𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 32 - 𝑷𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏

6K 272 17
                                    

Enam Bulan Kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enam Bulan Kemudian

Enam bulan berlalu begitu cepat. Ini adalah hari dimana Bryan akan memulai kehidupan yang sebenarnya, yaitu berumah tangga. Rasa bahagia dan haru tentu bercampur menjadi satu. Seperti Cessa yang sedari tadi tak mau melepas pelukan kekasihnya.

"Sayang.. nanti make up nya luntur gimana? Kan udah cantik ini.. kita keluar yuk.. masa kak Bryan nikah malah adik kesayangannya nggak mau temenin sih?" Bujuk Raga.

"Cessa sedih kak.. habis ini Cessa nggak bisa bobo sama kakak, nggak bisa lagi bobo sambil dipeluk kakak. Terus nanti setiap pagi yang dicium kak Bryan bukan Cessa lagi, tapi istrinya. Hiks hiks" ucapnya masih dengan sedikit terisak.

"Sayang.. kak Bryan juga butuh pendamping. Dia juga butuh seseorang yang bisa menemaninya setiap hari. Kak Bryan juga harus punya keturunan. Tahun depan setelah kamu wisuda kan kita nikah. Emangnya nggak mau bobonya sama aku? Emang nggak mau juga bobonya yang peluk aku? Hmm? Serius mau sama kak Bryan aja? Nggak mau sama aku?" Raga sedikit menggoda kekasihnya itu.

"Hehe mau dong. Berarti kalau sudah nikah boleh bobo sama kak Raga setiap hari kan? Boleh bobo sambil pelukan juga kan?" Tanya Cessa dengan segala kepolosannya.

"Hahaha boleh dong.. makanya jangan sedih-sedih. Nanti kak Bryan ikut sedih. Udah ya.. kita keluar, kamu harus mendampingi kak Bryan" Raga kembali membujuknya.

"Ya udah deh.. tapi ci_" belum sempat Cessa menyelesaikan kalimatnya, Raga sudah lebih dulu mengecup dan sedikit melumat bibir Cessa yang begitu ranum. Raga sudah tidak tahan karna sedari tadi Cessa terus memainkan bibirnya.

Bibir itu sesekali ia manyunkan, sesekali ia gigit, dan ia basahi dengan salivanya. Jujur saja Raga tidak tahan melihat itu. Setelah beberapa saat ciuman singkat itu terjadi. Justru keduanya salting karna biasanya mereka hanya saling mengecup dan itu pertama kalinya mereka berciuman, walau singkat cukup membuat bulu kuduk Cessa meremang sesaat.

Raga pun memecah kecanggungan diantara mereka dengan menuntun tangan Cessa menuju venue pernikahan Bryan dan Nada.

"Ihhh kak Raga mau cium kok ngagetin" umpatnya dalam hati.

"Bibir Cessa manis hehe" batin Raga.

Keduanya bergulat dengan pikirannya masing-masing. Namun pegangan tangannya masih saling bertaut dengan pipi Cessa yang semakin bersemu merah.

Rangkaian demi rangkaian berjalan dengan lancar, mulai dari akad nikah yang berlangsung sangat hikmat dan lanjut beberapa prosesi serta resepsi. Semua berjalan penuh sukacita.

"Kak Bryan, kak Nada, selamat ya.. semoga bahagia selalu. Tapi Cessa masih boleh peluk sama cium kakak kan?" Tanya Cessa sembari memeluk Bryan.

"Tanya sama istri kakak. Kan sekarang kakak udah ada istri" ucap Bryan menggoda.

"Kak.. kak Nada.. boleh kan? Kan Cessa sayang sama kak Bryan. Kak Bryan kakak Cessa satu-satunya" raut wajah dan suara Cessa berubah seketika.

"Boleh dong sayang.. kan itu kebiasaan kalian, masa kak Nada mau larang sih? Tapi kalau kamu sudah menikah apa suami kamu mengizinkan? Hmm?" Nada.

"Tenang aja kak, nanti Cessa nego sampai deal. Aman pokoknya" ucapnya sembari mengacungkan jempol.

"Ohhh gitu?" Raga pura-pura kesal dengannya.

"Sudahlah ga.. memang calon istrimu itu sangat antik. Daddy titip jagain dia ya.. sabar-sabarin tahun depan giliran kalian yang menikah. Jadi kamu harus banyak bersabar dengan tingkah kekanakannya itu" ucap tuan David yang justru ditertawakan semua orang yang ada disana.

"Siap dad, Raga justru suka kalau Cessa seperti anak kecil" Raga.

"Ihhh daddy kok gitu sih? Lagian Cessa nggak pernah nyusahin kak Raga kok" protes Cessa.

"Iyaa iyaa.. daddy percaya" mereka pun tertawa puas melihat tingkah Cessa.

Cessa berharap kebahagiaan itu akan terus ia rasakan dan tak akan pernah hilang Dari hidupnya. Mempunyai keluarga yang lengkap, punya kekasih yang begitu sabar menghadapi tingkah kekanakannya, calon adik ipar yang masih mengidolakannya, calon ibu mertua yang sangat baik padanya, dan fans yang selalu mendukung karirnya.

 Mempunyai keluarga yang lengkap, punya kekasih yang begitu sabar menghadapi tingkah kekanakannya, calon adik ipar yang masih mengidolakannya, calon ibu mertua yang sangat baik padanya, dan fans yang selalu mendukung karirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin cukup sampai disini aku menceritakan kisah Cessa.

Jika kalian ingin tahu dimana keberadaan ayah Raga dan bagaimana pernikahan Cessa.

Kalian bisa temukan jawabannya hanya di Novel Eleanor yang sudah terbit!

Terimakasih untuk kalian semua, yang selalu setia membaca setiap goresan kata yang aku rangkai menjadi sebuah kalimat dan paragraf hingga menghasilkan satu karya.

Dari cerita ini ada beberapa pesan di dalamnya.

- Cinta itu perjuangan
- Cinta itu kesetaraan yang harus diperjuangkan
- dan hati nurani adalah keadilan tertinggi.

Ada kalanya setiap yang sabar akan memetik sebuah permata. Setiap yang jahat akan terjerat ranjau yang mereka tabur. Dan setiap cinta akan menemukan kebahagiaan.

~ ELEANOR ~

𝑺𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒗𝒐𝒕𝒆 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓.

𝑵 𝒐 𝒕 𝒆 !
𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒇𝒊𝒌𝒔𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂. 𝑲𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒔𝒆𝒏𝒈𝒂𝒋𝒂𝒂𝒏. 𝑯𝒂𝒍 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒖𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂

𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒖𝒓𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒇𝒂𝒓𝒂 𝑹𝒂𝒎𝒂𝒅𝒉𝒂𝒏𝒊 (𝑮𝒐𝒓𝒆𝒔𝒂𝒏 𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂) 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒍𝒂𝒈𝒊𝒂𝒕.

⚠️𝑫𝒊𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈⚠️
𝑫𝒊𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒊𝒑𝒍𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒂𝒑𝒂𝒑𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒊𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒊 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑼𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈-𝑼𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒂𝒌 𝑪𝒊𝒑𝒕𝒂©️

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang