Regressor, Possessor, Reincarnator [Novel Terjemahan]

Bab 27

Inti naga, lokasi gema makhluk fantastik, sifat suka berteman para peri. Setiap sistem sihir dibentuk dengan tujuan tertentu.

Jelas, karena manusia tidak dilahirkan dengan kemampuan bawaan untuk menggunakan sihir, mereka harus meniru spesies lain.

Sistem Sihir Drakonik. Tujuannya sederhana: untuk meniru inti magis naga, membawa hati naga yang bercahaya yang telah diubah menjadi permata, dan menggunakan kekuatan magis luar biasa yang dimiliki oleh seekor naga.

Pada saat kekuatan sihir dan jangkauan penginderaan seseorang tidak meningkat setiap kali cincin mereka tumbuh, tidak mengherankan jika orang mencoba meniru naga, makhluk yang dikenal sebagai Penguasa Mana.

Namun, ternyata, hasilnya persis sama. Hati sang penyihir akan berubah menjadi batu dan menyerah di hadapan rasa sakit yang tak henti-hentinya menyertainya. Setelah akhirnya berhasil mempelajari teknik rahasia, tubuh mereka akan runtuh karena tekanan pada hati mereka yang berubah.

Jika jumlah materi yang disiapkan salah, hanya setengah dari hati mereka yang akan berubah.

Dia tidak yakin berapa banyak waktu telah berlalu. Mungkin tiga, empat hari? Persepsi waktunya telah menghilang.

Allen membuka kelopak matanya yang berat, pikirannya kosong.

‘Sudah berapa lama berlalu?’

Dia belum tidur.

Badai yang dihasilkan saat cincinnya hancur masih berkecamuk. Itu akan berakhir hanya setelah menjalankan jalurnya.

“Apakah bahkan sepuluh persen hatiku sudah berubah?”

Dia tertawa. Dia mengerti mengapa dia tidak mengenal siapa pun yang telah dilatih dalam teknik ini.

Mereka semua mati.

Hatinya terasa seperti digigit, sepotong demi sepotong. Sedikit demi sedikit, perlahan dan pasti. Hati dagingnya menjadi padat.

Dia tidak bisa makan, tidak bisa minum—dia bahkan tidak bisa menemukan hiburan dalam tidur. Dia harus duduk diam dan berharap rasa sakitnya akan berakhir.

Allen melihat sekelilingnya dengan ekspresi bengkok.

‘Kapan semua tulang naga menghilang?’

Setelah mengumpulkan pikirannya, dia melihat bahwa ruang di sekelilingnya kosong. Badai sihirnya berada di luar jangkauan.

Apa yang bisa dia lakukan?

“Haaa… Bagaimana saya bisa melakukan ini?”

‘Bodoh.’

Dia menarik dirinya. Setiap otot di tubuhnya bergetar saat dia jatuh lagi dan lagi.

‘Tidak apa-apa. Saya tidak akan menyerah. Saya akan bangkit kembali, lagi dan lagi.’

Menggunakan sarung pedangnya sebagai tongkat, dia mengatur dirinya kembali. Satu langkah, lalu langkah lainnya. Bahkan merangkak akan lebih cepat dari ini.

Badai ajaib — terbentuk melalui setiap langkah Allen — secara bertahap bergerak maju bersamanya sampai bertabrakan dengan sisa-sisa reruntuhan yang ditinggalkan.

Bang!

Dampak besar menandai matinya sisa-sisa yang ditinggalkan selama ribuan tahun itu. Sisa-sisa yang sekarang runtuh — tiba-tiba rusak setelah bertahan selama bertahun-tahun — terserap ke dalam badai mana.

Hatinya digerogoti lagi saat dia mulai berjalan sekali lagi.

Perlahan-lahan.

* * *