19

213 14 0
                                    

alarm hp Gus Zidan berdering, namun tidak membuat pemilik hp tersebut bangun. justru yang lebih cepat bangun adalah Aca.

Aca yang mendengar alarm dari hp suami membiarkannya. bukan berarti ia tidak ingin mematikan nya tapi menurut Aca Hp adalah benda privasi, ia tidak boleh memegang ponsel milik orang lain termasuk suaminya.

Aca terduduk dari tidurnya, sedikit mengumpulkan nyawanya agar terkumpul. saat sudah merasa cukup barulah ia mulai membangunkan suami yang sedang tidur.

"gus, bangun dulu ayo?!. itu alarm nya bunyi mulu." ucap Aca.

"kamu matikan yang." bukannya bangun malah menenggelamkan wajahnya di bawah bantal.

"ayo ih gus, sholat dulu atau kalo ngk sholat itu alarm nya matikan biar ngk berisik." paksa Aca.

"kamu matikan yang tolong, mata aku ngk bisa melek serius." ucap Gus Zidan dengan mata yang masih terpejam

"ih gamau, yaudah biar aja berisik. aku mau mandi." ucap Aca.

Aca beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap siap sholat.

Gus Zidan bangun saat sudah memasuki adzan subuh. Gus Zidan melakukan hal yang sama seperti istrinya.

setelah melaksanakan sholat subuh Aca dan Gus Zidan mengambil mushaf milik Aca di meja rias, Gus Zidan ingin melihat Aca yang mengaji. awalnya Aca tidak ingin membaca karena ia minder dengan gus yang pasti fasih dalam makhorijul huruf.

"Alhamdulillah bacaan nya baik, bagus, indah suaranya." puji Gus Zidan saat Aca selesai membaca Alquran.

Aca turun untuk membantu mamanya masak, ya walaupun Aca tidak bisa masak, tapi setidaknya ia bisa bantu kupas.

menu sarapan kali ini adalah nasi goreng kecuali Aca yang masih tetap dengan roti.

"kamu nggak makan nasi?." tanya Gus Zidan saat ingin menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

yang dijawab gelengan oleh Aca karena mulutnya sudah terlanjur terisi roti.

"aca klo sarapan ngk bisa langsung makan nasi gus. Aca kan punya asam lambung jadi lambung nya gabisa dikasi makan berat dulu." jelas Ayah.

***

Malam harinya Gus Zidan mendapatkan telepon dari umma yang memberi tahu untuk pulang cepat karena terjadi sesuatu di pesantren. awalnya Gus Zidan ingin ikut untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana tapi umma mengatakan tidak perlu ia berada di sini dulu saja untuk menemani istrinya untuk menginap 1 hari lagi.

didalam kamar, Aca sedang sibuk dengan ponselnya yang sedang bertukar pesan dengan teman temannya, baik teman dari Surabaya, jogja maupun teman kantor.

Gus Zidan yang merasa dicueki ingin membanting ponsel istrinya karena sudah mencuri perhatian gadis nya dengan mudah.

gus zidan membanting diri membelakangi Aca di atas kasur. Aca yang peka langsung tanya.

"kenapa kayak gitu?". tanya Aca.

"gatau." ketus Gus Zidan.

"kenapa sih? ada masalah?." tanya baik baik Aca.

Gus Zidan membalikkan badannya menghadap Aca. "hp kamu aku buang ya." ucap Gus Zidan dengan tangan yang sudah anteng ingin merebut hp Aca.

"enak aja, mahal ini." jawab Aca sambil menjauhkan ponselnya dari jangkauan Gus Zidan.

"aku bisa beli in 10 hp kayak gitu asalkan kamu perhatian sama aku." ucap Gus Zidan dengan nada yang merajuk.

"apasih? gajelas deh. udah sana tidur." ucap Aca sambil menyalakan lagi hp nya.

"SAYANGGGGGGGGGGGG"

Aca langsung membekap mulut Gus Zidan yang tiba tiba teriak itu.

"apasih Gus, kok malah teriak teriak. udah malem tau. kalo yang lain kebangun gimana?." ucap Aca dengan nada marah.

Gus Zidan yang dimarahi langsung membelakangi Aca.
Aca yang merasa bersalah meletakkan hp nya untuk di cas lalu segera menyentuh lengan Gus Zidan.

"gus? udah tidur? maaf ya marah marah. aku ga bermaksud buat marahin Gus. lagian salah Gus sendiri masa malam malam teriak, takutnya kan ganggu tetangga yang lain." tutur Aca.

Aca yang merasa tidak ada pergerakan dari Gus Zidan, langsung mengintip Gus Zidan. Aca pikir Gus Zidan tidur ternyata ia salah, Gus Zidan ternyata menangis.

Aca langsung membalikkan Gus Zidan dengan paksa dan segera memeluknya untuk menenangkan Gus Zidan.

"gus kok nangis sih. udah gapapa Aca yang salah maaf ya gus udah marah-marah. Aca kesel soalnya Gus Zidan tadi mau buang hp Aca. Emang harganya ga seberapa tapi Aca dapetinnya yang susah. maaf ya gus." ucap Aca.

"dimaafin ngk?." tanya Aca yang merasa tidak ada jawaban dari suaminya.

Gus Zidan menggeleng kan kepalanya yang sedang berada di leher Aca.

"kok ga dimaafin? Harus dihukum dulu ya? yaudah gapapa apa hukumannya?." tanya Aca sederet.

"kamu nya ngk panggil aku mas lagi." ucap Gus Zidan dengan nada yang kecil.

"oh iya, lupaa. maaf ya mas." ucap Aca sambil mencium tangan gus zidan.

setelah drama menangis, Gus Zidan tertidur pulas dalam pelukan Aca. Aca yang melihat ada sisa air mata yang belum kering merasa kasihan, ia ingin melepaskan pelukan agar Gus Zidan semakin leluasa beristirahat. namun Gus Zidan malah terbangun.

"mau kemana?." Tanya Gus Zidan.

"nggak, nggak kemana mana. udah shuttt bobo lagi." ajak Aca sambil mengelus kepala Gus Zidan agar tertidur lagi.

"nggak boleh dilepas." ucap Gus Zidan sambil semakin erat menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aca.

"iya nggak dilepas. udah bobo lagi."

Kita Berbeda GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang