19. Trauma yang Berisik

11 4 7
                                    

DISCLAIMER

⚠️ Part mengandung adegan kekerasan, harap tidak ditiru ⚠️

Hukum vote = WAJIB ‼️


Selamat Membaca 🍡

•••


Rain menidurkan Marsel di ranjang king size miliknya setelah dia dan lima orang temannya beramai-ramai membawa pulang laki-laki itu.

Mereka semua menghembuskan napas lega karena ternyata dugaan mereka mengenai kondisi Marsel, salah. Anak-anak D-DRAGON kira Marsel pingsan. Beruntung, nyatanya laki-laki itu hanya sedang tertidur.

Selia menatap wajah teduh Marsel dari kejauhan. Perempuan itu tidak berani mendekat karena sadar ruangan ini bukan ranahnya untuk masuk.

Selia merasa dia tidak pantas memasuki ruangan mewah dengan dikelilingi orang-orang tajir seperti yang ada di hadapannya.

"Selia, ayo masuk," ajak Tinn, anggota D-DRAGON yang low profile namun di kehidupan nyata dia adalah sosok yang tidak kalah ramah jika dibandingkan dengan yang lain.

Tinn meletakkan segelas air yang baru saja dia ambil di dapur Rain, kemudian berjalan ke arah Selia yang tampak malu-malu sekaligus sungkan memasuki kamar itu.

"Sorry, ya, kalau gue kelihatan sokab. Masuk aja,"

Sekali lagi, Tinn berusaha bersikap ramah pada gadis pendatang ini, namun Selia menolak ajakannya lagi dan lagi.

Dirasa sudah cukup untuk memastikan kondisi Marsel, Rain mempercayakan teman-temannya untuk menemani laki-laki itu selama beberapa saat kedepan, sedang dia akan mendatangi Selia yang masih mogok di depan pintu.

"Lo suka sama Nine, kan? Kenapa gak masuk?" Suara berat Rain sukses membuat telinga Selia berguncang.

Perempuan itu menundukkan pandangannya. Rasa bersalah karena beranggapan bahwa dirinya-lah yang menyebabkan kekacauan ini adalah salah satu alasannya untuk bertahan di tempat.

"Ikut gue sekarang," tukas Rain yang membuat sekujur tubuh Selia mendadak kikuk.

Selia tidak bisa bohong. Hati kecilnya yang paling dalam menginginkan berada di samping laki-laki itu meski hanya sebentar.

"Phi, aku mau lihat Phi Nine boleh? Sebentar aja. Habis itu, Selia bakal ikut Phi Rain," ucap Selia memohon sebelum terlambat.

"Gak ada yang ngelarang."

Saat itu juga, Selia langsung saja memburu langkah menuju ranjang biru muda yang ditempati Tuan Muda Nahesa.

Jari-jari mungilnya membelai rambut Marsel perlahan, membuat enam orang laki-laki yang melingkari ruangan itu tersenyum hangat.

"Kayaknya lo emang sesayang itu sama Nine, beda dari yang lain," cetus Time asal, mengingat kebanyakan penggemar yang menyukai mereka hanya menganggap sebagai bahan hiburan.

Belum pernah sebelumnya mereka menyaksikan kasih sayang setulus Selia menyayangi Marsel, adik kesayangan mereka yang jarang mendapatkan cinta.

Selia tersenyum simpul.

"Banget. Pokoknya, Selia gak akan biarin satu orang pun menyakiti Phi Nine," balas Selia dengan penuh tekad.

Merasa Marsel sudah aman bersama kakak-kakaknya, Selia bergegas menghampiri Rain untuk menepati ucapannya beberapa detik kemudian.

Steal Your Mind [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang