Jangan lupa buat komen dan vote terlebih dahulu sebelum baca!
Dan jangan lupa buat follow author dulu biar ga ketinggalan ceritanya.
Happy Reading semuanya......
***Perkataan Angkasa benar-benar berputar di pikiran nya sekarang, Al masih ragu dengan pernyataan itu karna di rumah Al selalu di abaikan bahkan tidak pernah mendapat perhatian sedikitpun jika memang benar ia adalah anak yang ditunggu oleh semuanya pastinya kedua orang tuanya juga ikut menyayangi diri nya bukan, tapi ini dia benar-benar di buang dan di tinggalkan demi sebuah kertas.
"Husain, " panggil pria paruh baya membuat lamunannya pudar begitu saja
Al menolehkan pandangan nya mencari tau siapa yang memanggilnya,
"Kakek." Gumam Al saat melihat pria paruh baya yang berjalan mendekati dirinya,
Kakeknya memeluk tubuh Al dengan erat mencium wajah Al dan menepuk kepalanya pelan, sebenarnya Al merasa canggung saat di perlakuan seperti ini karna biasanya dirinya di abaikan.
(Cium wajahnya kayak orang arab2 gitu loh ya jangan nethink dulu)
"Husain, kakek bawa kurma ajwa kamu mau? " sembari menunjukkan beberapa kurma yang pak kyai keluarkan dari saku jubahnya
Al tersenyum canggung ia tidak bisa berkata apapun selain mengangguk samar.
"Kake tadi di beri tahu sama bu eem katanya Husain sudah hafal 15 juz apa itu benar? "
Ya meski ia seorang brandal an jika urusan agama tetap nomor satu terlebih bi eem selalu mengajaknya untuk beribadah dan membaca Al-Quran dan itulah menjadi pacuan Al untuk sedikit-sedikit menghafalkan nya.
Al hanya mengangguk pelan sembari menerima beberapa kurma dari kakeknya. "Al hafalan itu karna liat bi eem hafalan jadi Al ikut hafalan. " terang Al
Pak kyai tersenyum lebar mendengar ucapan cucunya, "Apa Ayah dan Bunda mu tau? " tanya pak kyai sekali lagi
Al menggeleng cepat. "Gak, mereka gak pernah tau apapun tentang Al, "
"Sudah tak apa dulu mereka tidak tau, tapi sekarang mereka akan tau. "
"Nenek sudah masak untuk makan siang, ayo kita ke ndalem dulu. " ajak pak kyai
"Maaf bukan menolak tapi Kakek ingetkan perlakuan Al layaknya santri biasa, disini Al untuk belajar bukan berlibur jadi rasanya kurang etis jika Al ikut ke ndalem untuk makan dengan santai sedangkan teman-teman Al harus antri terlebih dahulu. "
Pak kyai tersenyum mendengar penjelasan cucunya ia tidak kecewa saat ajakannya di tolak oleh sang cucu justru ia bangga dengan sikap dewasa sang cucu. "Baik kakek mengerti, kalo gitu kakek pamit pulang dulu. sore ini kakek ingin dengar hafalan kamu jadi persiapkan,"
"Terima kasih kek, "
"Kakek ke ndalem dulu assalamu'alaikum. "
"Wa'alaikumsalam, "
****
"Wah kurma Ajwa, " ucap Fikri saat melihat tangan Al yang tengah menggenggam kurma Ajwa.
"Lo mau? " tanya Al
Fikri mengangguk cepat sembari menyengir. "Ini makan aja, kalian juga mau? "
"Al dapet kurma Ajwa dari mana perasaan tadi waktu beres-beres kita ga liat ada kurma deh. " ucap Ryan sembari mengambil kurma di tangan Al
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Weeding (Slow Update)
Ficção AdolescenteHanya kisah sederhana untuk menemani waktu luang kalian. Tentang seorang anak brandalan yang ternyata harus menjadi penerus pesantren, dan pertemuan nya dengan dua Humaira. Aisyah Humaira Afhania dan Emira Humaira Alzena. Lantas Humaira manakah ya...