Pagi nya mereka melaksanakan sarapan dengan tenang, tidak merasa terganggu dengan suara berisik dari orang orang yang berada di sana.
Selesai sarapan mereka melanjutkan perjalanan, kali ini Revan tidak tidur. Ia sibuk melihat pemandangan luar, entah apa yang ada di pikiran anak itu hingga memasang wajah serius.
'aku tidak menyangka kau bisa menebaknya'
"Kau akan melihat yang lebih menarik nanti" senyum tipis terukir di bibirnya.
' aku menantikannya'
Mereka menggunakan teleportasi agar lebih cepat, dan di sinilah mereka sekarang. Di depan istana Kaisar, mereka di sambut oleh Kaisar dengan hangat.
"Oh, kau sudah datang!" Ucap Enfri mendekati Lio yang membantu Revan turun.
"Eh, Siapa ini? Jangan jangan.."
"Ya, dia Revan. Anak bungsuku yang hilang dulu" jawab Lio, Revan diam di belakang Lio.
Ia bisa melihat wajah terkejut kaisar yang tidak bisa di sembunyikan, bahkan ada beberapa pelayan yang meliriknya. Huh? Lancang sekali mereka!
"Pangeran, saya akan mengantar anda ke kamar" ucap Sin dengan seorang pelayan asing di belakangnya, sepertinya dia pelayan Kaisar.
Revan mengangguk, ia mengikuti Sin meninggalkan ayahnya dan Kaisar yang masih terlihat terkejut.
Mereka menuju kediaman yang terletak tak jauh dari istana kaisar, kalau ia tidak salah nama kediaman ini 'Moonligt'. Ya sudah, ia ingin segera beristirahat.
"Ini kamar anda, pangeran" Revan mengangguk, ia bergumam kecil yang di balas senyuman oleh Sin.
"Ini sudah menjadi tugas saya. Jika anda memerlukan sesuatu anda bisa memanggil saya" Revan kembali mengangguk lalu masuk ke kamarnya.
"Huah, aku lelah" ia menatap langit langit kamar.
"Xion, kau mendengar ku?" Revan duduk dari acara berbaringnya.
"Ada apa? Tumben sekali kau memanggil ku" Tanya Xion di dalam pikirannya.
"Tidak bisakah kau keluar? Aku bosan di sini" Revan menuju balkon kamarnya.
"Kau ingin aku keluar? Baiklah sesuai keinginan mu" tak lama ruangan tiba tiba bercahaya, hingga ia harus menutup matanya.
"Nah, apa yang kau inginkan?"
Dia dapat mendengar suara Xion, tapi di mana makhluk itu? Ia menatap sekeliling, tidak ada apa apa.
"Aku di bawah mu,bodoh!" Gerutu Xion.
Revan menatap ke bawah, ia bisa melihat anak rubah dengan bulu berwarna hitam di kakinya. Ia menggendong Xion yang terlihat mungil itu.
"Kau terlihat berbeda dari penampilan mu biasanya" Xion mendengus mendengar pernyataan itu.
"Aku tidak bisa keluar dengan wujud asli ku, kau tau kan aku di rantai" balasnya dengan wajah malas.
"Hum, aku ingin kau melanjutkan yang tadi" Revan duduk di pembatas balkon dengan Xion berada dalam gendongannya.
Xion turun dari gendongan Revan dan duduk di sebelahnya.
"Hm, aku harus mulai dari mana?"
"Terserah pada mu, aku sedang bosan. Ceritakan itu dengan singkat" jawabnya, Xion dapat melihat pandangan mata 'itu' lagi.
"Baiklah, aku akan mulai dari tempat aku tinggal" Xion mulai menceritakan latar belakang nya dengan singkat, sesuai permintaan Revan.
Mereka bercerita hingga tidak sadar, hari sudah mulai berganti.
"Sudah jam segini, kembalilah. Aku tidak ingin membuat masalah" Revan beranjak memasuki kamarnya.
Xion mengikuti dari belakang. Ia mendengus mendengar perkataan Revan, jika boleh ia ingin bersantai menggunakan wujud ini sebentar.
"Padahal aku masih ingin di sini" jawabnya, Xion duduk di bahu kiri Revan.
"Jangan bercanda, aku akan dalam masalah jika kau terlihat di sisi ku. Kau sendiri sudah bilang kan, keberadaan mu bisa saja membuat kekaisaran gempar"
"Kembali sana, kau tak ingin itu terjadi kan? Jika kau berpikir sebaliknya.." Revan melirik Xion dengan tajam lalu tersenyum.
"Kau sudah tau kan?" Lanjutnya dengan senyum di wajahnya.
Bukan nya terkesan manis, Xion malah merinding melihat senyum itu, ia dengan terpaksa kembali ke dalam tubuh Revan.
"Baiklah, jangan tersenyum seperti itu! Kau terlihat aneh" Dengan kesal Xion kembali ke habitatnya.
Revan kembali mendatarkan wajahnya. 'berbicara itu memang menguras energi' ia menghela nafas singkat.
Tok! Tok!
"Pangeran, waktunya makan malam" Sin membuka pintu kamar Revan, ia dapat melihat Revan yang duduk di atas kasur dengan wajah datarnya.
"Sin" panggilnya.
"Ya pangeran, Apa anda membutuhkan sesuatu?" Sin mendekat.
"Tidak, ayo" Revan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar di ikuti oleh Sin.
'sepertinya tadi pangeran ingin mengatakan sesuatu' batin Sin, ia tidak pernah bisa menebak apa yang ada di pikiran pangeran ketiga.
Mereka sampai di ruang makan, di sana sudah terlihat anggota kekaisaran dan keluarganya. Revan menyapa mereka lalu meminta maaf karena sedikit terlambat.
Ia dapat melihat beberapa wajah kesal di meja makan tersebut, namun apa pedulinya? Toh ia juga tidak kenal dengan mereka. Emm, sedikit tidak sopan emang, tapi kan kita tidak kenal.
Revan duduk di sebelah Zen, ia dapat melihat wajah canggung di kedua saudaranya. Biarlah, kan dia sudah minta maaf, apakah ia perlu berlutut atau sujud di depan mereka? Berlebihan sekali.
Kaisar mulai menyentuh makanannya di ikuti oleh yang lain, Revan juga mulai menyentuh makanannya. Sebenarnya ia tidak terlalu lapar tapi, ia masih tau etika dan memakan makanan di depannya dengan anggun.
Tidak ada yang berbicara mereka fokus dengan makanan mereka, hingga datang waktu untuk makanan penutup.
"Lio apa kau bisa datang ke ruangan ku nanti?" Tanya Enfri memecahkan keheningan.
"Tidak, aku masih sibuk dengan tugasku" balas Lio dengan penekanan pada kata terakhirnya.
Enfri hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Lio, sepertinya niatnya di ketahui oleh sang adik.
"Baiklah, kapan kau bisa datang" lanjut Enfri berusaha mempertahankan senyumnya.
"Jika pekerjaan ku sudah selesai, mungkin aku bisa menemui mu" balas Lio.
Revan dapat melihat petir di kedua orang tua itu, sepertinya ini akan seru! Dengan mulut yang masih mengunyah pudingnya Revan menatap keduanya dengan mata tertarik.
"Hm, begitu ya. Baiklah" ujar kaisar menyesap tehnya.
Eh,Sudah berakhir? Yang benar saja! Ia baru mendapatkan tontonan menarik dan akan berakhir? Hah..
'apakah tidak ada yang menarik?' Revan menatap sekeliling hingga matanya melihat sesuatu.
"Ayah..
»»————><————«« »»————><————««
Yahho~
Jangan lupa vote and coment!
Typo!
See you(*´︶'*)♡Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Scot Male Lead
Fantasy[BROTHERSHIP] ❗ Aku sudah bosan dengan kehidupan di dunia ini manusia serakah dan egois yang hanya mementingkan diri sendiri.Begitu juga aku, tak peduli dengan apapun yang terjadi yang ku inginkan hanyalah mati tanpa harus bunuh diri. Namun di saat...