8

6.4K 606 6
                                    

Malam harinya seseorang duduk di tepi ranjang mengelus wajah seorang yang tertidur damai.

"Hei, apa kamu akan tetap seperti ini? " Tanya anak itu dia Kai, kakak pertama Revan.

Kai menatap Revan yang berbaring di atas ranjang dengan sendu ia tidak menyangka jika sang adik akan seperti ini di pertemuan pertama mereka.

Seseorang masuk ke dalam ia menghiraukannya, afokus menatap wajah adiknya yang tertidur dengan damai, entah mimpi apa yang membuat mata itu enggan untuk terbuka.

"Kak" Panggil Zen membuat yang di panggil menoleh.

"Ada apa? " Tanya Kai mengalihkan perhatiannya kepada Revan.

"Ayah sudah kembali" Jawab Zen, ia menunggu reaksi yang akan di berikan oleh kakaknya

Jawaban yang di berikan oleh sang adik membuatnya menoleh, tak percaya dengan ucapan sang adik ia menatap Zen dengan serius.

"Apa yang kau tau? " Kai menatap Zen yang diam dengan wajah datarnya.

"Ayah akan pergi selama seminggu. Jika dia tidak kembali, dia akan mengirim surat" Zen duduk di sofa yang terletak tidak jauh dari ranjang sang adik.

"Kau yakin? "

"Ya, kita lihat saja besok" Zen memetik bunga yang terletak di meja.

Ia melirik Kai sekilas kemudian bangkit dari duduknya menuju pintu kamar.

"Istirahat lah, jadwal mu besok akan padat" Setelah mengatakan itu sang adik keluar.

'Sebenarnya siapa yang kakak di sini? ' batin Kai, menatap pintu yang telah tertutup dengan rumit.

"Ha.., cepatlah sembuh" Setelah mengatakan itu Kai keluar dari kamar.

"Oi, Xion ayo cepat"

'Diam lah bodoh, kau menganggu konsentrasi ku' sembur Xion, ia menatap Revan dengan tajam.

Saat ini mereka sedang bermain catur, entah apa yang terjadi hingga mereka bisa bermain dengan santai seperti ini, sedangkan di luar sana orang orang khawatir dengan keadaan nya.

"Oke aku menang, jadi sesuai kesepakatan kau harus tunduk padaku. Jika kau membantah kau akan tau akibatnya!" Revan menatap Xion dengan senyum yang paling manis.

Dari sudut pandang Xion itu seperti senyum iblis yang menemukan mainan yang bagus.

'Sebenarnya yang iblis di sini aku atau dia? Bisa bisanya aku kalah dari bocah ini' Xion menatap Revan yang diam menatap langit biru dengan mata yang kosong.

'Kenapa aku harus berhadapan dengan ini semua? Jika aku mencoba untuk mati lagi apa aku akan hidup lagi?'

'Dewa sialan jika aku bertemu lagi dengannya akan ku buat dia ******' Revan melirik ke arah Xion yang masih di rantai.

Meskipun begitu ia sudah  bisa menggerakkan tangannya, ini berkat bantuannya juga jika tidak, mungkin Xion hanya akan seperti boneka di sana.

"Oi, apa kau tidak ingin keluar dari sini? " Revan menoleh kalau kembali menatap ke langit.

"Tidak, lagi pula untuk apa aku kembali? Jika itu bisa membawaku ke neraka aku akan langsung menerima tawaran mu itu" Jawaban sarkas yang di berikan oleh Revan membuat Xion terheran heran.

'Dia sepertinya terobsesi dengan kematian, kenapa pula aku terlibat dengan anak yang merepotkan seperti ini?! '

"Terserah mu" Setelahnya tak ada lagi yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pemikiran masing masing.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sudah hampir dua bulan remaja itu terbaring di atas ranjangnya.

"Kak" Panggilan itu membuat sang empu menoleh menatap ke arahnya.

"..." Terlihat lah wajah sang kakak yang lesu dan tak bersemangat.

"Ke-" Tiba tiba pintu di dobrak dengan kuat.

"Pangeran! Raja telah kembali!"

Hal tersebut sontak membuat kedua remaja tadi berlari keluar kamar menuju gerbang utama, di sana mereka dapat melihat sang ayah yang baru saja turun dari kudanya.

"Dia benar benar kembali, itu berarti... " Kai segera mendekati Lio yang baru saja turun.

Zen mengikuti di belakang, ia melihat sang ayah yang turun dari kuda dengan baju yang terbilang cukup lusu, wajar saja ayahnya pergi keluar untuk mencari naga hitam.

"Ayah" Panggil Kai.

Lio menoleh sekilas lalu lanjut berbincang dengan Rin si kepala pelayan yang menyebalkan.

'Tidak biasanya ayah seperti ini' batin Zen.

"Ayo" Lio membawa kedua anaknya untuk masuk ke dalam setelah berbincang dengan Rin.

"Ayah, apa kau berhasil menemukannya? " Tanya Kai di angguki oleh Zen.

"Ya, adik kalian akan sembuh" Jawab Lio mengusap kepala Kai dan Zen.

"Sungguh? " Zen akhirnya bersuara.

"Ya, kita tunggu obatnya selesai"

'Ayah, terlihat berbeda dari biasanya' Kai melirik ke arah Zen, Zen mengangguk singkat.

Mereka diam tidak ada yang berbicara hingga mereka sampai di tujuan, yaitu kamar Revan.

Di dalam terlihat Revan yang tidur dengan tenang, wajahnya menirus bahkan tangannya sangat kecil.

Meski pun terlihat seperti mayat, tapi tubuhnya masih bernafas dengan helaan nafas yang sangat lemah. Mereka mencoba mempertahan kan itu dengan memberikan Revan asupan obat.

Selama itu pula mereka tidak pernah absen mengunjungi kamar Revan, selesai dengan latihan nya Zen dan Kai akan menuju kamar Revan untuk sekedar melepas rasa lelah mereka.

"Apa ada perkembangan? " Tanya Lio pada Alfan tabib yang menangani Revan.

"Tidak ada, saya secara rutin memberikan obat untuk menjaga kestabilan tubuh pangeran" Jawab Alfan, ia memberikan beberapa berkas yang berisi laporan pemeriksaan tubuh Revan.

Lio membaca kertas tersebut dengan seksama, ia sesekali akan melirik ke arah Revan dan asisten Tabit.

"Baiklah, kau boleh pergi" ia mengangguk singkat lalu ke luar dari sana.

Lio menatap anak nya yang terlihat tidur dengan nyenyak, ia tersenyum miris melihat tubuh anaknya yang semakin kurus dari terakhir kali ia lihat.

Ia mengelus rambut Revan dengan lembut, Kai dan Zen hanya melihat apa yang di lakukan oleh ayah mereka.

Tok!tok!

"Masuk" seseorang masuk setelah mendengar perintah dari dalam.

"Yang Mulia" panggilnya, Lio menoleh di sana ia melihat Frin menatap ke arahnya.

Ia bisa melihat kantung mata di wajah itu, Lio berdecak kesal ia lupa masih banyak pekerjaan yang harus di urusnya.

Lio mengecup singkat dahi Revan lalu keluar dari kamar itu bersama Frin, ia akan lembut untuk kedepannya, tidak akan ada istirahat untuknya selama beberapa Minggu ke depan.

»»————><————«« »»————><————««

Yahho~

Maaf ya lama, saya baru beli Kouta internet hehe ʘ⁠‿⁠ʘ

Typo!

See you (*´︶'*)♡Thanks!




Adik Scot Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang