Jangan lupa buat komen dan vote terlebih dahulu sebelum baca!
Dan jangan lupa buat follow author dulu biar ga ketinggalan ceritanya.
Happy Reading semuanya......
****
"Ibu, kita menghargai dan kemajuan teknologi di masa kini. Tapi ibu jangan pernah sampai kalian lengah dengan satu hal ini, demi allah saya katakan apresiasi tertinggi dari allah pada seorang wanita yang sudah berumah tangga itu ternyata bukan dia yang bisa menggapai profesi dunianya. Tetapi ketika ibu menjadi ibu yang optimal bagi anaknya dan melaksanakan semua tugasnya,
Kalo belum menikah menjadi seorang anak dengan tugasnya, kalo sudah menikah tapi belum punya anak menjadi seorang istri dengan tugasnya. Nih saya turutkan dengan Hadist-hadist nya.
Jadi ibu itu ketikan kesurga, maaf yah jika nanti kesurga dengan izin allah misalnya tingkat tertinggi nya itu bukan nya misalnya aktif mendampingi kegiatannya di luar, bukan karna aktif punya kegiatan banyak karna urusan dunia, yang paling utama itu di rumah anak bagaimana.
Bukan soal anda ke majlis ta'lim, senang memperbaiki diri tapi kalian menitipkan anak kalian ke orang lain.
Ibu hanya bertemu dengan anaknya misal pagi ketika sarapan dan malam ketika tidur karna ibu yang tidak ada waktu untuk anaknya apalagi jika sampai sang anak tidak pernah ketemu misalnya contohnya pagi hari saat dia bangun ibu sudah tidak ada di rumah, ketika ibu pulang anak sudah tidur.
Maka jangan heran ibu jika anak ibu tidak mengenalmu sebagai ibunya, jika sang anak lebih dekat dengan pengasuhnya. Ibu, kalian adalah madrasah pertama sang anak jika anda saja sudah melepas tanggung jawab lalu pada siapa mereka belajar? Jangan heran jika anakmu mencari sesuatu di luar, jangan heran anak menjadi pemberontak, jangan heran jika anak sering suka di luar di bandingkan di rumah. "
Lisa terdiam menyimak semua nasehat ustadz di depan sana, tak terasa ia meneteskan air mata.
Ia teringat dengan Al anaknya, Al yang mengeluhkan tentang dirinya beberapa minggu lalu.
"Maafin Bunda nak, " lirih Lisa
Lisa merasa bersalah karna tak pernah ada untuk anaknya, bahkan sekedar makanan favorit anaknya pun Lisa tidak tau. Ibu macam apa sampai tentang anaknya pun ia tidak tau.
***
"Tante, maaf tante ibunya Al? " panggil seseorang
Lisa terdiam menengok kearah sumber suara sembari mengerutkan keningnya. "Iya saya, maaf ada apa yah? "
"Tante maaf sebelumnya, saya denger-denger Al pindah sekolah yah? "
"Iya betul, sekarang Al masuk pesantren. "
"Gapapa tante cuman memastikan aja, soalnya kemarin di Olimpiade matematika Al mengundurkan diri mendadak. Padahal acaranya tinggal satu hari lagi, "
"Olimpiade matematika? "
"Iya tante, Al emang selalu terpilih jadi perwakilan sekolah. Al emang sering ikut Olimpiade tante bahkan bukan hanya tentang akademik tapi juga non-akademik pun sering ia ikut. " ucapnya bangga dengan prestasi temannya
Lisa terdiam sejenak jadi anaknya sering ikut lomba? Apa setidak peduli itukah dia sampai ia nyaris tak tau tentang anaknya.
"Maaf yah tante sejujurnya Al anak yang baik-baik dia gak pernah ikut ke dugem hanya sesekali kami meminta tolong untuk menjemput saja selebihnya dia lebih suka di markas di banding ikut pergi bersama kami. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Weeding (Slow Update)
Fiksi RemajaHanya kisah sederhana untuk menemani waktu luang kalian. Tentang seorang anak brandalan yang ternyata harus menjadi penerus pesantren, dan pertemuan nya dengan dua Humaira. Aisyah Humaira Afhania dan Emira Humaira Alzena. Lantas Humaira manakah ya...