𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 16 - 𝑲𝒂𝒅𝒐 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑫𝒊𝒕𝒂

5.4K 314 20
                                    

Setelah kemarin seharian penuh Cessa photoshoot dan membuat beberapa konten bersama Rico untuk kerjasamanya dengan Universitas Alexandria menjadi BA nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kemarin seharian penuh Cessa photoshoot dan membuat beberapa konten bersama Rico untuk kerjasamanya dengan Universitas Alexandria menjadi BA nya. Hari ini jadwal Cessa hanya ka kampus sampai siang.
Seperti biasa, Raga sudah menunggunya di depan. Saat Cessa sudah siap, mereka pun berangkat menuju kampus. Sepanjang perjalanan Raga tidak sedikitpun berbicara. Cessa dengan polosnya memandangi Raga dengan sengaja.

"Kak Raga nggak kangen sama Cessa? Kan kemarin nggak ketemu, walaupun kak Raga nungguin Cessa. Tapi Cessa tidak sempat ketemu kakak. Cessa kangen sama kak Raga" Cessa menyenderkan kepalanya di bahu Raga.

Raga tidak menjawab pertanyaan Cessa, dia lebih memilih untuk fokus nyetir.
"Kak Raga marah ya sama Cessa?" Ucapnya menunduk.
"Maafin Cessa, kalau Cessa salah kak. Tapi boleh tidak jangan mendiamkan Cessa, Cessa nggak suka lihat kak Raga cuekin Cessa" lanjutnya.

Raga masih belum bergeming sedikitpun. Dia bahkan tidak menoleh pada Cessa. Walaupun dalam hatinya dia tidak tega mendengar Cessa mengatakannya.
"Kak Raga.." panggilnya kembali.

Akhirnya Raga meminggirkan mobilnya dan berhenti, lalu dia menatap Cessa lekat.
"Kamu tau nggak, kalau kamu sudah membuatku cemburu? Hmm?" Tanya Raga dengan tatapan lekat.

"Kenapa kak Raga cemburu? Cessa tidak selingkuh kok. Memangnya kak Raga cemburu dengan siapa?" Ucapnya polos.

Raga menghembuskan nafasnya kasar. Dia heran kenapa ada gadis sepolos Cessa.
"Kenapa kemarin kamu sama sekali tidak menghubungiku? Walaupun hanya sekedar memberitahu kalau mau dinner berdua sama Rico di VIP ROOM? dan kenapa harus Rico yang nyamperin aku untuk bilang mau ajak kamu JALAN-JALAN dan mengantar kamu pulang?" Tanya Raga dengan sedikit penekanan pada beberapa kata.

"Kak.. boleh tidak Cessa menjelaskan?"

"Hmm"

"Kemarin Cessa memang tidak menghubungi kakak karna Cessa tidak pegang HP. HP Cessa dipegang kak Mela. Pas mau makan malam Cessa sudah sempat minta HP untuk mengabari kakak. Tapi kak Mela bilang, biar kak Mela saja yang memberitahu kakak. Awalnya aku juga sudah menolak ikut di mobil kak Rico. Tapi kata kak Mela kalau nunggu kakak ambil mobil nanti kelamaan malah nggak enak sama kak Rico. Pas sampai di restorannya juga Cessa nggak tau kalau yang masuk ke VIP Room cuma aku sama kak Rico. Pikirku makan nggak sampai lama. Aku udah gelisah banget mau ambil HP di kak Mela, tapi kak Rico terus mengajakku ngobrol. Cessa paling nggak enak kalau diajak ngobrol tapi Cessa memotongnya. Cessa malah tidak tau kalau kak Rico meminta kak Raga pulang. Soalnya Cessa sempat ke toilet, kak Rico juga tidak mengatakan apapun dan malah saat Cessa keluar sudah tidak ada siapapun. Pikirku kak Raga yang ninggalin aku karna terlalu lama. Mau menghubungi kak Raga juga HP ku kebawa sama kak Mela. Nih HP nya mati karna baru dibalikin tadi sebelum kak Raga sampai rumah, belum sempat Cessa Charging malahan. Semalam Cessa langsung pulang kok. Nggak jalan-jalan seperti yang kak Raga kira" jelas Cessa panjang lebar sembari menatap Raga lekat.

"Sayang.. maaf, aku berlebihan ya?" Ucap Raga.

"No, kak Raga. Justru Cessa yang harusnya minta maaf sudah buat kak Raga cemburu. Tapi Cessa nggak ngapa-ngapain kok. Cessa hanya ngobrol biasa" Cessa menangkup wajah Raga dan mengelus kedua pipi Raga.

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang