7

8.2K 708 11
                                    

Asisten tabib tadi memberikan sebuah kertas lalu beranjak mengikuti tabib tadi, Lio membaca isi dari kertas tersebut.

Ketiganya mendekati Lio yang duduk di sofa, mereka ikut membaca isi kertas tersebut. Ketiganya membulatkan matanya melihat isi kertas itu.

Bagaimana tidak bahan yang harus mereka cari adalah barang langka yang jarang di dapatkan dan apa itu tadi? Taring naga hitam! Yang benar saja apa tabib itu bercanda?!

"Ayah ini.." Ucap Kai melirik sang ayah yang diam memeriksa setiap catatan itu.

Lio bangkit dari duduknya, ia menuju keluar tanpa sepatah kata punpun, ketiganya hanya diam jika sudah seperti ini pasti Lio sudah mempunyai rencana.

Di sisi lain tepatnya di alam bawah sadar Revan, ia sedang menikmati masa masa sendirinya hingga tiba tiba sebuah suara menganggu ketenangannya.

"Hei" Panggil mahkluk itu.

Revan menoleh sekilas lalu kembali fokus menatap langit biru, jika boleh jujur ia tidak suka di ganggu ketika sedang bersantai seperti sekarang ini.

"Hoi! Kau apa kau tidak mendengar ku manusia bodoh! "

Revan bangkit dari tidurnya dan berbalik menatap makhluk yang memanggilnya tadi.

"Kenapa dengan mu, mahluk gosong! Apa kau baru saja mandi arang? " Ucap Revan menatap mahkluk hitam di depannya.

"Kau menganggu waktu bersantai ku" Lanjut Revan, ia menatap mahkluk tersebut dengan jengkel.

"Apa? Kau! " Ia ingin mendekat namun tertahan karena rantai yang mengekangnya.

"Huh?, kasian sekali kau" Ucap Revan yang mana hal itu semakin membuatnya emosi.

'Sabar, kau harus membuat negosiasi dengan manusia sialan ini' batinnya berusaha bersabar dengan kelakuan Revan.

"Kemari lah aku ingin membuat kesepakatan dengan mu" Ucapnya dengan senyum yang mencurigakan.

"Apa? Kau meminta ku ke sana? " Tanya Revan.

"Ya"

"Bukannya kau yang memerlukan ku? " Balas Revan ia sangat males harus bangkit dari tempatnya.

💢

"Aku tidak bisa ke sana kau lihat ini kan? " Ucapnya berusaha untuk sabar.

"Oke, siapa nama mu? " Revan dengan enggan bangkit dan mendekati mahkluk itu.

"Xion itu nama ku"

"Baiklah, jadi apa kesepakatan nya? " Ucap Revan berhenti setelah jaraknya dan Xion satu meter.

"Aku akan membantu mu keluar dari sini lalau kau bisa membantu ku terlepas dari kekangan ini" Ucap Xion.

"Hm? "

'Inikan alam bawah sadar ku kenapa dia ada di sini? Mencurigakan sekali. Lagi pula aku sudah nyaman di sini' batin Revan menatap Xion menyelidik.

"Aku menolak, tidak ada untungnya  dengan ku" Jawab Revan enteng.

"Tunggu kau sekarang terjebak di sini loh di alam bawah sadar mu!.. " Xion tiba tiba terdiam ketika baru saja menyadari apa yang di katakan nya.

'Kena kau! '

"Lalu kenapa? Ini kan alam bawah sadar ku. Lagi pula kenapa kau bisa ada di sini? Kau terlihat sangat mencurigakan dari awal aku melihat mu" Ucap Revan menatap Xion dengan tajam.

Xion bergidik ngeri, ia berkeringat dingin melihat tatapan tajam Revan.

'Tenang Xion dia hanya manusia biasa untuk apa takut dengannya' batin Xion berusaha tenang.

Adik Scot Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang