Bab 5 || Fall in love?

93 6 1
                                    

Selamat membaca~~
.
Langit mulai menggelap menandakan malam akan segera tiba. Tapi ke 12 pria ini masih duduk termenung tanpa suara di halaman hijau rumah--markas.

"Hahh.." Lagi dan lagi, hanya helaan nafas yang mendominasi atmosfer di sekitar.

"Berhenti menghela nafas, telingaku rasanya akan pengang jika kau terus bernafas" ketus Jihoon saat melihat Haruto yang sudah siap mengeluarkan nafasnya yang ke...sekian kali.

"Oh, jadi aku harus mati begitu?" Tanya Haruto menatap nyalang Hyung sepupunya itu.

"Mak--

"Jihoon, Haruto. Diamlah! Kepalaku sedang sakit dan karena perdebatan unfaedah kalian kepalaku jadi tambah sakit" keluh Hyunsuk memegangi kepalanya.

"Lebay sekali, memikirkan kasus kecil untuk melawan dreamolf saja kau sampai sakit kepala Hyung" julid Jihoon.

Hyunsuk diam saja, malas menanggapi ucapan adik sepupunya yang asal jiplak tanpa berfikir dulu ini.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Semua orang menoleh ke arah Hyunsuk yang diam mematung menatap langit-hyunsuk berbaring di paha junkyu-dengan tatapan kosong, bingung, dan lelah.

"Apakah tantangan dreamolf sialan itu membuat telingamu kehilangan fungsi?" Sindir Jihoon saat melihat ponsel Hyunsuk berdering tapi sang empu hanya diam.

"Hyung! Eomma mu menelpon" ucap Yoshi menyadarkan Hyunsuk.

"Astaga! Pasti bibi akan menarahimu karena meninggalkan Nona Yu di cafe sendirian" ucap Jihoon mampu membuat Hyunsuk meneggakan tubuhnya.

"Bagaimana kau tahu tentang ji-min?" Tanya Hyunsuk penuh selidik.

"Kau ingin tahu Hyung? Atau sangat ingin tahu?" Goda Jihoon.

"Yak!! Park Jihoon!!!" Hyunsuk sudah ancang ancang mulai kejar kejar an bersama Jihoon sebelum Haruto menarik tangannya.

"Jawab dulu telepon bibi, jangan buat dia menunggu" pesan Haruto di jawab anggukan oleh Hyunsuk.

"Nee eomma?"

"...."

"E-eum, a-aku i-i-iya t-tapi"

"...."

"Nee.. "

Telepon di matikan, terlihat wajah Hyunsuk yang.. Tertekan?

"Haru.. Ayo temani aku pulang" ucap Hyunsuk.

"Bibi memarahimu gara gara nona Yu?" Tebak Jihoon.

"Kau benar benar peramal Jihoon-ya" ucap Hyunsuk membuat Jihoon merasa bangga.

"Astaga, kau sudah gila" keluh Yoshi melihat tingkah laku Jihoon.

"Hey! Aku lebih tua dari mu" peringatan Jihoon.

"Mengaku juga kau tua" sindir Hyunsuk membuat Jihoon mendelik tak Terima.

"Sudah lah, ayo Hyung kau bilang ingin pulang" ajak Haruto diangguki Hyunsuk.

Kedua nya lantas pergi meninggalkan 10 orang yang masih betah bercengkrama di halaman markas, menikmati senja dengan cahaya nya yang hangat serta ucapan unfaedah Jihoon, Yoshi dan Asahi.
.
.
Kediaman choi nampak tegang sekarang, setelah kedatangan putra tunggalnya-Choi Hyunsuk-Seulgi dan Siwon langsung menyidang anak tunggal nya itu.

"Jadi? Kenapa kau meninggalkan ji-min sendirian hm?" Tanya Seulgi, perempuan yang sudah tak terlihat muda lagi itu masih mempertahankan pertanyaan nya tentang 'mengapa anaknya meninggalkan nona muda Yu sendirian'.

"Eomma.. Hyunsuk kan sudah bilang, Hyunsuk tid--

"Berhenti berbicara omong kosong Choi Hyunsuk. Kau tidak mungkin meninggalkan gadis itu dengan alasan ingin bertemu Jihoon dan Haru, apa yang kau sembunyikan dari kami hyun?" Tanya Siwon dengan nada intimidasi.

Tolong!! Hyunsuk ingin kabur sekarang juga. Jangan Tanya di mana adik sepupunya itu, ia sudah pulang duluan ke rumah Jihoon dengan alasan sakit perut padahal takut kena imbas nya.

"H-hyun.. Hyunsuk.. Memiliki kekasih" jawab Hyunsuk asal, semoga membantu seru nya dalam hati.

Air muka Seulgi dan Siwon langsung berubah, dari yang tadinya terlihat tegas dan menyeramkan sekarang menjadi sedikit melemah? Apalagi tatapan Seulgi.

"Kau jatuh cinta?" Tanya Seulgi menyentuh bahu Hyunsuk.

"Hah?" Beo Hyunsuk merasa kurang paham dengan pertanyaan sang Eomma.

"Apa kau benar benar mencintai gadis itu?" Tanya Seulgi lagi, Hyunsuk dengan ragu mengangguk saja.

"Benarkah?" Tanya Appa nya, lagi dan lagi Hyunsuk mengangguk.

"Di mana kalian bertemu?" Tanya Seulgi.

'Di alam mimpi!! Tentu saja aku tidak tahu, astaga ini tidak segampang rencanaku' Batin Hyunsuk benar benar frustasi sekarang.
.
.
Aroma kue coklat sangat kentara memenuhi ruangan bernuansa klasik ini, dapur rapi yang meja nya penuh dengan aneka ragam kue yang terlihat menggoda untuk di coba.

Dua orang gadis sedang duduk di kursi, menikmati secangkir teh dan cookies coklat buatan tangan keduanya.

"Winter? Boleh aku bercerita?" Tanya si gadis dengan rambut di cepol.

"Tentu!! Kau mau bercerita tentang apa?" Tanya Winter semangat kepada Zara.

"Kau tahu nona Yu? Entah mengapa saat tadi kami mengobrol aku merasa memiliki ikatan sesuatu di antara kami, mungkin pertemanan? Entahlah tapi aku benar benar merasakan sesuatu di antara kami berdua" jelas Zara.

"Apa kau pernah bertemu? Bertemu dengan nona Yu maksudku" Tanya Winter di jawab gelengan kepala oleh Zara.

"Aku tidak pernah melihatnya, tapi saat menatap matanya entah mengapa aku merasakan dekat dengannya?" Ucap Zara lagi mampu menghadirkan kerutan di dahi Winter.

"Kau ini, ada ada saja" jawab Winter kembali menikmati teh nya.

"Kepalaku sakit memikirkan ini sejak tadi" keluh Zara.

"Yak, untuk apa di fikirkan? Lebih baik memikirkan resep baru untuk kue buatan kita" saut Winter.

"Benar juga" jawab Zara membuat Winter terkekeh.

Keduanya kembali menikmati waktu sore mereka, menyaksikan matahari tenggelam dengan secangkir teh dan sepiring cookies. Berbagi cerita random tentang hari ini yang tentunya berputar putar disana.

⛓️My Lover Is A Mafia?⛓️
Hi! Segini dulu ya, maaf gak bisa panjang panjang. I lagi very very muagerrr 😁👍

Dan ini dia pangeran guantengg kitaaa💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan ini dia pangeran guantengg kitaaa💙

My Lover Is A Mafia||Choi Hyunsuk [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang