9📍

3.4K 402 16
                                    

Felix yang diteriakin langsung bangun, dia segera mengumpulkan rohnya yang baru saja berkelana ke mana-mana.

Dia langsung mendekati [M/n] yang terduduk di lantai.

"Apa anda baik-baik saja?" Felix membantu [M/n] untuk duduk di kasurnya.

"Ka-Kau-! Ini ulahmu, kan?!" [M/n] dengan muka hampir nangis nunjuk ke arah lehernya.

Felix memiringkan kepalanya. "Anda tidak ingat?" Dia terlihat kecewa.

"Apa?"

"Padahal anda yang memancing saya saat itu."

"Anda terduduk di dekat kamar tuan putri, saat saya berlari untuk membantu anda, badan anda panas sekali. Saya langsung membawa anda ke kamar untuk beristirahat, tapi anda malah mendorong saya ke kasur, lalu tiba-tiba buka ba-"

"UDAH UDAH!" Muka [M/n] udah semerah tomat. Dia sendiri tidak menyangka dirinya yang memulai duluan.

[M/n] ingin berteriak, ternyata saat itu bukan karena sihirnya maupun sihir Claude.

Ternyata itu heat bulanannya. Karena bulan ini sudah 1 kali, dia tidak menyangka akan datang kedua kalinya.

"Tenang saja saya tidak keluar di dalam-"

"UDAH JANGAN DIBAHAS LAGI!" [M/n] langsung menutup mulut Felix.

'Habislah kali ini... Pengalaman pertamaku, tapi aku malah tidak ingat karena kesadaranku diambil oleh diriku yang tidak senonoh...'

"Kita melakukannya selama 2-3 hari, badan anda panas terus-terusan, dan terus menggoda sa-"

"KELUAR SANA!" [M/n] langsung melempar Felix keluar dari kamarnya.

Setelah itu, dia langsung guling-guling di kasurnya. "Mati aku mati aku! Aku sama sekali ga ingat ada hal gituan!"

Di lubuk hati [M/n] terdalam tertampak rasa bahagia namun juga sedih ataupun kecewa.

Kecewa karena tidak ingat moment berharga itu.

[M/n] tidak tahan dengan badannya yang terasa lengket itu, hanya bisa menahan rasa perih di bagian belakangnya untuk ke kamar mandi.

Saat selesai mandi, mood [M/n] baru lebih baik sedikit.

Ugh... Ngh, ja-jangan terlalu dalam.

Hm? Padahal anda yang mulai duluan-

[M/n] reflek melek waktu ingatan sekilas itu muncul di otaknya.

Dia reflek memukul tembok yang ada di sampingnya.

"AAARGHHH! JANGAN DIINGAT SEPERTINYA LEBIH BAIK!" [M/n] teriak frustasi sambil menarik rambutnya sendiri.

---------------

"Kakak!" Athy berlari kecil saat melihat [M/n].

"Athy! Udah sembuh?"

Athy mengangguk cepat, "Iya! Dari kemarin-kemarin udah baikan rasanya."

"Sebenarnya... Saat Athy sembuh, Athy langsung cari kakak di kamar." Athy mengucapkan itu dengan malu-malu.

[M/n] tersenyum, rasanya dia bisa muntah darah saat mendengar itu.

"Kamar kakak di kunci-"

"Aku lagi sakit saat itu! Jadi takut ketularan ke yang lain- iya itu!" Hahaha!" [M/n] tentu saja berusaha cari alasan.

[M/n] menatap curiga ke Athy saat ini. 'Kenapa dia seperti tau hal begituan? Bukannya dia masih kecil? Apa didewasakan oleh keadaan?' Dia hanya bisa hela napas berat.

"Athy lagi ngapain sekarang?"

"Lagi main sama si hitam!"

[M/n] reflek mengeluarkan aura tidak mengenakkan. "Belum dibunuh?" Tanya [M/n], sangat tidak cocok topiknya dengan nada bicaranya.

"Si hitam gapapa kok! Ga usah dibunuh juga gapapa." Athy panik dikit.

"Memangnya sebelumnya Athy sakit berat gara-gara siapa? Tentu saja dia, kedepannya bakal jadi lebih parah."

Athy terdiam sebentar. "Gapapa kok! Sebelumnya mungkin hanya kebetulan. Hitam ga bakal bikin ulah lagi."

[M/n] hanya bisa pasrah dengan Athy. "Yaudah deh. Mau gimana lagi, yang penting Athy senang." [M/n] sedikit mengacak rambut Athy.

"Oh, aku baru ingat sesuatu, Lucas ke mana?"

"Kakak penyihir itu sibuk sekali, mana ada waktu di sini. Dia gatau ke mana lagi, itu teman kakak? Dia nyebelin."

"Emang nyebelin sih..." [M/n] kembali pasrah saat mengingat daftar permintaan Lucas menjadi 2.

'Emangnya aku roh yang biasa keluar dari teko?'

"Tadi papa suruh kakak buat pergi ke ruangannya!" Ucap Athy, dia baru ingat perintah dari Claude.

Bagai disambar petir, [M/n] membeku.

Mengingat kata Felix, mereka melakukannya selama 2-3 hari... Sudah pasti kecurigaan muncul di otak Claude.

'Apa dia akan memarahiku karna mengambil pengawalnya selama beberapa hari itu?' muka [M/n] udah pucat mengingat apa yang akan dialaminya ke depannya.

'Apa dia akan memarahiku karna mengambil pengawalnya selama beberapa hari itu?' muka [M/n] udah pucat mengingat apa yang akan dialaminya ke depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix lope lope -[M/n]  { Felix X [Malereader] }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang