"Jangan lari-lari."
Keisya mengabaikan peringatan dari Gio. Ia terus berlari sampai kakinya tidak sengaja terpaduk batu "aduhh."
Gio berlari menghampiri keisya, kemudian ia berjongkok "kan tadi aku udah bilang jangan lari-lari. Bandel sih ngga dengerin, jatuh kan jadinya."
Keisya menatap Gio dengan mata yang berkaca-kaca "sakit."
Gio melihat lutut Keisya yang berdarah. Ia mengelus puncak kepala gadis itu sayang "kita pulang aja ya." Keisya mengangguk.
"Mau gendong?" Tawar Gio.
Keisya mengangguk antusias "mauuuuuu" rengeknya.
"Depan atau belakang?"
"Belakang aja."
Gio langsung memutar badannya membelakangi Keisya "ayok."
Keisya langsung naik ke atas punggung Gio. Tangannya memeluk leher Gio.
Lengan Gio menahan tubuh Keisya agar tidak jatuh. Ia berdiri kemudian berjalan menuju rumah.
Keisya menaruh dagunya di pundak cowok itu "Gio."
"Hm?"
"Giooo, Ish."
"Kenapa sayang?"
"Jangan marah-marah kaya tadi ya?"
"Kenapa emang?"
"Gio serem tau kayak singa"
Cowok itu terkekeh mendengar penuturan dari Keisya "aku bukan marah, tapi khawatir. Aku ngga mau kamu kenapa-kenapa."
Cup!
Keisya mencium pipi kanan Gio.
Jantung Gio berdetak kencang. Salting itulah yang kini Gio rasakan.
"Gio maafin Eca ya. Eca ngga dengerin omongan Gio, jadi Eca jatuh."
"Iya, tapi ngga boleh gitu lagi okey?" Keisya mengangguk, ia menyenderkan kembali kepalanya di bahu cowok itu.
✯✯✯#penasaran lanjutan nya gimana?
#Jangan lupa share ke temen-temen buat baca cerita ini yaaww.
#Suka nggak prolog nya??
#Mau aku up kapan nieh?
#Btw makasih yang udah mau baca cerita nya.. love you more buat kalian... Hehehehe
#Jangan lupa vote!!! Jangan jadi sider okey?
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Teen FictionKeisya Olivia Abraham, cewek cantik, pintar, dan hobbie memasak. Gadis ceria dengan segudang masalah. Dan juga gadis ini menyukai seorang cowok tampan, berpostur tubuh tinggi dan bahu tegap, serta tergolong murid pintar di sekolah, ya cowok itu tak...