3.

317 10 0
                                    

//Gus Zidan selesai dengan kegiatannya. Gus Zidan langsung memenuhi panggilan sang Abi. Ia berjala kearah ruang keluarga.

"Assalamualaikum" salam Gus Zidan. Semua orang yang berada di sana langsung menjawab salam dari Gus Zidan. Ia langsung mengambil tempat yang kosong, tempat itu sedikit berjarak dengan sang abi.

Namun suara dari sang Abi yang mengintruksikan untuk duduk dekat dengan sang Abi dan Ummah. Setelah ia duduk di dekat Abi nya. Hawa hangat yang sebelumnya berada di ruangan ini tiba-tiba menjadi dingin seakan-akan ada sesuatu hal yang harus di bahas.

"Bagaimana nak dengan kelanjutan hubungan kamu dengan gadis itu?" Tanya Abi.

"Zidan juga tidak tahu bi. Tapi apakah Abi, Ummah dan keluarga setuju jika Zidan melamar gadis itu?." Tanya Zidan

Gus Zidan sudah memikirkan hal ini matang matang, dengan di tuntun petunjuk sholat istikharah.

"Insyallah kalau kamu mau melamar gadis itu, cepat cari tahu takut diambil orang. Dan jangan lupa juga tentang keluarga dan kalau sudah bawa kesini anaknya. Umah mau lihat siapa gadis yang telah memenangkan hati anak Ummah yang sangat dingin." Kata Ummah dengan lembut.

"Abi juga sama dengan Ummah. Insyallah Abi meridhoi nak. Apalagi kamu sudah lama memikirkan gadis itu, Abi takut nanti kamu malah ke jalan yang salah." Kata Abi sambil menepuk pelan bahu sang anak.

"Insyallah bi, doain Zidan untuk menjalankan perintahnya dan jangan pernah lelah berhenti untuk memberikan solusi dan wejangan kepada Zidan bi." Ucap Zidan sambil menyalimi tangan sang Abi.

"Insyallah nak." Jawab sang abi sambil mengelus penggung sang anak.

Saat sudah acara yang dihiasi sedikit sendu itu kini hawa hangat sudah menyelimuti ruangan itu lagi.

"Ummah ummah, ummah mau lihat kan calon kakak ipar aku, aku tadi ketemu di masjid ummah, calon kakak ipar aku cantik banget Ummah. Ini lihat ummah aku tadi berfoto bersamanya." Kata Rissa sambil menunjukkan fotonya tadi bersama Aca.

"Masyallah, pantesan sampe bikin anak ummah yang dingin ini bisa cair, ternyata emang anaknya sangat cantik." Balas Ummah.

"Oh ya dek minta sosmed kakaknya ya nanti kirim ke ig abang aja langsung." Kata Gus Zidan.

"Emmm... Aduh gimana ya bang. kayaknya malem-malem gini beli mixeu enak nggak si ummah." kode Rissa.

"Iyaaa pesen online aja ya, abang males keluar lagi." Jawab Gus Zidan yang tahu kode dari adiknya.

"Aaaaa makasih abang. Abang emang abang ter the best." Jawab Gus Zidan sambil menunjukkan simbol jempol di kedua tangannya.

///Setelah membayar pesanan sang adik yang berujung semua anggota keluarganya kecuali dirinya, ia langsung pamit beristirahat. Karena memang kegiatan hari ini sangat menguras tenaga nya. Sebelum itu ia menyempatkan untuk memberikan pesan di sosial media milik Aca.
Setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya dan tak lama ia sudah berada di alam mimpi.

___ditempat yang berbeda____

Aca sedang merebahkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia ingin tidur cepat dari jam biasanya, namun niat itu ia urungkan karena HP nya membunyikan notif. Awalnya Aca tak ambil pusing namun melihat notif yang tertera jadilah Aca mengambil HP nya dan membukanya.

Awalnya ia bingung siapa yang memfolow dirinya, saat ia membaca username nya, ia tersadar bahwa tadi ia membagikan sosmednya ke gadis yang ia temui tadi, Rissa.

Ia langsung mengfollback akun milik Rissa, dan tak lama Rissa mengirimkan pesan dan ada sebuah akun username laki-laki yang mem-follow nya. Ia hanya membalas milik Rissa saja. Ia benar-benar mengabaikan akun lelaki itu.

Setelah berbalas pesan dengan Rissa. Ia langsung mematikan wifi-nya yang tersambung dengan wifi kos ini. Agar tidak ada yang mengganggu nya.

###
Kembali lagi di tempat Gus Zidan.

Ia terbangun saat pukul 03.00 pagi seperti biasa, ia melaksanakan sholat tahajud. Ia terus menyempatkan berdoa untuk kelanjutan perasaannya. Ia bingung jika tanpa ada campur tangan Tuhannya. Setiap ia menyempatkan doa untuk Aca, ia hampir saja selalu menitihkan air mata karena ia masih memikirkan gadis yang bukan mahramnya.

Setelah itu Gus Zidan sambung untuk membaca Alquran atau membaca kitab, sambil menunggu adzan subuh.

Skipp....

Pagi harinya di rumah Al Ghazali. Keluarga itu sedang khidmat menyantap menu masakan hari ini. Karena hari ini yang memasak adalah ummah nya. Jarang-jarang ummah nya memasak karena kadang di larang oleh Abi. Jadilah yang sering memasak untuk keluarga ndalem adalah mbak mbak santri.

Jika keluarga Al Ghazali saat itu sedang sarapan maka beda lagi dengan Aca. Aca bukan tipikal orang yang mudah menerima makanan saat sarapan. Kebanyakan jika pagi hari ia mengisi perut dengan roti gandum atau bubur. Sedari kecil memang ia tidak terbiasa makan pagi dan jika itu dipaksa maka makanan itu pasti akan kembali lagi.

Jadi Aca selalu mempunyai stock roti di dalam kamar. Barulah setelah ia memakan roti untuk mengganjal perutnya ia bergegas bersiap siap pergi ke kantor. Saat diperjalanan ia mampir ke warung makan untuk makan siang nanti mengingat pagi ini cuaca sedang mendung, takutnya ia malah tidak bisa keluar untuk makan.

####

Entah kenapa rasanya akhir akhir ini Aca dengan Gus Zidan selalu bertemu. Seperti sekarang ini. Kota Bandung sedang di guyur hujan deras. Aca menepi ke kafe yang pernah ia kunjungi sebelumnya, dengan harga yang masih masuk dengan kantong membuat kafe ini banyak pengunjung. Niat hati ingin me time. Ingin melepas penat dari hari hari yang seminggu ini sangat menguras tenaga. Namun seperti nya niat itu ia urungkan. Karena ternyata di dalam kafe itu ada keluarga kecil yang salah satu anggota keluarganya mengenalinya. Yaaa siapa lagi jika bukan tuan putri Rissa.

Rissa yang melihat keberadaan Aca tanpa berpikir dua kali langsung meneriaki nama Aca sambil melambaikan tangan, isyarat menyuruh Aca untuk menghampirinya.

Aca kikuk. Ia tidak kenal siapa-siapa disitu. Ia seperti orang asing yang tiba tiba dipanggil.

"Masyallah nak, kamu yang namanya Aca. Temannya Rissa." Sapa Ummah.
"Iya tante, saya Aca teman Rissa." Balas Aca.
"Yallah, masyallah kamu cantik sekali nak" kata ummah yang tak henti memuji wajah cantik Aca.

Niat hati ingin me time menjadi gagal, karena Aca disuruh bergabung dengan keluarga Rissa. Alhamdulillah ia disana diterima dengan baik.
Ia dikenalkan dengan abi Ali, ummah Rania, Gus Zidan, Gus Zafran Ning mo claudia dan ning kecil Rara. (Anak dari Gus Zafran dan ning Claudia)

Ia senang karena ia diterima baik di sini. Namun atensi itu berubah karena suara abi.

"Nak Aca ingat dengan Gus Zidan?." Kata abi.
Aca bingung seingat Aca, ini baru pertama kali bertemu dengan Gus Zidan.

"Maaf abi, ini kan pertama kalinya saya bertemu dengan keluarga Rissa. Walaupun sempat ketemu Rissa yang katanya bersama abangnya." Jawab Aca sopan.

"Haha, gimana Dan, Aca aja nggak ngenalin kamu." Kata Abi yang ditujukan untuk anaknya Gus Zidan sambil terkekeh pelan.
"Apa si bi" jawab Gus Zidan sambil menundukkan kepalanya.

"Nak Aca, kamu tahu anak abi ini diam diam menyelipkan namamu lo di tengah-tengah sepertiga malamnya." Bocor Abi.

Aca yang mendengar perkataan Abi tentu sangat shock karena ia saja baru pertama kali melihat Gus Zidan. Kenapa Gus Zidan sudah melangitkan namanya. Apa yang special dari dirinya. Pikir Aca.

"Nggak mungkin Abi, mungkin Gus Zidan sedang melangitkan nama Aca, tapi bukan Aca yang di maksud oleh Gus Zidan." Terang Aca yang masih berfikir positif.

"Jika benar nama dan diri kamu yang saya langitkan bagaimana?" Tanya Gus Zidan.

Pasokan udara Aca menipis, ia benar benar bingung saat ini. Kenapa pertemuan pertama ini tiba tiba merajuk pada perasaan. Jelas-jelas ini pertemuan yang pertama.

"Bolehkah saya menemui orang tua mu untuk meminta restu. Kamu nggak perlu berfikir yang jauh kita bertemu dimana. Cukup kamu sebutkan alamat rumah orang tua mu semuanya selesai." Kata-kata itu spontan terucap dari mulut Zidan.

Kita Berbeda GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang