kenyataannya

17 4 0
                                    

Jangan lupa buat komen dan vote terlebih dahulu sebelum baca!

Dan jangan lupa buat follow author dulu biar ga ketinggalan ceritanya.

Happy Reading semuanya......

****

Al berdesis kecil saat melihat beberapa temannya yang nekad masuk ke pesantren hanya untuk bertemu dengannya.

"Al gue mohon sekali ini aja lo bantu kita buat ngelawan geng motor sialan itu Al. "

"Ga bisa gue udah mondok disini gue ga bisa kemana-mana, "

"Ini demi kehormatan Altageros Al, "

"Tapi tetep gue ga bisa, pesantren ini milik kakek gue. Mana mungkin gue bisa kabur, "

"Justru ini pesantren milik kakek lo, jadi kita nekad datang Al. "

"Lo ga mau balas dendam kematian temen kita karna sabotase mereka? Ini waktunya kasih mereka pelajaran buat ga main-main sama kita Al. "

Al terdiam sejenak memikirkan kesalahan gang motor yang sudah menyalakai temannya, gara-gara gang motor itu Al harus kehilangan salah satu temannya.

Dan lebih parahnya tepat di hari kematian temannya mereka malah berpesta ria dengan alkohol di tangan mereka. Al benar-benar di buat naik pitam saat mengingat kejadian itu.

"Oke gue bakal ikut kalian. "

"Makasih Al. "

"Gue lakuin semua ini demi Atta. "

Al menghela napas panjang saat mengingat kejadian dirinya harus ikut bertarung di jalanan, Al bangun dari duduk nya berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

"Gue harus berubah bukan hanya karna seseorang tapi emang bener-bener berubah murni keinginan sendiri, " gumamnya sembari menggulung lengan bajunya sedikit.

****

"Aisyah jadwal piket kamar sekarang anti kan? " tanya ka Amel

Aisyah mengangguk membenarkan perkataan Kakak tingkatnya. "Iya kak hari ini Aisyah sama Mala yang piket kamar, "

"Nanti jangan lupa ya buang sampah kamar-kamar, "

"InsyaAllah kak Aisyah sama Mala ga lupa. "

"Alhamdulillah, kalo gitu ana mau berangkat belajar siang ya. "

"Iya kak, "

"Assalamu'alaikum, "

"Wa'alaikumsalam ka. "

Ka Amel yang sudah rapih di balut gamis marun dan hijab bergo berukuran jumbo keluar dari kamar sembari tersenyum riang.

"Kenapa syah? "

"Apanya? "

"Ka Amel, tadi bilang apa? "

"Oh itu katanya jangan lupa buang sampah kamar-kamar, "

My Secret Weeding (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang