𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 26 - 𝑩𝒖𝒌𝒕𝒊

2.9K 256 14
                                    

Bryan yang baru saja sampai di rumah kaget kala menerima pesan dari anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bryan yang baru saja sampai di rumah kaget kala menerima pesan dari anak buahnya. Bryan langsung ke kamar Cessa sebelum masuk ke kamarnya. Terlihat jelas foto-foto yang dikirimkan itu ada Toni, Jeff, dan Mela disana. Selain foto, mereka juga mendengarkan rekaman suara itu berdua. Tentu saja mereka tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Mela. Mela ternyata berkhianat, selama ini apa yang Mela lakukan adalah sebuah kepalsuan.

"KURANG AJAR!! BERANI SEKALI DIA BERKHIANAT, MULAI BESOK JANGAN AMBIL KERJAAN SAMPAI SITUASI AMAN DAN TERBONGKAR SEMUA!" Bryan marah besar, dia mengatakan itu penuh penekanan dan suara yang keras.
Cessa tidak mau jika ada yang mendengar apa yang Bryan katakan.

Cessa seketika memeluk Bryan dan coba menenangkannya.
"Sstttt, kak.. kakak yang sabar.. jangan kenceng-kenceng kak.. nanti daddy denger" Cessa mengatakannya dengan lembut.

"Kakak nggak terima, bagaimana mungkin Mela yang kakak percaya buat handle kerjaan kamu, juga jaga kamu malah dia berkhianat" Bryan membuang nafasnya kasar.

"Adek tahu kakak kecewa. Adek juga kecewa kak, ingin marah rasanya. Tapi kita lagi di rumah kak.. nanti bisa kacau rencana yang kakak susun karena ketahuan daddy. Lebih baik kita pikirkan lagi langkah apa yang perlu kita ambil" Cessa terus menenangkan kakaknya.

Benar apa yang Cessa katakan. Bukannya selesai masalahnya, tapi rencana mereka yang akan selesai kalau tuan David mengetahui rencana mereka.

Pesan berupa foto dan rekaman suara itu akhirnya diteruskan oleh Bryan kepada Raga. Bryan meminta Raga untuk seminggu kedepan agar dia tidak datang dulu ke rumah walau hanya sekedar menemui Cessa. Bukan di pecat, tapi untuk sementara Bryan juga meminta Cessa tidak ambil kerjaan. Otomatis Cessa tidak akan kemana-mana, jadi buat apa Raga datang?

Bryan akan coba menyelesaikannya secepat mungkin agar tidak ada kehancuran dalam keluarganya. Dia juga tidak ingin jika adiknya itu tersiksa oleh orang-orang jahat di luar sana.

"Dek.. kakak boleh minta tolong sama kamu?"

"Apa kakakku sayang? Kakak udah minta tolong sama Cessa buat jangan ketemu kak Raga dulu seminggu, walaupun sebenernya Cessa nggak bisa lama-lama jauhan sama kak Raga. Tapi nggak pa-pa, kan ini demi kebaikan kita semua. Masih bisa komunikasi kok. Sekarang mau apa lagi kak? Jangan susah-susah yaa.." oceh Cessa.

"Cuma seminggu.. nanti setelah masalah selesai kan bisa ketemu lagi. Kakak cuma mau minta tolong, kamu kan suka manja ke daddy. Gimana caranya kamu bisa sadap HP daddy. Kalau bisa pasang juga penyadap suara di ruangan daddy. Nanti ruangan daddy di kantor biar kakak yang urus" pinta Bryan.

"Siap boss.." Cessa memberi hormat pada Bryan yang dihadiahi kecupan pada pipi Chubby Cessa.

"Ihhhhh kakak, cium-cium. Ini pacar orang nggak boleh cium sembarangan. Nanti ayang cemburu!" Cessa kesal.

"Apaansih, kok adek jadi lebay banget. Lagian yang cium kan kakak bukan oranglain. Isss adek udah nggak mau nih dicium kakak? Jadi maunya dicium Raga? Oke kakak lenyapkan Raga aja. Biar nggak ambil nona kecil kakak" Bryan coba menggoda Cessa.

𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶𝑹 [𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang