Bab 2

867 18 0
                                    

"Tuan tolong kasihani saya tuan.." memohon di kaki Rendra dengan menangis pilu berharap pria ini mau melepaskannya tapi bukan RENDRA KRESNA GRAHA namanya kalau tidak menyiksa korbannya dengan Kejam dan tanpa rasa kasihan.

"Mulai sekarang kau adalah pelayan di sini dan di saat aku membutuhkanmu kau harus datang dan melayaniku. Pelayan!!" Teriaknya kepada pelayan

"Iya tuan" ucap pelayan tersebut

"Bawa dia dan berikan dia baju pelayan  dan beri tau apa tugasnya selama berada di sini" ucapnya

"Baik tuan" ucap pelayan itu menunduk lalu membawa Anisa pergi dari ruangan tersebut yang rasanya bernafas pun sulit.

"Kevin!!" Teriaknya

"Iya tuan?" Jawab Kevin sang asisten

"Bagaimana? Apakah dia sudah ada di markas?"

"Sudah tuan, dia sudah berada di markas"

"Bagus. Ayo kita ke sana sekarang"

***

Di markas COSA RENDRA terlihat seorang paruh baya yang meronta ingin di lepaskan.

"Lepaskan aku bajingann! Apa maksudmu menangkap ku" teriaknya

(Tap Tap Tap) terdengar suara langkah kaki yang berjalan kearahnya. Dengan wajah yang tenang dia melihat musuhnya meronta-ronta ingin di lepaskan, dengan tersenyum meremehkan dia berjalan mendekat.

"Rupanya nyalimu besar juga tuan devano" smirknya

"Kau? Kau mengapa menculikku seperti ini? Lepaskan aku lepaskan bangsatt" teriaknya marah

"Aku tidak akan melepaskan mu sebelum aku mendengar jeritanmu. Kevinn!!" Teriaknya, lalu Kevin memberikan pisau lipat kepadaj Rendra.

Pria tua yang melihatnya menegang dan merinding

"Mau apa kau? Jangan coba coba kau mendekat atau aku akan melaporkan mu ke polisi" teriaknya histeris

"Laporkan saja jika kau bisa hahaha" tanpa ana aba Rendra langsung menggores pipi pria tersebut dengan sangat kuat.

"Argkkhhhh"  teriaknya histeris

"Inilah akibatnya jika bermain main denganku" dan menggores pipi satunya lagi dengan tanpa rasa kasihan sedikit pun.

"Akhhhhh lepaskan lepaskan aku aku tidak ada urusan denganmu"

"Kau jangan berpura pura lupa, bukan kah kau yang membantu musuhku mencuri senjataku?"

"Hahaha rupanya kau Rendra yang terkenal kejam itu? Kau sangat bodohh bahkan kau sangat bodoh" ucapnya nekat

"Apa katamu?" Dengan mencambuk pria itu dengan cambuk yang sudah banyak paku tertancap di sana.

"Hahahaha aku suka teriakan mu"

"Tolong lepaskan aku tolong. Akhhhhh" teriak pria tua itu saat memohon tapi tanpa belas kasihannya Rendra mencambuknya tanpa ampun. Dia tidak mau langsung membunuh musuhnya karena menurutnya teriakan musuhnya adalah nyanyian untuknya.

Rendra mengambil pisau panas lalu dia memotong telinga seblah kanan pria tua itu, devano dengan histeris berteriak rasanya telinganya sudah mati rasa saat ini.

"Hanya itu nyalimu?" Tanya Rendra lalu memotong perut pria itu dengan tanpa kasihan sehingga pria tersebut histeris dan langsung mati di tempat.

"Sudah ku katakan jangan bermain main denganku. Pengawal!! Urus dia" ucapnya lalu pengawal tersebut mengurus mayat pria tua itu.

Kevin yang sedari tadi melihat kejadian tersebut tidak tahan untuk tidak muntah, bisa bisanya tuannya sama sekali tidak jijik melakukan itu. Hingga dia berlari ke toilet dan mengeluarkan isi perutnya.

Di luar sudah bau anyir darah yang begitu menyengat siapa saja yang menciumnya pasti tidak akan tahan. Tapi berbeda dengan semuanya terlihat biasa saja karena mereka sudah di latih dengan keras sehingga mereka bisa menahan bau bau darah yang sangat menyengat di indera penciuman.

Rendra yang sudah puas bermain main dengan musuhnya akhirnya memutuskan untuk membersihkan badannya yang terkena banyak darah.
Setelah membersihkan tubuhnya di ruangan pribadinya dia memutuskan untuk pulang ke mansion.

Okeyyy guyss makasihh yaa dah bacaaa

Gadis Desa Milik Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang