02. Perundungan

39 8 3
                                    

Halo everyone!


SEBELUM MEMBACA, BUDAYAKAN VOTE YA!

Terimakasih and happy reading 🌻

•••

Selesai berurusan dengan Salsa, Selia melangkahkan kakinya kembali menuju kelas dengan tatapan yang tidak biasa ia tunjukkan pada orang-orang. Jihan yang mengerti bagaimana perasaan sahabatnya sekarang pun mendudukkan diri di samping Selia yang memang satu bangku dengannya tanpa berkata-kata.

Jihan tahu, jika Selia sedang di mode badmood seperti ini, perempuan itu tidak akan sudi menjawab atau bahkan sekadar merespon seseorang yang mengajaknya berbicara. Tapi itu hanya sebentar. Setelah kondisi emosinya membaik, Selia akan kembali membuat pusing kepala seperti sediakala.

"Gak usah dimasukin hati, Cil," kata Jihan. Perempuan itu memasangkan salah satu alat pendengarnya ke telinga Selia, satu lagi ke telinganya sendiri. "Mending dengerin musik bareng gue."

"Those Eyes , dong, Ji. Gue lagi galau," kata Selia, request.

"Sesuai permintaan Tuan Putri."

Setelahnya, aplikasi pemutar musik Jihan yang sebelumnya jatuh pada lagu Cheating On You, berganti menjadi lagu sesuai request-an Selia. Mereka berdua pun menikmati lagu yang mendominasi pendengaran mereka itu dengan penuh penghayatan.

Lagu itu, selalu berhasil mengingatkan Selia kepada salah satu peristiwa menyenangkan yang pernah ia alami. Sebuah peristiwa yang mempertemukannya dengan seorang anak laki-laki dua tahun lebih tua darinya, bernama Marsel.

Selia memejamkan mata. Ingatannya sengaja ia biarkan berporos pada kejadian malam itu. Sungguh menyenangkan jika masa-masa itu bisa diulang kembali. Tapi, apa itu mungkin?

"Kayaknya lo suka banget sama lagu ini, kenapa?" Jihan bertanya kepada Selia yang masih asik memejamkan mata.

"Suka. Soalnya lagu ini mengingatkan gue ke seseorang yang sampai saat ini belum gue ketahui keberadaannya."

"Apa, sih, Ji!" Protes Selia saat Jihan tiba-tiba memencet tombol pause pada lagu yang tengah ia nikmati.

"Seseorang yang mana? Cowok lo udah kekumpul lima puluh. Mau gue bantu bikin museum?"

Pernyataan Jihan sukses membuat Selia meledakkan tawa. Selia baru sadar kalau dari SD hingga kelas 12, perempuan itu telah memecahkan rekor koleksi mantan yang jumlahnya sudah mencapai angka lima puluh. Entahlah. Selia juga tidak mengerti mengapa dia bisa se-play girl itu dulu? Ya, namanya juga cinta monyet. Dulu Selia mempunyai prinsip bahwa selagi belum menikah, ia bebas menyukai siapa saja tanpa memperdulikan jumlah.

Memang terdengar aneh. Tapi, itulah keunikan seorang Selia. Cukup dengan satu laki-laki? Itu akan dia terapkan hanya kepada jodohnya nanti.

"Ada lagi, tau. Tapi kali ini gue serius."

Jihan seketika ingin memuntahkan semua isi perutnya mendengar buaya betina satu itu mengatakan hal yang sepertinya mustahil untuk Selia lakukan.

"Gue serius, Jihan, bangsat!" Maki Selia tak tertahan. Mengapa di saat dia serius seperti ini, selalu tidak ada yang percaya? Ah, sudahlah. Mungkin belum waktunya Selia menceritakan semuanya kepada Jihan. Baiklah, Selia akan menunggu saat yang lebih tepat lagi.

"Ji, anterin gue ke kantin lagi, yuk! Laper abis ngeladenin nenek lampir," ucap Selia. Detik kemudian, Jihan pun beranjak untuk mengantarkan perempuan itu ke pusat makanan di sekolahnya.

Steal Your Mind [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang