bukan di katakan sarapan lagi jika makan jam 10.00, tapi itu kenyataan 2 insan yang baru halal, baru melaksanakan sarapan saat matahari sudah hampir di atas kepala.
tidak ada siapa pun di rumah karena keluarga Gus Zidan kembali ke villa karena tidak ingin merepotkan sang besan. sedangkan mama dan papa sedang menuju ke rumah saudara Aca yang tertua. mengingat kemarin beliau tidak bisa hadir karena fisik dan faktor U jadilah mama dan ayah yang harus kesana.
awalnya juga ingin mengajak pasangan halal baru itu. namun sang papa tidak sengaja melihat raut kelelahan di muka anak serta menantunya, akhirnya papa mengurungkan niatnya.
"nambah gus?." tanya Aca yang melihat Gus Zidan makan dengan lahap.
"nggak usah, udah kenyang juga. kamu mau?." tanya Gus Zidan balik dan mendapat gelengan dari Aca.
setelah makanan mereka habis, Aca berbiat membawa piring kotor itu ke dapur untuk di bersihkan. namun urung saat tangan Gus Zidan lebih dulu meraih piring kotor didepan Aca.
"biar saya aja, kamu duduk dulu disini." ucap Gus Zidan dan segera melenggang pergi dari meja makan.
Aca yang memang sedikit lemas tidak menyengkal ucapan Gus Zidan. sepertinya ia terlalu lelah, dan membuatnya sedikit sulit untuk menjalani aktivitas dengan normal. mengingat ia juga mempunyai penyakit darah rendah.
setelah mencuci piring Gus Zidan kembali menghampiri Aca. ia melihat Aca yang menelungkupkan kepala di tangannya.
Gus Zidan yang khawatir sedikit berlari menghampiri Aca.
"sayang, kamu kenapa?." tanya Gus Zidan dengan nada yang cemas.
"ehmmm, gapapa." ucap Aca yang menahan pusing di kepalanya.
"ayo kembali lagi ke kamar. kamu istirahat lagi dulu. pasti kamu capek kan." ucap Gus Zidan sambil menuntun Aca beranjak dari kursi.
Aca yang berdiri dengan di pegangi Gus Zidan merasakan pusing nya semakin tidak terkendali.
Gus Zidan yang sudah sangat khawatir akhirnya menggendong Aca ala bridal style.
saat sampai di kamar, Aca meminta tolong untuk mengambilkan obat nya di slinbag yang selalu ia kenakan.
Aca menerima obatnya dan segera meminumnya. tak lama Aca tertidur karena efek samping dari obat.berbeda dengan Gus Zidan. ia tidak tenang bukan main. ia ingin membawa istrinya ke dokter. namun melihat Aca yang sudah tertidur ia jadi tidak tega untuk membangunkan nya lagi.
alhasil Gus Zidan menelp. mama mertuanya. ternyata Aca memang memiliki daya tahan tubuh yang terbilang lemah. Gus Zidan hanya disuruh untuk membuatkan susu hangat saat Aca sudah bangun nanti.
°°°
selesai menunaikan sholat ashar Gus Zidan membangunkan istrinya lagi untuk sholat ashar dan membuatkan susu hangat lagi.Aca sudah tidak selemas saat pagi tadi. setidaknya ia sudah tidak merasakan pusing dan mual di perutnya.
sudah berkali kali Aca bilang. Aca sudah sedikit lebih baik, namun sang suami seakan akan belum puas dengan jawaban sang istri. Selesai melaksanakan sholat ashar, Gus Zidan membawa Aca ke dokter. Aca yang jengah hanya mengikuti apa yang diinginkan sang suami.
Benar kata Aca, dokter pun mengatakan hal yang sama, namun sedikit tambahan, Aca dilarang memakan makanan yang berat lebih dulu karena asam lambungnya juga sempat naik.
°°°°
"Udah ya Gus, aku gapapa serius deh." Kata Aca yang meyakinkan suaminya.Gus Zidan akhirnya percaya, karena muka Aca tidak sepucat sebelumnya.
Saat ini Gus Zidan dan Aca masih berada di kediaman rumah Aca, lebih tepatnya sudah berada di atas ranjang.
"Maaf ya Gus, jadi ngerepoti." Sesal Aca.
"Ngomong apa sih, saya nggak merasa di repotkan." Ucap Gus Zidan.
"Jangan kapok ya Gus sama saya." Ucap Aca.
"Ngggak." ---- "kamu nggak ada niatan buat ganti nama panggilan nya." Kode Gus Zidan.
"Panggilan? Apa?." Ucap Aca bingung.
"Jangan Gus lah, saya aja panggil sayang ke kamu masak gada feedback nya." Ucap Gus Zidan dengan nada yang sedikit merajuk.
"Emang mau di panggil apa?." Tanya Aca
"Sayang, honey, bee, zauji, apapun itu. Biar romantis." Ucap Gus Zidan sambil seakan akan menghitung jarinya.
Aca yang mendengar tentu melongo. Gus Zidan yang ia kenal dari mulut ke mulut sangat dingin, sedangkan di depan Aca sifat dingin itu rasanya tidak terdeteksi.
"Kok panggilannya gitu. Nggak ada yang lain apa gus?." Tawar Aca.
"Emmm, nggak." Jawa enteng Gus Zidan.
"Yang lain aja ya, gimana kalau abang?." Ucap Aca.
"Nggk dikira aku abang kamu lagi." Tolak Gus Zidan.
"Aa? Gus kan sunda, jadi cocok." Ucap Aca
"Nggak, terlalu tua." Jawab Gus Zidan.
"Terus apa?." Bingung Acaa.
"Mas?." Spontan Aca.
"Iya sayang." Ucap Gus Zidan yang setuju dengan ucapan Gus Zidan.
Pipi Aca merona mendengar sahutan yang dilontarkan Gus Zidan.
----
setelah sholat Isya, kondisi Aca sudah lebih baik dari tadi siang. Sebenarnya Gus Zidan ingin keluar untuk membelikan makanan untuk makan malam. namun Aca juga ingin ikut alhasil Aca dan Gus Zidan makan nasi penyetan di dekat rumah dengan beralaskan terpal.
setelah makanan yang mereka pesan habis, Gus Zidan memberikan uang 100 kepada Aca saat hendak berdiri untuk membayar pesanan mereka.
"buat apa ini?" tanya Aca.
"bayar ini." jawab Gus Zidan
"ngk usah, aku ada kok." ucap Aca sambil berjalan menghampiri penjual.
setelah membayar Gus Zidan dan Aca pulang ke rumah.
saat sampai di depan rumah ternyata ada Abi Umi Gus Zidan.
"assalamualaikum." salam Aca dan Gus Zidan.
"waalaikum salam. kok kalian dari luar?." heran umi sambil menyambut salam dari Aca dan Gus Zidan.
"iya umi, tadi kita cari makan." ucap Aca.
"yallah, kalian kenapa nggk telepon umi sih. Abang kok dibiarin istrinya keluar bukan malah disuruh bedtres." ucap umi sambil mendekat ke arah Aca.
"tadinya makanannya di bungkus umi, tapi Aca maksa pengen ikut." ucap Gus Zidan membela.
"gapapa kok umi, tadi memang Aca yang pengen ikut. punggung Aca juga capek kalo tiduran mulu." ucap Aca.
"huhhh, yaudah kalo gitu umi cuma mau ngasih ini, kalo kalian udah makan taruh di kulkas aja biar besok di angetin. abang juga, jangan lupa istrinya itu dijaga disuruh bedtres dulu." ucap umi sambil menyerahkan paper bag yang berisi makanan.
"yaudah kalo gitu abi sama umi tinggal dulu ya kalian langsung istirahat." ucap Abi.
"loh kok buru-buru sih bi." protes umi.
"iya lah, kalo di sini nanti kita gajadi pacaran dong sayang." ucapan Abi membuat pipi umi merona. sedangkan Gus Zidan dan Aca hanya tersenyum melihat interaksi Abi dan Umi.
"yallah inget umur atuh bi." ucap Gus Zidan.
"biarin, biar yang panas tambah panas." ucap abi.
akhirnya umi dan abi pulang tanpa masuk ke rumah Aca. setelah Aca dan Gus Zidan melihat mobil abinya pergi barulah mereka masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Berbeda Gus
RomanceSiapa yang tidak senang jika kamu dilamar seorang Gus. Namun ia harus menolak ajakan menikah dari Gus itu karena kodrat mereka yang tak sama. Mau tau kelanjutannya seperti apaa? Langsung aja baca Btw ini cerita pertama aku, jadi klo ada kata yang k...