Jangan lupa buat komen dan vote terlebih dahulu sebelum baca!
Dan jangan lupa buat follow author dulu biar ga ketinggalan ceritanya.
Happy Reading semuanya......
***
Al terus bergumam tak karuan saat dirinya mencoba memakai sarung, kata-kata umpatan sudah keluar sejak tadi, tangannya sudah mulai keram hanya karna melepas dan menggulung sarung yang tengah ia gunakan.
Padahal ia melihat seseorang tadi memakai sarung itu terlihat sangat mudah namun nyatanya benar-benar susah bahkan Al sendiri kewalahan.
Al berdecak kesal. "Persetan lah sama sarung, mending yang ini aja walaupun kayak gamis ibu-ibu tapi lebih mending dari pada sarung sialan ini. "
Final Al yang melepaskan sarungnya dan berganti memakai jubah coklat muda. Akhirnya Al bisa bernapas lega saat dirinya menatap pantulan cermin rambut gondrong nya sudah tertata rapih meski sedikit berantakan.
Al masih tau etika ketika shalat jadi ia mengganti jeans nya menjadi jubah, biasanya di rumah ia hanya menggunakan celana bahan yang sedikit di atas mata kaki. Kalo kata bi eem itu salah satu sunnah Rosulullah.
Tapi ia lupa membawa celana bahan dan kebanyakan jeans ketat karna awal niatnya akan langsung kabur tapi setelah lihat dan merasakan nya suasana di pondok justru membuatnya merasa tenang di bandingkan di luar an yang bising.
"Loh Al masih disini, sebentar lagi adzan ayo ke masjid. "
Angkasa menarik lengan Al untuk berjalan bersamanya, oke sekarang Al tau kebiasaan Angkasa yaitu menarik seseorang untuk berjalan bersamanya dan Al hanya pasrah-pasrah saja di tarik oleh Angkasa.
****
Al menatap sekelilingnya rata-rata semua orang memakai jubah putih atau koko putih sedangkan dirinya memakai jubah coklat sendirian.
Al mengusap wajahnya kasar satu kesalahan yang membuat dirinya ditatap bingung dan heran oleh orang-orang disekitarnya.
"Kok lo ga bilang harus pake putih, " kesal Al pada Angkasa
"Maaf Al, saya lupa."
Al berjalan di belakang Angkasa sesekali ia akan ikut bersalaman dan ikut duduk disab paling pojok bersama Angkasa, Fikri, Arka, Ryan, dan Fauzi. Ia di buat merinding saat mendengar suara adzan yang di kumandangkan oleh seseorang santri di depan sana.
"Allahuakbar.... Allahuakbar.... "
Untuk pertama kalinya Al bisa mendengar suara Adzan secara langsung seperti ini, biasanya ia mendengarkan adzan dari ponselnya saja. Al juga sangat senang dengan yang berbaur Islami ia sering belajar Adzan bersama mang Roji.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Weeding (Slow Update)
Teen FictionHanya kisah sederhana untuk menemani waktu luang kalian. Tentang seorang anak brandalan yang ternyata harus menjadi penerus pesantren, dan pertemuan nya dengan dua Humaira. Aisyah Humaira Afhania dan Emira Humaira Alzena. Lantas Humaira manakah ya...