Bab 11

527 12 1
                                    

*"Jika seseorang merasakan ketenangan didekat siapapun, apalagi orang 'alim maka sejatinya ketenangan tersebut hanya berasal dari Allah SWT."*


Happy Reading

Malam ini Rendra dan Anisa pun masuk ke kamar untuk membersikan diri masing-masing. Setelah selesai Anisa keluar kamar dan tidak terlihat Rendra sama sekali.

"Kemana dia? Bukannya ini malam pertama kita mengapa dia pergi huhh." Ucapnya

"Apakah kau sudah tidak sabar hmm?." Jawab Rendra dari belakang.
Anisa yang mendengarnya reflek berbalik badan dan mendapati Rendra yang sudah berdiri di belakang sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya.
Dia mengutuk dirinya sudah berucap hal yang tadi.
Pipinya bersemu merah dan dia langsung pergi ke ranjang untuk tidur. Rendra yang melihatnya sangat gemass dan menyusul Anisa ke ranjang.

"Zaujati, apakah kau tidak ingin melakukan olahraga malam ini?." Anisa yang mendengar panggilan Rendra untuknya membuat pipinya kembali memerah bak kepiting rebus.

"Mmm zauji kau ingin melakukan olahraga apa malam malam begini?." Tanya Anisa sambil membalas panggilan Rendra untuknya. (EMANG BOLEH SE SALTING INI THOR?).

Rendra yang mendengar penurutan istrinya sangat gemas apakah istrinya ini masih polos? Pikirnya.

"Olahraga yang di lakukan suami dan istri, apakah kau tidak ingin melakukannya?." Anisa yang mendengarnya sangat malu, dan reflek menyembunyikan kepalanya di bawah bantal.

"Zaujati, mengapa kau tidak ingin membuka hijab mu, bukankah itu sudah halal untuk aku lihat?." Tanya Rendra.

"Mmm aku masih belum terbiasa memperlihatkan rambutku kepada laki laki." Jawab Anisa.

"Hey, apakah kau lupa? Aku ini suamimu jangankan rambut mu, seluruh tubuhmu pun aku berhak melihatnya, bahkan menjamahnya." Ucap Rendra.
Anisa yang mendengar ucapan suaminya pun reflek mencubit perut sang suami.

"Awshhh." Ringis Rendra ber alasan.

"Apakah itu sakit?. Mm maafkan aku aku tidak sengaja." Sambil mengelus perut Rendra yang ia cubit tadi.

"Cubitan mu sangat enak sayang apalagi jika kau mencubit adik kecilku." Ucap Rendra frontal.

"Hah? Adik? Apakah kau punya adik?." Tanya Anisa polos.

"Yah apakah kau ingin melihatnya?." Anisa pun mengangguk.
Rendra reflek membuka gesper dari celananya tapi Anisa menahannya.

"Apa yang kau lakukan?." Pekik Anisa

"Katamu kau ingin melihat adik ku, ini aku ingin memperlihatkanya padamu."
Anisa yang sadar dengan ucapan Rendra pun reflek memukul pundak Rendra kuat, apa apaan ini Rendra mengerjainya?.

"Ayolah sayang aku sangat ingin saat ini." Ucap Rendra memohon.

"Baiklah tunggu sebentar."

"Hmm kau ingin kemana sayang?." Tanya Rendra

"Aku ingin ke kamar mandi sebentar."

"Baiklah honey." Anisa pun pergi ke kamar mandi.

Sudah beberapa menit Rendra menunggu namun Anisa tak kunjung keluar kamar, diapun berinisiatif untuk mengetuk pintu kamar mandi dia khawatir terjadi sesuatu di dalam.

"Sayang, apakah kau baik baik saja?." Tanya Rendra khawatir.

"Mmm Iyah aku baik baik saja." Ucap Anisa dari dalam, dia sangat malu jika harus keluar menggunakan lingerie seksi ini sangatlah terlihat lekuk tubuhnya. Mis v nya hanya terhalang satu tali saja dan bagian dadanya hanya menutupi putingnya saja.

Dia pun membuka pintu dengan gugup dia melangkahkan kakinya keluar.
Rendra yang melihat istrinya memakai lingerie merah yang menggoda pun membelalakkan matanya. Nafsunya mendadak memuncak dan adik kecilnya pun bangun dari tidurnya.

Anisa yang di tatap bak santapan singa pun merinding. Dia pun melangkahkan kakinya namun Rendra sudah melangkah terlebih dahulu ke arahnya sampai tubuh Anisa pun mentok ke dinding.

"Kau menggodaku hmm?." Tanyanya mendekat kan kepalanya ke Anisa.
Anisa yang di tatap seperti itupun mendadak pipinya memerah bak kepiting rebus.

"Bersiaplah honey kau akan mendesah di bawahku." Lalu mencium kening, mata, hidung, pipi, dan berakhir di bibir Anisa dengan sedikit lumatan.

"Hmhhh." Lenguh Anisa tertahan
Rendra pun semakin memperdalam ciumannya dan terjadilah malam yang panas untuk Anisa dan Rendra malam ini. Hingga jam menunjukkan pukul dua subuh barulah Rendra berhenti, dia sangat senang karena keperawanan Anisa berhasil dia dapatkan, dia seperti mendapatkan jackpot saat ini.

"Terima kasih sayang, kau sudah menjaganya untukku." Ucap Rendra dan mencium kening Anisa lalu tertidur di samping Anisa yang sudah sangat lemah saat ini.

****

Gadis Desa Milik Mafia TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang