25

799 98 2
                                    

"paman!" Seru kedua pemuda itu begitu melihat sang kaisar di gerbang utama.

"Hm? Kenapa?" Enfri menatap kedua keponakannya dengan bingung.

"Revan, di mana Revan?" Tanya Zen setelah mengatur nafasnya.

"Kalian sudah mendengar kabar itu ya" Enfri memberikan kode agar pengawalnya pergi.

"Apa Revan sudah ketemu?" Tanya Kai langsung pada intinya.

"Lebih baik kita ke sana" Enfri menunjuk ke arah gazebo taman yang terlihat sepi, kedua remaja itu mengangguk mengerti.

"Jadi, kenapa ayah tak memberitahu kami masalah ini?" Kai menatap ke arah Enfri  yang sedang menyesap teh yang telah di seduh oleh pelayan.

"Kalian sudah selesai kelas? Ayah mu itu tidak ingin kalian berdua khawatir dan menganggu kelas, dia itu pencinta ilmu" ujar Enfri setelah meletakkan tehnya.

"Mungkin mereka akan datang sore nanti, aku harus pergi. Paman mu orang yang yang sibuk" Enfri beranjak dari duduknya meninggalkan kedua orang yang saling pandang.

"Apa perlu kita lanjutkan?" Tanya Zen kepada Kai.

"Ayo kembali, kita serahkan semua kepada ayah. Seperti hari itu" ucap Kai, ia beranjak dari duduknya.

"Haa, baiklah" Zen mengikuti langkah Kai.

Di sisi lain terlihat seorang pria sedang duduk dengan gelas wine di salah satu tangannya, ia menatap ke arah bola kristal yang menampilkan bawahannya sedang bermain di dunia manusia.

Matanya tertuju pada anak laki laki yang bersembunyi di belakang tubuh pria bersurai emas itu, ia menyipitkan matanya untuk melihat lebih dekat. Senyum kecil terukir di wajah datar dari pria tersebut.

"Ternyata kau di sana? Aku jadi penasaran dengan kekuatan anak ini" ujarnya di akhiri dengan tawa kerasnya.

Bawahannya hanya bisa menunduk, mereka tidak berani menatap wajah tuan mereka yang terlihat menyeramkan saat tertawa.

"Tunggu aku di sana, kau pasti akan terkejut" ia kembali tertawa setelah menghabiskan winenya.

Menjelang sore terlihatlah rombongan berkuda dan beberapa prajurit memasuki istana, Zai dan Kai sudah menunggu kedatangan mereka begitu juga sang kaisar.

"Cepat panggilkan tabib" ujar Lio kepada kepala pelayan yang berada di belakang Enfri.

Lio segera membawa Revan ke dalam ia tidak mempedulikan kedua anaknya dan Enfri yang menatapnya dengan wajah bingung dan khawatir, Zen beralih menatap kedua anak berada di sebelah Frin, mereka terlihat seumuran dengan Revan namun kenapa mereka di ikat seperti itu?

"Mereka siapa?" Frin menoleh ke arah Zen dan menatap kedua anak yang berada di selah kirinya.

"Mereka bersama dengan pangeran Revan dan mengatakan bahwa mereka temannya" jawab Frin sembari menatap kedua anak yang terlihat melayangkan tatapan tajam ke arahnya.

"Untuk memastikan bahwa mereka bukan musuh kami akan menahannya, hingga pangeran Revan memberikan penjelasan" lanjut Frin dan di angguki oleh Zen

Zen mengikuti langkah Kai yang sudah lumayan jauh, ia melambai ke arah Frin dan mengejar Kai yang terlihat terburu buru.

'apa Revan akan baik baik saja?'
'jangan sampai kejadian 'itu' terulang lagi' batin Arfin dan Jeff secara bersamaan.

Mereka kembali tersadar ketika tubuh mereka sudah tidak menapak di tanah dan mengikuti pria di depan mereka yang bernama Frin tersebut.

"Oi, kau yakin?"

" Ya, aku lebih suka di sini"

"Bagaimana jika aku yang mengambil alih tubuhmu" Revan segera bangkit dan menatap Xion dengan tajam.

"Tidak perlu, aku akan kembali setelah tidur siang..." Hening sejenak hingga Revan kembali bersuara.

"Jangan coba coba mengambil alih tubuhku, kau akan tau akibatnya" mata yang semula berwarna keemasan sekarang berubah menjadi hitam, Xion yang melihat itu hanya bisa mengangguk pasrah.

"Baiklah, aku tidak akan mengambil alih tubuhmu. Sana tidur, aku juga harus mengisi tenaga ku gara gara kau" Revan yang awalnya memejamkan mata kembali membuka matanya begitu mendengar kata kata tersebut.

"Apa maksud mu? Ah benar! kau harus memberitahuku soal iblis tadi" ujar Revan segera bangkit dari acara tidurannya.

"Baiklah pertama, gara gara kau yang mengamuk aku terpaksa membuatmu pingsan dan itu membutuhkan banyak energi, jika aku tidak di rantai seperti ini mungkin aku tak perlu membuatmu pingsan.
Kedua, aku termasuk ke dalam salah satu iblis tertinggi di dunia bawah jadi, wajar saja dia mengenali auraku" jelas Xion dengan bangga.

"Hm, lalu kenapa kau bisa ada di dalam tubuhku?" Revan menatap Xion yang terlihat kesal.

"Itu karena gerbang yang tiba tiba terbuka di bawahku dan aku di jebak oleh bajingan sialan itu" Xion terus mengumpat hingga Revan bosan mendengarnya.

"Ya ya ya, kalau begitu aku akan tidur. Jangan coba macam macam" setelah mengatakan itu Revan membaringkan tubuhnya dan mulai tertidur.

Xion menghela nafas pendek, dia tidak bisa macam macam kepada Revan karena anak ini tidak bisa di kendalikan secara leluasa olehnya, meskipun Revan lemah tapi semacam ada pembatas yang membuat Xion terjebak di sini tanpa bisa menggunakan semua kekuatannya.

Xion melirik ke ujung tempat Revan yang tertidur, di sana dia kembali melihat duplikat Revan yang tersenyum manis (menyeringai) ke arahnya yang membuatnya langsung tersadar kenapa ia bisa terjebak disini.

"Haha, ternyata dugaan ku salah. Ini menarik sekali" Xion terkekeh  kecil lalu kembali tempatnya karena sebelum ini ia duduk di sebelah Revan yang tertidur.

Di sisi lain tepatnya di kamar Revan, di sana terlihat keluarganya dan juga seorang tabib yang sedang memeriksa kondisi Revan. Suasana di sana sangat menegangkan karena sebelumnya Lio melarang tabib tersebut mengalirkan mana ke tubuh Revan.

"Kenapa kau melarangnya?" Tanya Enfri yang berdiri di sebelah Lio.

"...." Tak ada jawaban yang membuat Enfri menghela nafas kecil.

"Bagaimana?" Lio bertanya kepada tabib yang sudah selesai memeriksa tubuh Revan.

"Tidak ada yang serius, pangeran hanya kelelahan dan membutuhkan istirahat yang cukup" jawab tabib tersebut.

"Tidak ada luka satu pun di tubuhnya?" Enfri menatap tabib tersebut dengan tajam.

"Tidak ada Yang mulia, pangeran baik baik saja. Saya akan kembali memeriksa pangeran ketika beliau sudah sadar" jawab tabib tersebut.

Keduanya mengangguk kecil setelah mendengarkan penjelasan tersebut, tabib tersebut keluar setelah menyelesaikan urusannya. Kai mendekati Lio yang sedang membenarkan selimut yang di gunakan oleh Revan.

»»————><————«« »»————><————«
Yahho~

Gimana kabar kalian?

Typo!
Jangan lupa vote and coment guys!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adik Scot Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang