03. Merelakan Impian

28 8 1
                                    

Halowww

BAYAR PAKAI VOTE DAN KOMENTAR YA!

Follow Instagram:
@aiisyca._
@inicookies._
(Dua puluh followers pertama akan di follback pada masing² akun).

Selamat membaca 🧡

•••

Sinar matahari yang begitu menyengat di sore hari ini, Marsel dan lima orang temannya manfaatkan untuk berendam di kolam renang yang terletak di belakang gedung utama BIG DRAGON ENTERTAINMENT, atas perintah pihak agensi yang disampaikan oleh masing-masing manajer.

Aktivitas olahraga dalam air ini sudah biasa mereka laksanakan setiap akan menjalani kegiatan di dalam maupun luar negeri berupa konser ataupun sejenisnya, dengan tujuan untuk melegakan pikiran agar setiap member bisa tampil fresh dan maksimal.

Ya, selain berprofesi sebagai aktor, tujuh orang laki-laki dengan usia rata-rata sembilan belas tahun itu juga mengambil pekerjaan tambahan, yakni dengan bergabung di salah satu grup band terkenal di Thailand, D-DRAGON BAND, sebuah kelompok musik yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi.

Band ini dibentuk oleh seorang senior pada masanya. Anggotanya terdiri dari tujuh orang di setiap generasinya, dan Nine alias Marsel bersama enam orang kakaknya merupakan generasi penerus ke delapan yang dipercaya dapat menaungi band tersebut hingga semakin banyak dikenal dan semakin ramai yang akan berebut menjadi generasi ke sembilan nantinya.

"Nine, udah dulu berenangnya, ya. Phi Ant udah manggil," kata Gun.

Selain karena persahabatan, kedekatan Nine dan Gun juga karena mereka adalah partner kerja yang dipegang oleh manajer yang sama.

Gun hendak meraih tangan Nine untuk membantunya keluar dari dalam kolam, namun oleh laki-laki itu ditepis begitu saja.

"Bentar lagi, Phi Gun. Aku belum pu-"

"Nine, bpai gun ter!"

Belum sempat Marsel menyelesaikan kalimatnya, suara nenek sihir yang setiap hari membuatnya pusing itu datang menyela.

Bpai gun ter dibaca pai kan te merupakan salah satu ungkapan dalam Bahasa Thailand yang mempunyai arti "ayo pergi".

"Tapi...."

"Nine," panggil Gun. Laki-laki itu berkedip satu kali dengan harapan Marsel mampu memahami kode yang ia beri. Gun benar-benar tidak tega jika harus melihat Marsel dimarahi lagi oleh manajernya seperti yang sudah-sudah. "Udah, ya. Besok kalau ada kesempatan lagi, Phi ajak ke kolam lain buat berenang. Oke khrab?"

Jiwa inner child Marsel seketika membuncah mendengar hal itu. Nine pun keluar dari dalam kolam dan berkata dengan riang seperti ini, "Chai Khrab, Phi. Janji, ya?"

Gun mengangguk, meski di dalam hatinya terbesit sedikit rasa iba. Dia memang suka sekali memperlakukan Marsel seperti anak kecil, karena laki-laki itu tahu bahwa sejak dulu Marsel selalu didewasakan oleh papa-mamanya di usia yang sangat muda. Jadi, dia mau mengambil peran itu meski masa kanak-kanak Marsel telah lama selesai.

Ant, manajer Marsel yang memiliki tinggi sekitar 155 cm itu, menarik-narik tangan Marsel supaya ikut dengannya begitu suasana terpantau sepi dan hanya menyisakan dia dan artisnya.

Ant melempar handuk kecil ke arah Marsel.

"Cepat," ucap Ant. Dia lalu memposisikan diri di depan cermin. Bersolek dan berdandan, hanya itu kerjaannya setiap hari. Namun, percuma Marsel mengadu karena satu agensi sudah dicuci otaknya oleh wanita itu.

Steal Your Mind [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang