𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 19 - 𝑲𝒂𝒌 𝑹𝒂𝒈𝒂 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉?

4.3K 363 27
                                    

Sejak Bryan mempertanyakan keseriusan Raga pada Cessa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak Bryan mempertanyakan keseriusan Raga pada Cessa. Raga pun mencari penghasilan tambahan. Dia bekerja part time di sebuah restoran 24 jam, dia bekerja malam hari sepulang dari rumah Cessa. Dia selalu pulang larut malam. Bukannya tidak mau cari pekerjaan yang lebih layak dari sekedar menjadi seorang bodyguard, namun gaji menjadi seorang bodyguard Cessa lebih tinggi dibanding kerja sebagai karyawan swasta. Selain itu menjadi bodyguard Cessa lebih menyenangkan karna selain mendapat uang yang bisa ia tabung, dia juga bisa selalu bersama kekasihnya.
Cessa sendiri tidak tahu jika Raga kerja pula di malam hari. Karna jika Cessa tahu pasti dia akan merasa bersalah atas ucapan kakaknya.

Mengenai tawaran project MV Rony Parulian, Cessa masih belum berani memutuskan. Ia enggan melihat kekasihnya cemburu.

"Kak Raga... kak Raga kok makin kurus sih? Kalau Cessa lagi kerja kakak tetep makan kan? Jangan sampai kakak tidak makan hanya karna nungguin Cessa ya" Cessa menyadari bahwa Raga terlihat semakin kurus.

"Ah masa sih? Bukannya malah bagus kalau aku kurusan? Biar tambah ganteng kaya Rony Parulian beneran hehe" Raga berusaha bergurau.

"Ihhh Cessa nggak suka, jangan bercanda kak.. Cessa nggak mau kak Raga sakit. Liat aja tuh. Masa kurusan kak Raga dari pada Cessa sih?" Gerutu Cessa. Melihat Cessa cemberut justru membuat Raga semakin gemas.

Raga memeluk Cessa sembari berbisik
"I love you tuan putri" entah kenapa Raga meneteskan air mata dibalik pelukan itu. Raga merasa beruntung punya Cessa, walaupun dia jauh lebih muda. Tapi Cessa selalu membuatnya jatuh cinta setiap harinya. Bahkan dia rela bekerja siang malam untuk mendapatkan Cessa seutuhnya.

Cessa yang menyadari hal aneh itu, segera merenggangkan pelukan Raga. Tidak biasanya Raga mengucapkan kalimat itu.
"Kak Raga kenapa? Cessa ada salah ya?"

Raga hanya menggeleng lalu tersenyum.
---------
Akhirnya Raga berpamitan karna waktu kerjanya sudah habis. Tentunya Raga lanjut bekerja di tempat lain. Namun Cessa masih merasa ada yang aneh dari Raga. Dia merasa tidak tenang, takut jika kekasihnya punya masalah yang dia pendam sendiri. Setelah satu jam kepergian Raga dari rumah Cessa. Akhirnya Cessa coba menghubunginya, namun tidak ada respon dari Raga. Cessa semakin khawatir karna Raga tidak meresponnya. Cessa pun coba menghubungi Dita. Setelah menghubungi Dita, Cessa mengetahui satu fakta bahwa sudah sebulan Raga bekerja malam hari sepulang dari rumahnya. Cessa merasa bersalah, apa mungkin Cessa hanya membuat Raga susah? Pertanyaan itu selalu terngiang di otaknya.

Di tempat lain, Raga sibuk membersihkan bekas pelanggan restoran. Dia sangat lelah dan mengantuk, tapi dia harus tetap menyelesaikan pekerjaannya.

Hari pun semakin larut, sudah pukul 00.00 rupanya. Raga bersiap untuk pulang, rasanya dia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur.

Sesampainya di rumah, Raga bersih-bersih lalu mengganti pakaiannya. Dia merebahkan tubuhnya setelah semua kegiatannya selesai. Raga menyalakan ponselnya, ternyata Cessa beberapa kali menghubunginya. Dan meninggalkan pesan untuknya.

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang