kita."

Simon mengangguk dengan paham. "Benar juga sih, gapapa ya gue bawa pulang."

"[M/n] gabisa ikut dengan kita aja?" Tanya Kay ke Alaric, Kay udah kembali berdiri setelah menggunakan sihir penyembuh ke [M/n].

Alaric hanya menggeleng. "Gue buru-buru ke sini, cuman pakai kuda sebiji doang. Nanti [M/n] mau taruh di mana? Diseret sama kuda?"

Kay hanya bisa pasrah. "Yodah, awas lu macem-macem. Gua tandain lu."

Simon full senyum, lalu dia melirik ke arah Alaric.

'Kerja bagus.' Sepertinya Simon ingin berterimakasih dengan ide cemerlang dari Alaric.

Dan begitulah yang terjadi, [M/n] akhirnya nyasar ke Kerajaan Kenrich.

————————————

[M/n] terbangun, perlahan-lahan dia membuka matanya, saat terbangun. Langsung terlihat wajah tampan milik Simon.

[M/n] yang awalnya pengen tidur lagi gegara masih ngantuk langsung melek.

"KONT–! KOK?!!" [M/n] dari posisi rebahan langsung bangun cek bajunya dan badannya.

Simon yang terganggu dengan suara dan pergerakan [M/n] yang cukup heboh itu akhirnya terbangun.

"Masih pagi jangan berisik."

Sebenarnya ini udah siang menjelang sore si, kebo dikit ga ngaruh.

[M/n] menatap Simon horor. "A-Apa-apaan ini? Ngapa lu ada di sini? Ngapa gua ada di sini? Ngapa kita seran-jang...?"

[M/n] mukanya udah pucat. Ingat, Simon selama di akademi, [M/n] sudah cap dia sebagai manusia paling mesum.

Sebenarnya dari teman-temannya itu, hanya Simon yang tau kalau dia punya penyakit bulanan.

Ketahuan gegara waktu itu [M/n] tiba-tiba kambuh penyakitnya lalu minta Simon bawain obat.

Karena [M/n] gatau apa penyakitnya itu, akhirnya Simon bantu carikan penjelasannya. Sampai ketemu ternyata itu punya sebutan namanya Omega, [M/n] kaget brutal waktu dengar dia bisa hamil, tapi dia bakal tetap paksain buat jadi top.

"Kalem aja kali. Yakali gue ngewe orang pas orangnya ga sadar." Simon turun dari kasur berniat mandi, lalu menatap [M/n] sebentar. "Gue bukan tipe yang bakal rusakin orang yang gue sayang sebelum waktunya."

Kasian tertolak.

—————————

Setelah mereka berbincang sebentar, lalu selesai mandi. [M/n] baru ingat sesuatu.

"Mon, berapa lama gua pingsannya?"

"Baru juga kemarin insiden Kay niat bundir."

"COK?!" [M/n] terlihat panik.

"Ngapa lu?"

"ANAK DARI ABANG GWEH HARI NI DEBUT WOI!"

"Anak dari abang lu... Maksudnya keponakan?"

"IYA ITU! ANJIR GUE BENERAN LUPA!"

"Hm... Sebenarnya kemarin gua ada kirim surat ke Obelia lewat burung merpati, semoga saja mereka ada membacanya."

"Gabisa gini woi! Gue harus balik ke Obelia-!"

"Emangnya lu bisa ngapain? Debutante harusnya udah mulai dari pagi, sekarang sore udah mau malam. Trus dari Kenrich ke Obelia juga butuh sekitar 7-8 jam. Mending lu besok pagi-pagi baru balik, gue anterin kok."

[M/n] walaupun panik, dia tetap harus berpikir jernih. Memang benar yang dikatakan Simon, sebaiknya dia balik besok. Soalnya malam hari tidak baik untuk berpergian sejauh itu, bisa saja tengah jalan mereka diserang lalu kehilangan arah.

[M/n] hanya bisa pasrah di sana.

"Abis ini gua tidur di tempat lain aja, lu tidur sini."

"Lah? Ni kan kamar elu, harusnya gua yang pindahlah."

"Gausah gapapa. Keknya lu ga bakal nyaman kalo tidur di ruang kamar lain. Gua tidur di kamar abang gua, mumpung dia lagi gaada di sini. Oh iya, baju ukuran lu udah diantar pelayan kemarin, ada di meja ambil aja." Habis itu Simon langsung pergi dari kamarnya, dia tidak ingin lagi mendengar komplen dari [M/n].

"Jadi ngerasa bersalah... Moga Simon cepat buang perasaannya itu dah, tralu baik sih dia."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix lope lope -[M/n]  { Felix X [Malereader] }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang