𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 15 - 𝑪𝒆𝒎𝒃𝒖𝒓𝒖

5K 311 12
                                    

Sudah cukup lama Cessa di rumah Raga, akhirnya Raga mengajak Cessa pergi dari sana dan melanjutkan tujuan awalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah cukup lama Cessa di rumah Raga, akhirnya Raga mengajak Cessa pergi dari sana dan melanjutkan tujuan awalnya.

Sesampainya di mall terlebih dahulu mereka ke bioskop mencari film apa yang akan mereka tonton. Setelah membeli ticketnya, mereka memutuskan untuk bermain di timezone karena film nya akan dimulai 1 jam lagi.

Keduanya asik bermain dan sesekali saling melempar tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya asik bermain dan sesekali saling melempar tawa. Cessa sejenak terpaku melihat Raga tertawa lepas. Karna Raga adalah seseorang yang paling sulit untuk seperti itu. Raga lebih sering terlihat kaku dan cuek bahkan jika tidak sedang bersama Cessa, dia tidak akan pernah walau hanya sekedar senyuman.

"Kamu kenapa lihat aku seperti itu?" Tanya Raga.

"Aku bahagia, lihat kak Raga tertawa. Ini pertama kalinya kakak tertawa lepas seperti itu" ungkap Cessa.
"Jangankan tertawa. Sekedar senyum saja susah. Bener kata Dita" imbuh Cessa.

"Memang Dita ngomong apa? Kalian diam-diam ngomongin aku ya?" Tanya Raga sembari menyipitkan matanya.

"Kata Dita kakak seperti kulkas hehe" ucap Cessa diikuti dengan tawa.
"Kak.. mulai sekarang jangan memendam apapun sendiri ya, kak Raga punya Cessa. Kalau biasanya kak Raga menjaga perasaan ibu agar tidak terlalu banyak pikiran. Sekarang kakak bisa luapkan ke Cessa. Cerita apapun ke Cessa" lanjut Cessa.

Raga menatap Cessa lekat dan meletakkan bola basket yang sedang ia pegang. Tangannya terulur meraih punggung kepala Cessa dan mengelusnya sembari mengatakan..
"Padahal diluar sana banyak yang iri melihat kehidupan kamu dan mengira sikapmu pasti akan seperti Princess, tentunya manja dan seperti anak kecil yang harus dituruti dalam banyak hal. Tapi justru sebaliknya. Aku begitu bangga punya kekasih sepertimu. Walaupun kamu lebih muda dariku, bahkan cukup jauh jarak kita. Tapi kamu bisa menempatkan bagaimana kamu harus bersikap. Kamu bisa dewasa dalam beberapa kondisi yang mengharuskan kamu bersikap dewasa. Kamu penyayang, bijaksana, sopan, namun kamu juga bisa menempatkan kapan kamu bersikap manja. Semua yang ada pada diri kamu, aku menyukainya. Tapi yang jadi favoritku adalah saat kamu merengek manja padaku. Apa yang kamu katakan tadi aku kurang menyukainya karena kamu terdengar lebih bijak dan lebih dewasa dariku hahaha" Raga mengungkapkan rasa kagumnya pada Cessa namun diakhiri dengan candaan.

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang