Happy reading
•
•
•
•
•07:45
Saat ini bian tengah membantu neneknya merapikan kue kue ke dalam wadah untuk dijual,biasanya ia akan membantu neneknya berjualan saat hari libur.
"Bian udah siap nak?" tanya nek amira kepada bian yang tengah fokus menghitung kuenya.
"Udah nek" ucap bian seraya menganggukan kepalanya semangat
"Yaudah kalau gitu ayo kita berangkat" ucap nek amira sambil menggandeng tangan bian dan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya
"KUE KUE " teriak bian semangat menjual kuenya
Amira yang melihat keantusiasan bian pun hanya tersenyum sambil mengusap pelipis bocah itu yang sudah berkeringat akibat sinar matahari
Tak lama setelah teriakan bian tadi seorang ibu"datang menghampiri mereka berdua
"Eh nek amira,saya mau dong beli kuenya" ucap ibu-ibu tersebut
"Boleh bu silahkan,ibu mau beli kuenya berapa?"tanya nek amira seraya mengambil kresek untuk bungkusan kue itu
" emangnya berapa nek harga satunya?"
"2000 rupiah aja bu" jawab nek amira ramah
"Ohh,yaudah nek saya beli 5 aja" ucap ibu ibu itu,kemudian ia merongoh sakunya mengambil uang untuk segera membayarnya dan berlalu pergi
Tak terasa hari semakin siang dan jualannya pun hampir habis.Karna nek amira tidak tega dengan bian yang nampak kelelahan,akhirnya nek amira menyuruh bian untuk berteduh terlebih dahulu di halte dekat jalan raya, selagi ia membelikan minum untuknya.
Bian pun hanya mengangguk, kemudian membawa wadah kuenya menuju halte bus yang berada depan sana.Beberapa menit kemudian
Cukup lama ia menunggu neneknya yang sedang membeli minuman, sesekali ia bersenandung kecil dengan kaki yang di ayun ayunkan kesana kemari,namun kegiatannya terhenti,saat ekor matanya melihat ada sebuah bola yang ntah millik siapa berada di tengan jalan raya.
Karna merasa bola itu tidak ada orang yang mengambilnya,akhirnya bian berinisiatif untuk mengambil bola tersebut.
Setelah bola itu berada di tangannya ia sangat senang bisa mendapatkan bola itu,karna sedari kecil ia sangat ingin membeli bola, namun niatnya urungkan,karna uangnya lebih baik digunakan untuk kebutuhan sehari hariSaking senangnya dengan bola yang ia pegang,sampai sampai ia tidak menyadari bahwa di depannya ada sebuah truk besar,dengan kecepatan yang lumayan tinggi namun tak beraturan menuju ke arahnya.
"BIAN AWASS NAKK"teriak nek amira berlari mendorong bian hingga membuat bocah itu tersungkur ke pinggir jalan.
"AAaaaaaa"
Srett,
BRUKKK
Tubuh amira terpental lumayan jauh dengan darah yang terus mengalir deras di tubuhnya.
" NENEKK"
teriak bian berlari ke arah neneknya sambil menangis tersedu sedu . Kemudian ia menumpukan kepala amira kepada pahanya sebagai bantalan kepala amira,tak peduli dengan darah amira yang terkena bajunya.
"Nenek hiks bertahan ya hiks bian cari bantuan hiks dulu"
"TOLONG TOLONGIN NENEK TOLONG" teriak bian sambil menangis histeris
"B-bian j-an ngan n-na ngis pok koknya b-bian h-har us ba bahagia t-tanpa nene-k,k-ka lo su-atu h-hari nan ti ada or-ang ya-ng me-mengaku keluar-ga bi-an, bbi-an haa-rus i-kut m-mereka ya saya-ang" ucap nek amira dengan napas yang tersegal segal kemudian tersenyum ke arah bian dan menutup matanya secara perlahan
"NENEK!!NENEK BANGUN JANGAN TINGGALIN BIANN" teriak bian dengan menangis histeris sambil menepuk pelan pipi neneknya
Banyak warga yang menyaksikan kejadian itu menatap iba ke arah bian lalu membantu neneknya untuk di bawa kerumah sakit,namun tuhan sedang tidak berpihak kepadanya saat neneknya akan di bawa kerumah sakit ternyata neneknya sudah berhenti bernapas
Mendengar hal itu bian menangis sejadinya dan kembali menepuk pelan pipi neneknya berharap agar bangun kembali.
kemudian bian merasakan kepalanya berdenyut akibat terlalu banyak menangis matanya merasa di serang kantuk dan terasa gelap secara perlahan
🐳🐳🐳
"Eughh"
Lenguh pemuda manis itu yakni bian yang sudah tersadar dari pingsannya,ia menatap bingung ruangan serba putih dan bau obat yang menyeruak masuk ke dalam indra pernapasannya
kemudian bian menangis kembali saat mengingat kembali kejadian yang baru saja di alaminya
Clekk
Pintu ruangan bian terbuka menampilkan shaga dan kedua temannya menghampiri abian dengan wajah paniknya saat melihat bian menangis di brangkar rumah sakit
Kemudian shaga mengusap punggung bian guna untuk menenangkan bian yang tengah menangis
"B-bang hiks n-nennek hiks m-mana" ucap bian menatap abangnya seraya menangis tersedu sedu
Shaga yang melihat bian menangis pun membawa bian kedekapannya sambil mengelus surainya lembut,sedangkan rey dan kenzo hanya bisa menangis dalam diam saat melihat bian dengan keadaan kacau
"Syutt..adek abang gak boleh sedih,adek harus ikhlas nenek udah bahagia di atas sana" ucap shaga pengertian berusaha untuk menahan air matanya yang tumpah karna tidak tega melihat kondisi bian saat ini
"J-jadi hiks kejadian itu hiks benar abang?terus sekarang hiks nenek dimana?bian mau hiks lihat nenek abang!" ucap bian yang menangis sejadinya
"A-adek sabar dulu ya,kondisi adek belum sembuh total nanti setelah adek sembuh kita pergi ke makam nenek bersama"jawab rey dengan nada bergetar
"T-tapi adek hiks mau sekarang hiks abang,adek mau hiks sekarang"ucap bian dengan tangisan yang terdengar memilukan
"Bentar lagi ya dek,tunggu sampai cairan infusan adek habis setelah itu kita pergi ke makam nenek" jawab kenzo dengan nada pengertian
"Iya,yang di bilang kenzo benar,adek tunggu yang bentar lagi karna ini juga demi kesehatan adek" bujuk kembali rey pada bian agar bocah itu mengerti
Mendengar hal itu bian hanya mengangguk pasrah dan menangis tanpa suara di dalam dekapan shaga, hingga lama kelamaan abian tertidur dengan napas yang beraturan akibat lelah karna sedari tadi bocah itu kebanyakan menangis
🐳🐳🐳
Gimana nih guys ceritanya?
Sedih nggak?
Buat kalian jangan lupa vote+comment ya cerita author
Terimakasih
![](https://img.wattpad.com/cover/358111375-288-k490697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN (On Going)
General FictionAbian adalah bocah berumur 15 tahun selama dari kecil ia hanya hidup bersama neneknya Namun itu pun tidak betahan lama karna neneknya meninggalkan abian seorang diri akibat kecelakaan dimana neneknya mendorong abian saat sebuah truk besar yang melaj...