Bab 14

367 9 0
                                    

☘️Happy Reading ☘️

Rendra yang melihat sang istri pun terkejut dan langsung mendorong tubuh Jessica.

"Sayang ini semua bukan seperti yang kamu pikirkan." Ucap Rendra

"Heh Lo siapa hah? Beraninya masuk nyelonong aja emng kantor ini punya bapak lo hah?." Jessika nyolot.

"JESSICA!!." Bentak Rendra.

"Emng kenapa sayang? Dia siapa sih."

"Khem perkenalkan mbak saya istrinya." Ucap Anisa sambil menjulurkan tangannya.

"A..apa? Heh jangan Ngadi Ngadi Lo ya."

"Mbk kalau gak percaya lihat tangan suami saya, dan lihat tangan saya." Jessika pun melihat tangan Rendra dan Anisa secara bergantian dan mendapati mereka memakai cincin yang Sama.

"Heh jangan mimpi Lo ya.!!" Ucap Jessica tak terima.

"Yang ada mbk yang jangan mimpi, apa mbak sudah tidak laku sehingga dengan tidak tau malunya duduk di pangkuan suami orng? Apakah itu pantas di sebut pelacur?." Ucap Anisa santai.

Plakkk...

Satu tamparan mengenai kulit Mulus Anisa.
Rendra yang melihat sang istri di tampar ingin maju namun Anisa menahannya.

"Dan kamu mas? Apakah kamu tidak mengingat istri mu hah? Mengapa kau ingin saja di sentuh dengan perempuan yang bukan mahram mu?." Ucap Anisa menahan tangis.

"Tidak, dengarkan aku. Dia yang datang dan langsung duduk di pangkuan ku aku sudah menahannya namun dia memaksaku sayang tolong percaya padaku."

"Mbak, wanita itu sangat indah dengan sifat malunya, jika sifat itu sudah hilang, maka hilang pula keindahannya." Ucap Anisa dan membuat hati Jessica seperti di remas remas.

"Alah gak usah sok alim, semu orng jga punya banyak dosa gak ada orng yang gak punya dosa."

"Hei mbak, apa nanti gak malu kalau kita sudah meninggal dan aib kita di bongkar di alam kubur di depan umum dengan banyaknya orang yang melihat perbuatan kita."  Tanya Anisa.

"Lu gak usah nyeramahin gue, kayak gak pernah aja Lo buat dosa cih munafik."

"Ketika di nasehati orng alim mbk sebut mereka sok suci dan ketika seorang pendosa memberikan mbak nasehat mbk bilang "kayak gak pernah aja" lalu? Apa mbak nunggu malaikat Izrail dulu ngasih nasehat baru mbak dengerin mbak?." Ucap Anisa lagi.

Jessica yang sudah kalah telak pun akhirnya memutuskan untuk pergi.

Rendra yang sedari tadi melihat istrinya menasehati Jessica pun kagum, namun dia takut melihat sang istri.

"Mas, ini makanannya aku ingin pulang masih banyak yang akan aku kerjakan."

"Sa..sayang tunggu." Ucap Rendra gugup.
Baru kali ini Rendra takut dengan seorang wanita.
(IYALAH KALAU GAK TAKUT TIDUR DI LUAR KAU NDRA HH).
Anisa pun menghentikan langkahnya.

"Mmm apakah kau percaya padaku sayang?." Tanya Rendra lagi.

"Iya mas aku percaya, aku pamit dlu assalamualaikum." Lalu Anisa pergi tanpa melihat Rendra.

Rendra menghembuskan nafas.
Dia sangat marah saat ini.

"Awas kau Jessica tunggu." Ucap Rendra lirih.

"Bawa dia ke markas." Ucap Rendra saat mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

****

Rendra berjalan masuk ke dalam mansion dengan tergesa-gesa, dan melihat Anisa sedang duduk di balkon kamar.

"Sayang...." Panggil Rendra.

Anisa menoleh ke belakang mendapati suaminya mendekat dengan tersenyum.

"Sayang maafkan aku." Ucap Rendra duduk di samping sang istri.

"Hmmmm." Anisa nampak ragu, di satu sisi dia ingin percaya namun di sisi lain dia takut suaminya benar benar ada hubungan dengan wanita itu.

Rendra yang mendengarnya reflek mengangkat tubuh Anisa ke pangkuannya.

"Sayang maafkan aku, percayalah padaku." Namun Anisa masih belum bersuara.

"Sayang... Dia itu mmm anu mantan pacarku yang aku dulu ceritakan padamu." Ucap Rendra meyakinkan.

"Sayanggggg....." Ucap Rendra sambil mencium tengkuk sang istri. Dia gemas dan takut.

"Hmm iya mas aku juga buat apa cemburu dengan masa lalumu." Ucap Anisa tersenyum.

Rendra yang mendengarnya pun memeluk istrinya erat. Anisa pun membalas pelukan sang suaminya.

"Maafkan aku ya mas aku sudah marah tadi."

"Iya sayang aku tau kau sedang cemburu." Ucap Rendra tersenyum.

"Aku tidak cemburu mas."

"Lalu kenapa kau marah."? Tanya Rendra

"Ya istri siapa yang tidak marah melihat suaminya bersama wanita lain."

"Ada sayang dia tetangga kita, bahkan mendukung suaminya berpoligami." Ucap Rendra.

"Owh jadi kamu jga ingin berpoligami mas?." Tanya Anisa.

"Ah tidak sayang mana berani aku berpoligami."

"Ingat yah mas meski berpoligami itu jaminannya surga namun aku tidak rela di madu." Ucap Anisa.

"Baiklah sayang aku tidak akan berpoligami." Anisa yang kesal mendengar jawaban sang suaminya pun mencubit perut Rendra.

"Awssh, sakit sayang."
lalu mereka pun tersenyum, dan berpelukan bersama, Rendra pun melepas pelukan nya dan mencubit hidung istrinya "gemes deh sama kamu "

#####

Gadis Desa Milik Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang