22

196 9 7
                                    

"Jinan... Apakah aku harus menyusulmu? "

Nathan tersenyum lalu berdiri.

"Seperti kamu ingin kita hidup bahagia bersama di atas sana... "

Nathan berjalan menuju sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas.

Nathan dengan kesadaran penuh terjun ke sungai kapuas...

Byurrr

"JINANN " Teriakan Nathan membangunkan seluruh orang di ruang inap itu.

Bunda Jinan pun kaget saat mendengar teriakan Nathan. Yang lain yang ikut menginap pun juga terbangun.

Nathan mengatur nafasnya dan duduk kembali di kursi samping tempat tidur Jinan.

"Kamu kenapa than kok teriak gitu ganggu orang tidur aja " Nathan menghela nafas, ia lega.

Jadi yang Nathan alami mengenai Jinan yang di diaknosa meninggal dan pemakaman Jinan serta dirinya yang terjun bebas itu hanya mimpi buruk saja.

Flasback on...

Nathan tiba di tempat Jinan di rawat. Ia melihat bunda Jinan yang menangis dan di tenangkan oleh beberapa perawat.

Fani terduduk di salah satu kursi tunggu di depan UGD/IGD (aku lupa gais).

Nathan menghampiri fani lalu duduk di sebelahnya.

"Fan coba ceritain Jinan kok bisa masuk RS " Ucap Nathan. Fani menceritakan semua dari awal hingga berakhir disini.

"Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya... Kita tunggu dokter saja"

"Nathann, hehhh hehhh kenapa kamu begitu cepat sekali " Ucap Lizzy.

"Salahmu lambat " Balas Nathan.

"Gimana Jinan? " Tanya Lizzy, Nathan mengedikkan bahunya.

Tak lama dokter pun keluar, Nathan dengan sergap menodong pertanyaan kepada dokter itu.

"Gimana Jinan yah" Ucap Nathan.

"Kondisinya baik baik saja, ia hanya overdosis ringan sepertinya ia memakan banyak obat tidur dalam satu waktu " Ucap dokter sekaligus ayahnya Nathan.

Nathan memaki Jinan dalam hati tapi ia juga kasian. Bunda Jinan pun berhenti menangis dan mendekati ayah Nathan.

"Apakah saya bisa melihat Jinan sekarang " Tanya bunda Jinan.

"Silahkan saja "

Flashback off...

Dan berakhir lah disini, Nathan sedari tadi menemani Jinan di kasurnya, ia tertidur dengan posisi duduk tadi dan mungkin kekhawatirannya terhadap Jinan yang membuat dirinya mimpi buruk barusan.

Bunda Jinan dan yang lain sudah tertidur kembali, Nathan terus memandangi wajah Jinan yang tiada beban.

"Cantik... " Ucap Nathan yang masih memandangi Jinan.

Pikiran nakal tetiba melintas di kepala Nathan, ia menyengir dan melihat sekitar. Menurutnya aman.

Nathan mendekati wajah Jinan dan mencium tetap di bibirnya, tidak ada lumatan.

"Ekhemm... " Nathan terkejut, melepas ciuman dan melirik ke arah suara.

"Tiada siapa siapa... " Ucap Nathan.

Ia hendak melanjutkan aktivitas tapi ada deheman lagi.

"Heyy lihat lah keatas... "

Nathan menoleh ke atas. Disana ada seorang gadis bertengger dengan posisi terbalik dan kepala yang memutar 180° .

Teman Online (BxB) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang