Ceklek!"Nek."
Endah tersenyum ramah "mau ketemu Eca ya?"
"Iya nek, masa Gio mau ketemu sama nenek" cowok itu terkekeh pelan.
"Iya deh. Yaudah yuk masuk."
Gio memasuki rumah Endah. Cowok itu berjalan di belakang Endah menuju ke ruang tv.
"Nenek panggil Keisya dulu ya, kamu duduk aja dulu" wanita itu berjalan menuju kamar.
Gio mengangguk. Ia mendudukkan dirinya di atas sofa dan menaruh satu kantong plastik yang ia bawa di atas meja.
"Gio" sapa keisya.
Cowok itu menoleh "hai, gimana udah mendingan belum? Atau masih ada yang sakit?"
Keisya tersenyum tipis "udah mendingan ko, besok juga udah bisa masuk sekolah."
Gio hanya mengangguk. Mata nya tak lepas sedikitpun dari Keisya.
"Nih di minum juga di makan ya" Endah Menyondorkan gelas berisi teh manis dan beberapa camilan "kalau gitu nenek ke belakang dulu mau nyiram bunga. Gio titip Eca ya."
"Siap bos" ujar Gio sambil mengangkat satu tangan nya hormat.
Endah mengangguk kemudian meninggalkan Gio dan juga Keisya di ruang tv.
Keisya menggeleng-geleng kepala melihat interaksi antara neneknya dan Gio.
Gio mengambil roti dari kantong plastik. Ia menatap Keisya "Lo belum sarapan kan?" Gadis itu hanya mengangguk.
Gio memberikan roti coklat "nih sarapan dulu."
Keisya tersenyum manis, ia menerima roti itu dengan senang hati "makasih."
Saat asik menatap Keisya makan. Gadis itu menyadari Gio dari tadi menatapnya "Lo ngga makan?" Keisya mengernyit heran.
"Gue udah kenyang."
"Emang udah sarapan?"
"Belum."
Keisya mengerutkan dahi bingung "terus kenapa bisa kenyang kalau belum sarapan?"
"Gue udah kenyang liat Lo makan. Apalagi makan nya lahap kaya tadi, lucu tau ngga" Gio terkekeh di akhir kalimatnya.
Pipi Keisya bersemu merah.
Hah? Apa? Lucu? Gue ngga salah denger kan?
Keisya langsung mengalihkan pandangan, ia langsung melahap sisa roti yang tinggal sedikit untuk mengurangi rasa gerogi nya.
Keisya telah selesai dengan kegiatan makan dan minum nya. Kini ia dan Gio masih saling diam, posisi keduanya sama-sama canggung.
Gio memecahkan keheningan. Ia memberikan Katong plastik itu kepada Keisya "nih ada beberapa Snack, di makan ya."
Keisya tersenyum tipis "makasih banyak ya Gio. Maaf ya ngerepotin sampe harus bawa kaya gini, padahal ngga usah bawa makanan juga gapapa ko."
"Sama-sama. Gapapa, gue ngga repot sama sekali."
"Kalau gitu sebagai tanda terimakasih gue mau ajak Lo buat makan bareng gimana?"
Gio mengangguk "boleh."
"Oke deal."
✯✯✯
Kini Gio, Adrian dan juga Denis tengah berada di kantin. Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu."Lo tadi pagi abis jenguk Keca?"
Gio menatap Adrian sengit "nama dia tuh Keisya. K.E.I.S.Y.A. Bisa ngga sih Lo manggil dia tuh Keisya aja?"
"Yaelah Yo, cuma gitu doang. Posesif amat Lo."
"Kenapa emang kalau gue posesif? Suka-suka gue lah mau posesif atau ngga itu urusan gue."
"Tap.."
"Kalian bisa ngga sih ngga berisik? Lagian Lo juga Yan, udah tau Gio ga suka Lo manggil nama Keisya dengan panggilan yang Lo buat sendiri. Masih aja Lo lakuin." Sela Denis.
"Iya sorry-sorry."
Denis menatap Gio "Lo tadi pagi jenguk Keisya?"
"Hm."
"Lo udah tau kalau Keisya itu anak kembar?"
Gio menatap Denis bingung "What? Kembar?"
Adrian mengerutkan keningnya bingung "emang si Keisya kembar ya? Tapi gue ngga pernah liat kembarannya tuh."
Denis menatap Adrian dan Gio bergantian "mereka itu kembar tapi ngga identik."
"Emang kembarannya yang mana sih?"
"Lo tau Zara?"
Gio menggeleng "ngga."
"Zara anak kelas 10 IPA 3."
Gio menggedikkan bahu "gatau deh, ngga kenal."
✯✯✯#gimana part ini?
#jangan lupa vote dan komen yaa..
#next di part selanjutnya, Babay...
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Novela JuvenilKeisya Olivia Abraham, cewek cantik, pintar, dan hobbie memasak. Gadis ceria dengan segudang masalah. Dan juga gadis ini menyukai seorang cowok tampan, berpostur tubuh tinggi dan bahu tegap, serta tergolong murid pintar di sekolah, ya cowok itu tak...