Lio dan Frin saling pandang, dan menunggu Sin melanjutkan ucapannya.
"Mereka berasal 2 km dari tempat kita sekarang, saat ini mungkin mereka sudah berada di sebelah barat hutan" ujar Sin setelah menggunakan kekuatannya.
"Hm, kau urus mereka" ujar Lio kepada Sin.
Sin mengangguk kecil dan mengikuti langkah Lio dan Frin untuk kembali ke titik awal mereka, sesampainya mereka di sana, sudah ada tentara dan sang kaisar yang turun dari kudanya begitu melihat Lio datang.
"Ada apa? Apa kau menemukannya?" Tanya Enfri dengan tidak sabar.
"Aku menemukan beberapa jejak yang bisa menjadi petunjuk, aku akan membagi prajurit menjadi 2 kubu. Satu kubu akan ikut bersama ku dan satu lagi akan ikut bersama Sin" jelas Lio yang di angguki oleh Enfri.
"Jadi, apa yang ada di balik semak ini?" Enfri akhirnya menanyakan kejanggalan yang sejak tadi ia lihat.
"Ikut aku" Enfri akhirnya mengikuti Lio menuju semak tersebut.
"Ini.." ia tak bisa berkata kata lagi.
"Dugeon baru" ujar Lio.
"Apa pemicu munculnya dugeon ini, kita masih belum tau. Untuk saat ini, aku akan menjelajahinya dengan prajurit ku" lanjut Lio. Enfri memperhatikan setiap sudut dari dugeon yang baru mereka temukan tersebut.
"Baiklah, aku akan memberikan beberapa pasukan untuk ikut denganmu" ucap Enfri setelah puas melihat pintu gerbang dugeon tersebut.
"Apa petunjuk yang kamu maksud ada di sini?" Tanya Enfri, Lio melirik ke arah Enfri kemudian mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Sin merasakan mana Kiel disini" jawab Lio.
"Baiklah, aku akan mengirimkan pasukan tambahan untuk berjaga di luar" ujar Enfri yang di angguki oleh Lio.
"Kalau begitu aku akan kembali, aku akan menangkap tikus yang sudah bersarang di kediaman ku" lanjut nya dengan mata menyala.
"Kamu bisa meminta bantuan Zen dan Kai" Enfri mengangguk singkat sebagai respon, ia melambai dan menaiki kudanya.
Setelah Enfri pergi, Lio mulai membagi pasukannya menjadi dua kubu. Beberapa orang ia tinggalkanlah untuk menjaga di luar dugeon, jika ada sesuatu yang terjadi mereka bisa memberikan sinyal.
"Kalau begitu, mulai bergerak"
•♪•♪•♪•♪•
"Apakah anda yakin membiarkan mereka keluar?"
"Ya, aku tidak ingin membuat tempat ini berantakan oleh anak itu" jawabnya dengan mata fokus pada bola yang berada di depannya.
"Tuan, sepertinya ada orang lain yang masuk " ujar lelaki di sebelahnya.
"Sepertinya aku akan sedikit bermain dengan mereka" ujarnya dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya.
"Awasi mereka"
"Baik tuan" pria tersebut diam tak berkutik, ia masih fokus pada bola kristal di depannya.
"Rambut pirang pudar dan mata emas, sepertinya ini akan menarik" ujarnya dengan senyum lebar.
•♪•♪•♪•♪•
"Bodoh! Kau ingin mati?!!" Seru Xion begitu melihat Revan diam tak beranjak dari duduknya.
"Yaa, aku ingin mati!" Xion terdiam mendengar jawaban Revan, ia menatap mata Revan yang terlihat penuh obsesi.
"K-kau sudah gila? Apa kau tak punya tujuan lain?!" Ujar Xion setelah menetralkan raut wajahnya.
"Tujuan? Aku rasa tujuannya ingin mati, itu saja" jawab Revan dengan tatapan yang kosong.
"Hei, siapa kau? " Xion menyadari sesuatu yang aneh dari perkataan Revan, ia juga menyadari tatapan yang di berikan sangat berbeda dari yang biasanya ia lihat.
"Kau bertanya pada siapa? Aku atau.." Xion mengikuti arah pandang Revan.
"Dia" di sana terlihat sosok yang membelakanginya, ia memiliki postur tubuh yang sama dengan Revan yang berada di depannya saat ini.
"Hai Xion!" Sosok itu berbalik dan berjalan mendekatinya, ia dapat melihat wajah dan warna rambut yang sama dengan Revan yang ada di depannya saat ini. Namun ada satu yang berbeda, bola mata mereka. Revan yang berdiri di depannya saat ini memiliki bola mata berwarna hitam pekat sedangkan sosok yang mendekatinya memiliki mata berwarna kuning redup.
"Xion, siapa dia?" Sosok itu berdiri di sebelahnya sembari menunjuk kepada Revan di depan nya.
'sialan' Xion mundur dengan langkah pelan, membiarkan kedua nya berbicara atau lebih tepatnya Revan yang memiliki warna mata kuning redup saja yang berbicara.
"Kembalilah ke tempatmu"
"Apa maksud mu? Lagian kenapa kau sangat mirip denganku"
"Aku adalah dirimu di dunia lain"
"Dunia lain?"
"Ya, kau tak perlu cemas. Kau hanya perlu mengikuti apa yang aku minta, nah sekarang ayo masuk kembali. Sudah cukup kamu bermain di luar"
"Apa? Aku tidak mengerti maksudmu"
"Kemari lah, ulurkan tanganmu" ia mengikuti apa yang di katakan oleh Revan dan mengulurkan tangan kanannya, Revan menerima uluran tersebut kemudian cahaya putih mulai menyinari tubuh keduanya.
Xion menatap pemandangan tersebut dalam diam, ia masih memproses apa yang baru saja terjadi di depan matanya saat ini. Cahaya tersebut menghilang dan hanya menyisakan Revan yang memiliki bola mata hitam, ia menatap ke arah Xion dengan senyum tipis di wajahnya.
"Sampai jumpa" setelah mengatakan hal tersebut, tubuhnya melebur seperti debu yang di tiup oleh angin.
"Sepertinya ini tidak akan mudah" gumam nya setelah tubuh Revan sepenuhnya menghilang.
Jeff dan Arfin berhenti ketika tubuh Revan yang berada dalam gendongan Jeff mengejang, mereka membaringkan tubuh Revan di tanah dan membiarkannya hingga tubuh Revan berhenti mengejang.
Mereka dapat melihat wajah Revan yang pucat penuh dengan keringat, keduanya memutuskan untuk beristirahat sembari menunggu Revan sadar dari pingsannya.
"Apa Revan baik baik saja?" Tanya Arfin dengan khawatir.
"Aku tidak tau, kita sudah sering melihat Revan seperti ini Tapi, kali ini sepertinya berbeda" jawab Jeff sembari membersihkan wajah Revan yang berkeringat dengan sapu tangannya.
"Ya, aku juga baru kali ini melihat Revan lepas kendali seperti itu. Dia terlihat seperti monster yang baru bangkit dari tidur panjangnya" ujar Arfin , Jeff tak membalas. Ucapan Arfin memang benar, Revan terlihat seperti monster yang lepas kendali.
Selama mereka berada di lab profesor gila itu, mereka memang sering melihat Revan menggunakan sihirnya. Revan bahkan pernah beberapa kali membuat ruang tes nya hancur namun, mereka tidak pernah melihat Revan yang seperti tadi.
"Sepertinya kita melewatkan sesuatu" ujar Jeff yang membuat Arfin menoleh.
"Apa maksud mu?" Tanya Arfin dengan kening yang mengkerut.
»»————><————«« »»————><————««
Yahoo~Gimana kabar kalian? Selamat hari kemerdekaan RI!
Kalau misalnya loma 17-an ada lomba menulis puisi, puisi apa yang mau kalian tulis?Typo!
See you(*´︶'*)♡Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Scot Male Lead
Fantasy[BROTHERSHIP] ❗ Aku sudah bosan dengan kehidupan di dunia ini manusia serakah dan egois yang hanya mementingkan diri sendiri.Begitu juga aku, tak peduli dengan apapun yang terjadi yang ku inginkan hanyalah mati tanpa harus bunuh diri. Namun di saat...