23

183 10 0
                                    

Nathan berjalan ke ruangan Jinan. Kangen berat katanya padahal ga ketemu tujuh jam doang. Tak lupa keranjang buah yang Ia bawa sebagai bingkisan.

Saat di perjalanan Nathan berpapasan sama bunda Jinan dan ayah Nathan yang sedang berbicara.

"Siang yah, siang bun " Sapa Nathan.

"Siang juga anakku yang paling ganteg, wah kamu bawa apa tuh? " Mata ayah keknya picek, masa ga lihat buah segitu banyaknya.

"Keranjang buah buat Jinan " Ucap Nathan.

"Ekhem, niat amat kamu bawain Jinan ginian, sukak ya sama anak bunda ekhem " Goda bunda Jinan sambil bergaya benerin rambut di telinga.

"Ahh engga kok bun " Ucap Nathan shy shy shy.

"Ekhem ekhem jaman dulu sama jaman sekarang beda ya, aku ma Vina aja ga begini " Ucap Ayah Nathan join.

"Ah itu mah ayah aja yang ga romantis dah yah, bun Nathan mo ke ruangan Jinan dulu " Nathan berjalan melewati mereka berdua.

"Jangan macam-macam sama Jinan kalian belum sah Haha " Canda ayah Nathan.

"Sudah biarin saja kita lanjutkan pembahasan tadi! "

****
Nathan berjalan sambil bersenandung ria. Tak perlu waktu lama tibalah ia di depan pintu ruangan rawat inap Jinan.

Ia membuka pintu ruangan.

Srekkk...

"Jinan aku datang... " Nathan masuk ke dalam dan menghampiri Jinan di kasurnya.

"Ngapain kesini? " Tanya Jinan jutek.

"Jengukin kamu dong ngapain lagi? Ngelamar kamu? " Ucap Nathan sambil menyimpan keranjang buah di nakas. Matanya tertuju pada semangkuk bubur yang masih banyak.

"Kamu gak makan? " Jinan menggeleng.

"Kenapa? "

"Gasuka bubur di aduk, kek muntahan " Ucap Jinan.

"Terus kenapa di aduk? " Nathan tak habis pikir.

"Bunda yang aduk padahal aku bilang jangan, aneh " Jawab Jinan.

"Kamu aneh, dimana mana bubur tuh di aduk biar enak "

"Ga di aduk lah biar cantik "

"Cantik ga cantik sing penting bisa di makan, sini ku suapin "

Nathan mengambil mangkuk berisi bubur itu dan mengambil satu sendok untuk Jinan. Nathan menodongkan sendok berisi bubur itu ke Jinan.

"Ayo makan " Jinan menggeleng.

"Lo aja gue gamau " Tolak Jinan.

"Ayolah kamu mau sembuh gak kalo gitu makan "

"Kata dokter gue dah sehat jadi lo aja"

"Terpaksa gue pake cara ini "

"Teknik pesawat terbang ga mempan"

"Yakin? " Jinan mengernyitkan dahinya.

Nathan menyuapkan satu sendok ke mulutnya dan mendekati Jinan.

"Lo mo ngap-emhh " Nathan menciumi Jinan, ia juga mengoper bubur itu ke mulut Jinan dan mengakhirinya. Jinan menelannya.

"Mo gue suapin biasa atau kek tadi? " Ucap Nathan sambil tersenyum miring.

"Kek biasa aja gamau gue gitu lagi bikin kaget "

"Tapi enak kan? " Jinan mengangguk pelan sedangkan Nathan terkekeh. Ia menyuapkan Jinan seperti biasa dan satu mangkuk pun habis.

"Nah pinter " Puji Nathan karena Jinan mau makan.

Teman Online (BxB) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang