Happy Reading
•
•
•
•
•Aaron yang mendengar ucapan mommy nya pun menatap bian tidak percaya,kemudian menghampiri bian yang kini berada di pangkuan andrew, seketika air matanya pun ikut luruh
Akhirnya sekian lama ia mencari keberadaan abian kini adiknya telah di temukan
"B-baby" Lirihnya
"Apa aku boleh menggendongnya?" Tanya Aaron dingin kepada andrew
"Tentu son,tapi hati hati adikmu baru saja mengeluh sakit perut"
Sedangkan Aaron hanya mengangguk saja dan mengambil alih gendongan bian dari andrew
"Adek abang" Ucapnya pelan
"Bawa adikmu ke kamar son, biarkan dia di periksa oleh dokter terlebih dahulu" Ucap andrian saat tahu dokter pribadi keluarga nya telah datang
"Hmm" Ucapnya berlalu pergi membawa bian ke kamarnya
"Ck anak itu" Geram andrian
"Sudahlah pa,dari pada marah marah lebih baik sekarang kita susul saja bang Aaron dan baby ke kamar" Ucap Alvaro menyusul bian bersama dengan yang lainnya
Andrian yang merasa tertinggal pun hanya menghela nafas pelan mengapa dirinya yang di tinggal?
Tak ingin tertinggal jauh andrian pun ikut menyusul yang lainnya ke kamar Aaron
🐳🐳🐳
"Bagaimana?" Ucap Aaron dingin
"Cukup parah,maag tuan muda kambuh akibat telat makan, di tambah tuan muda memakan makanan yang seharusnya tidak dimakan sebelum memakan makanan yang berat hal inilah menyebabkan perut tuan muda terasa sakit"jelas dokter itu sopan
" Mas"lirih karin
Dirinya tidak menyangka bahwa putra bungsu nya mempunyai penyakit maag entah sejak kapan, yang pasti itu membuat karin merasa khawatir begitu pula dengan yang lainnya yang sama khawatirnya seperti karin tidak ingin permata mereka kenapa napa.
"Tidak apa honey, sekarang kita harus menjaga baby agar tidak sakit lagi" Ucap andrew menenangkan karin yang sama khawatir seperti dirinya
"Kalo begitu saya permisi tuan,dan untuk obatnya mohon di minum 3X sehari agar tuan muda kecil cepat pulih dan jangan lupa untuk memakan makanan lembek dulu untuk beberapa hari ke depan" Pamit dokter itu dengan menunduk sopan
"Hm"
Usai kepergian dokter tadi Aaron mendekat ke arah ranjang tepat adiknya tertidur
"Kau tak merindukan ku baby" Bisiknya mengecup pelan dahi abian
Bian yang merasakan sesuatu di dahinya pun tidurnya sedikit terusik
"Eughh hiks mommy hiks sakit"
Seketika semuanya panik saat abian kini mengeluh sakitnya sambil menangis
"HEY BABY! MANA YANG SAKIT BILANG SAMA DADDY"
"Hiks d-daddy perut bian sakit hiks"
"Syutt tak apa sini biar daddy usir rasa sakitnya"Ucap andrew mengusap pelan perut bian
" Hiks sakit daddy"
"Baby makan dulu ya sayang biar perutnya gak sakit lagi" Ucap karin yang kini membawa mangkuk berisi bubur yang tadi dibawakan oleh maid
"Nggak mau mommy hiks sakit"
"Makan ya, emang adek mau kalo nanti adek di suntik sama paman dokter? "
Mendengar kata suntik pun bian menggeleng ribut tanda ia tidak ingin di suntik
"Hiks nggak mau mommy"
"Kalo gitu makan ya?"
Karna terlanjur lemas,akhirnya bian hanya mengangguk saja dan memulai memakan makanan lembek itu dengan terpaksa, baru 5 suap bubur itu masuk ke mulutnya ia sudah merasa mual
"Udah mommy bian mau muntah rasanya"
"Satu kali lagi ya" Bujuk karin
"Hiks nggak mommy mual hiks"
"Huh ya sudah sekarang baby minum obatnya ya"
"Nggak mommy pait hiks"
"Nggak baby obatnya manis sayang" Ucap selina ikut membujuk bian
"B-beneran hiks"
Selina mengangguk meyakinkan walau sebenarnya ia tak yakin bahwa obat itu rasanya akan manis
Melihat mamanya yang mengangguk pun akhirnya bian meminum obat yang di berikan oleh mommy nya, saat obat itu masuk ke dalam mulut nya kini mata bian kembali berkaca kaca dan-
"HUAAA MOMMY OBAT NYA PAIT HIKS"
"Hey baby tenanglah" Ucap Aaron lembut mengusap punggung sempit abian
"Hiks s-siapa"
"Hi baby nama abang Aaron putra Rodriguez abang kandung pertama mu"
"A-abang nya bian hiks? "Tanya bian yang masih sesegukan akibat menangis
"Yes baby"
"Hiks abang aro" Rengek bian merentangkan tangan nya
Melihat adiknya yang merentangkan tangan nya pun Aaron mengangkat abian kedalam gendongannya mengusap punggung kecil milik abian dan menimang nimang adiknya agar cepat tertidur
Bian yang merasa nyaman pun menyelipkan kepalanya di antara ceruk leher abang sulungnya itu sesekali ia meracau dengan mata terkantuk-kantuk
"Hiks pait abang" Racau nya
"Tidurlah" Ucap Aaron terus mengusap punggung sempitnya hingga tak terasa dengkuran halus bian tidur terdengar
Merasa adiknya tertidur pun Aaron meletakkan abian di ranjangnya, dikecup kening abian pelan
"Sleep well baby boy" Bisiknya
S
emua keluarga yang melihat interaksi abang dan adik pun merasa terharu, mereka berharap semoga ini akan terus bertahan lama dan akan menjaga permata mereka meskipun nyawa mereka taruhannnya
🐳🐳🐳
Gimana nih cerita nya
Next?
Jangan lupa vote+comment sebelum membaca
Makasih buat semuanya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIAN (On Going)
General FictionAbian adalah bocah berumur 15 tahun selama dari kecil ia hanya hidup bersama neneknya Namun itu pun tidak betahan lama karna neneknya meninggalkan abian seorang diri akibat kecelakaan dimana neneknya mendorong abian saat sebuah truk besar yang melaj...