𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 9 - 𝑻𝒓𝒂𝒖𝒎𝒂

6.3K 361 39
                                    

"Princess kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Dita saat Cessa sedang merias wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Princess kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Dita saat Cessa sedang merias wajahnya.

"Aku ga pernah pacaran Dita. Dilarang kakak, aku juga jarang berteman dengan lawan jenis. Karena kata kakak kebanyakan laki-laki itu brengsek" Jawab Cessa.

"Rambutmu indah, kamu terlihat sangat menawan dengan rambut panjangmu ini. Beruntung sekali laki-laki yang jadi suamimu nanti. Dia pasti betah di rumah karena memiliki istri seorang putri" Dita memuji.

"Kamu juga cantik Dita. Wajahmu mirip dengan ibu, sama-sama manis saat tersenyum"

"Terimakasih Princess, kamu bisa aja memujiku seperti itu. Bagaimana dengan bang Raga? Apa menurutmu laki-laki kulkas itu menarik? Aku sebagai adiknya saja bosan dengannya. Manusia jarang senyum dan jarang ngomong. Dari kecil yang aku tau hanya belajar dan bantu ibu bekerja. Dia juga tidak pernah pacaran sama sepertimu. Tapi biar bagaimanapun dia selalu kerja keras untuk aku dan ibu" Dita tiba-tiba minta pendapat Cessa mengenai Raga.

"Emmm sejauh ini kak Raga baik. Dia sopan, dia juga care. Sepertinya dia penyayang" Cessa coba mendeskripsikan Raga.

"Apa bang Raga termasuk kriteriamu Princess? Karena sepertinya dia menyukaimu" Dita Kembali membuat Cessa terkejud.

"Dita kamu bisa saja bercandanya. Lebih baik kamu ganti baju dan ayo kita sarapan. Pasti yang lain sudah menunggu" Cessa coba mengalihkan apa yang Dita katakan.

Dita memakai baju mahal milik Cessa yang diberikan kepadanya.

****

Hari ini jadwal Cessa tidak begitu padat. Dia hanya ada kuliah siang. Itu sebabnya dia menyuruh Raga untuk mengantar Ibu dan Dita pulang terlebih dahulu karena nanti siang Ibu harus ke rumah sakit untuk cuci darah.

"Terimakasih nak Princess, sudah menjamu Ibu dan Dita" ucap Ibu Rina.

"Iya Princess. Terimakasih ya kamu juga kasih aku baju dan tas. Pasti ini sangat mahal" ucap Dita berbisik sembari memeluk Cessa.

"Iya Ibu.. Dita.. kapan-kapan main lagi kesini yah. Nanti kenalan juga sama Daddy, Mommy, dan Kakak Cessa. Oh ya kak Raga, hati-hati bawa Ibu dan Dita jangan ngebut"

Akhirnya mereka pulang diantar oleh Raga. Namun tidak berselang lama, mbak Ana memanggilnya karena ada yang menunggu Cessa.

Tok.. tok.. tok..

Ceklek..

"Nona maaf mengganggu, dibawah ada yang mencari nona. Laki-laki tampan. Dia mengaku kekasih nona" ucap mbak Ana.

"Siapa mbak? Saya tidak punya kekasih. Mungkin dia salah orang" jawab Cessa.

"Tapi dia menyebut nama Nona secara lengkap" Mbak Ana.

"Ya sudah tunggu sebentar. Saya akan turun"

Benar kata mbak Ana. Laki-laki itu memang tampan. Tapi Cessa tidak menyukainya.

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang