Revan menatap monster yang bernama golem tersebut, ia melirik ke arah Jeff dan Arfin secara bergantian. Keduanya mengambil senjata masing masing, mereka sudah siap siaga di depannya.
"Berapa tingkatnya?" Tanya Revan entah kepada siapa.
"C+, dia lumayan kuat. Tapi, kenapa dia ada di sini?" Jawab Jeff.
"Pikirkan itu nanti, lebih baik kita kalahkan dia dulu" Arfin berlari ke arah Golem tersebut seraya merapalkan matra.
"Aku akan mengambil belatimu, jadi.." Jeff tidak melanjutkan ucapannya karena tidak menemukan Revan yang tadi berdiri di sebelahnya. Ia menoleh ke depan dan melihat siluet Revan yang berlari ke arah Golem itu tanpa senjata apapun.
"Sial!" Jeff segera berlari mendekati monster yang sedang di lawan Arfin.
"Ck" decak Arfin seraya menahan serangan Golem tersebut.
"Arfin!" Seru Jeff yang membuat sang empu nama segera melompat mundur ketika sebuah bola api biru mendekati Golem tersebut.
"Kau mau membuatku mati?!" Seru Arfin dengan kesal, ia menatap Jeff dengan wajah jengkel.
"Ups, maaf" ujar Jeff tanpa rasa bersalah. Terjadilah aksi adu mulut antar keduanya, hingga..
Wushh
Mereka terdiam, yang barusan melayang tadi adalah legan Golem yang membuat keduanya segera menatap ke depan, di sana Revan menggunakan Dark magic nya untuk melawan Golem yang mereka hadapi.
"Sialan ini gara gara mu" Arfin segera berlari menyusul Revan yang sedang bertarung dengan sang Golem.
Beberapa menit sebelumnya ketika kedua sejoli tadi sedang bertengkar, Revan tiba tiba di serang oleh Golem yang sudah hilang kendali setelah terkena serangan Jeff.
"Sial" gumam Revan seraya menghindari serangan Golem tersebut.
Di saat Revan sedang fokus untuk menghindar ia tidak menyadari serangan lain yang di lancarkan kepadanya, serangan tersebut membuat lengan kirinya terluka parah.
Bruk!
Revan terjatuh dengan darah yang mengucur deras dari lengannya.
"Sialan kau!!" Gumamnya dengan mata berwarna hitam pekat, aura disekitarnya berubah.
"Heal" sebuah asap hitam mulai melakukan penyembuhan di lengannya yang terluka.
"black spear" sebuah tombak hitam melayang ke arah monster itu yang membuat lengan kiri Golem tersebut putus.
Syut!
Ia kembali melancarkan serangan dengan membabi buta, sebuah senyum terbit di wajahnya. Ia tidak mempedulikan kepalanya yang pusing dan hidung yang mengeluarkan darah, ia tertawa melihat Golem yang berusaha menghindari serangannya.
"Revan!!" Seru Arfin seraya mencoba menghindari serangan Revan yang meleset ke arahnya.
Revan POV
'ini menyenangkan, haha! Berapa lama ia akan bertahan?!'
Aku tertawa melihat Golem yang mencoba menyerangku, aku kembali melancarkan serangan dan tidak mempedulikan teriakan Arfin.
Ini menyenangkan!
"Oi! kau bisa mati jika menggunakan kekuatan terlalu banyak!" Suara Xion menggema di kepalaku
'mati? Yah, itu lebih baik! Itu kematian yang lumayan bagus!' balasku dan kembali melancarkan serangan yang lebih kuat.
Aku merasakan sesuatu mengalir dari hidungku, tak berapa lama aku terbatuk dan mengeluarkan seteguk darah segar.
"Berhenti bodoh, rantai sialan ini! Oi ku bilang berhenti" aku tak mendengarkan ucapan Xion dan terus melanjutkan aksiku.
Hingga tanpa ku sadari semuanya menggelap secara tiba tiba, apa yang terjadi?!!
Revan POV end
Jeff menangkap tubuh Revan Yang limbung ke tanah setelah ia dan Arfin mengalahkan Golem yang telah membuat kontrol diri Revan menghilang.
"Aku baru kali ini melihat Revan seperti itu" ujar Arfin, ia melirik ke arah Revan yang tak sadarkan diri.
"Ayo bereskan ini dan kita akan keluar dari gua ini" balas Jeff, ia menggendong Revan dan mulai berjalan ke arah danau.
Arfin mengikuti langkah kaki Jeff dan membereskan barang barang mereka, setelah beres mereka berjalan keluar dari gua tanpa berbicara apa pun.
Di sisi lain, tepatnya di hutan bagian timur kekaisaran di sana terlihat Lio bersama Fin dan beberapa prajurit melakukan pencarian.
"Yang mulia, saya merasakan hawa aneh di bagian utara hutan" lapor salah seorang prajurit kepada Lio.
"Bawa aku ke sana" balas Lio.
"Kau tunggu di sini" ucap Lio kepada Frin yang akan protes, Frin hanya bisa mengangguk pasrah.
Lio mengikuti prajurit tersebut hingga akhirnya mereka sampai di tengah hutan, ia dapat merasakan hawa aneh yang di katakan oleh prajuritnya tadi.
"Sepertinya sumbernya dari sini" ucap prajurit tersebut.
Lio turun dari kudanya dan memeriksa semak semak yang mengeluarkan hawa aneh tersebut, keduanya terkejut ketika melihat sebuah gua dengan asap hitam dan putih yang begitu pekat.
Lio masuk di ikuti oleh prajurit yang ikut bersamanya,mereka menelusuri bibir gua tersebut hingga sang prajurit melihat sesuatu.
"Yang mulia, ini.." prajurit tersebut menunjukkan tanah di sebelah kirinya.
Lio berbalik dan menatap ke arah yang di tunjuk oleh prajurit itu, tanah tersebut terdapat sisa pembakaran. Ia menggunakan kekuatannya untuk merasakan mana yang tertinggal di tanah itu.
"Panggil yang lain ke sini" ucap Lio yang di angguki oleh prajurit itu.
Lio mengambil tanah yang sudah terbakar tersebut dan memasukkannya ke dalam botol kecil yang kebetulan ia bawa, ia menyimpan botol tersebut ke dalam ruang dimensi miliknya.Sembari menunggu yang lain datang Lio memeriksa dinding gua dengan teliti.
Tak berselang lama ia keluar dari gua dan memperhatikan sekitaran gua untuk mencari petunjuk lain, satu meter dari barat ia menemukan jejak telapak kuda dan dan beberapa jejak sepatu yang biasanya di gunakan oleh seorang prajurit.
'ketemu kalian' Lio kembali ke titik awalnya untuk menunggu yang lain.
Tak berselang lama ia mendengar langkah kaki dan suara telapak kuda yang mendekat, sekitar 5 menit para pasukan nya datang.
"Yang mulia" seru Frin yang turun dari kudanya di susul oleh Sin.
"Kau, katakan pada kaisar untuk datang ke sini" Lio menunjuk salah seorang prajurit.
"Baik yang mulia" prajurit tersebut berbalik untuk menyampaikan pesan tersebut.
"Kalian berdua ikuti aku" Frin dan Sin mengikuti Lio, keduanya terkejut begitu melihat gumpalan asap yang berada di bibir gua tersebut.
Lio menunjuk tanah yang di temukan oleh prajurit tadi, Sin segera menggunakan kekuatannya untuk melacak jejak mana yang tersisa di dalam gua tersebut.
"Ini mana pangeran ketiga, ada dua mana asing di dekatnya. Mereka masuk ke dalam, saya tidak bisa melacak lebih lanjut sepertinya mereka membawa beberapa benda yang membuat mana mereka tersamarkan" ujar Sin yang di angguki oleh Lio.
"Kalau begitu bagaimana dengan ini" Lio menunjukkan jejak telapak kuda dan sepatu ia temukan, Sin kembali menggunakan kekuatannya.
"Ini, mana yang sama dengan di istana"
»»————><————«« »»————><————««
Yahoo~Maaf lama, akhir akhir ini aku jarang buka wp soalnya tugas ku lumayan banyak jadwalku juga lumayan padat.
Kemungkinan besar aku bakal jarang up, tapi tenang aja! Kalau aku ada waktu senggang aku bakal up kok!
Typo!
Ja nee(*´︶'*)♡Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Scot Male Lead
Fantasy[BROTHERSHIP] ❗ Aku sudah bosan dengan kehidupan di dunia ini manusia serakah dan egois yang hanya mementingkan diri sendiri.Begitu juga aku, tak peduli dengan apapun yang terjadi yang ku inginkan hanyalah mati tanpa harus bunuh diri. Namun di saat...