Ting!
Sebuah notifikasi pesan masuk dari ponsel Keisya.
Gadis dengan piyama Doraemon itu mengubah posisi yang semula tiduran kini berubah menjadi duduk.
Bukan visual!!
Keisya meraih ponsel di atas narkas dan mulai membaca pesan itu. Senyum nya mengembang dan jarinya langsung mengetik sesuatu.
Gio
Sya gmn udh mndngan blm?
Udh mndingan ko.
Sorry mlm ini gw nggk bs kesana.
Gppa ko.
Skrng Lo lg ngpain? Ko blm
tdr?Gw lg liat tv hehehe..
Oh, yaudh klau gtu istrht
yg bnyk y, jngan brgdng.Cpt smbuh y...
Nnti pgi gw
kstu oke?Ok...
Keisya mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali di atas narkas.Tok! Tok! Tok!
"Ca nenek masuk ya?"
Keisya menoleh sekilas ke arah pintu "iya."
Endah masuk ke dalam kamar, kemudian ia berjalana dan mendudukkan dirinya di samping Keisya. Wanita itu menatap Keisya teduh "Ca ke depan yuk, ada Mamah sama Papah."
"Mereka ke sini?" Endah mengangguk.
✯✯✯
Gio baru saja selesai mandi. Cowok itu kini menggunakan oufit santai, yakni kaos putih polos dengan padukan celana Kolor hitam.Cowok itu berjalan menuruni tangga. Ia menghampiri Viana dan Arsen yang sudah dulu berada di meja makan.
Mereka semua kini menyantap makanan masing-masing. Gio teringat sesuatu "oh iya, dulu Papah sama Mamah itu siapa yang suka duluan sih?"
"Dulu Papah sama Mamah pertama ketemu itu di kampus. Nah dulu yang suka itu bukan Papah tapi Mamah kamu."
Viana melotot tak terima "Papah itu jangan bohong di depan Gio. Mamah itu ngga pernah suka sama Papah."
Arsen tidak menjawab, ia justru mengganti topik "dulu Mamah kamu posesif banget dek. Papah pernah di diemin Mamah kamu dua hari."
"Terus-terus, Papah ngebujuk Mamah sampai Mamah maafin Papah itu gimana."
"Papah kasih sesuatu yang Mamah suka. Dan buat Papah, Papah ngga mau bikin Mamah kamu marah lagi."
"Kenapa emang nya Pah?" Tanya Gio bingung.
"Mamah sekarang kalau marah serem soalnya" bisik Arsen.
Gio mengangguk-anggukkan kepala.
"Dek, nanti setelah sekolah SMA Mamah sama Papah berharap kamu ngelanjut kuliah."
"Gio juga udah niat buat lanjut."
"Emang kamu mau ngambil jurusan apa dek?"
"Gio juga masih bingung. Mungkin Gio ambil manajemen bisnis."
"Dek, kamu serius?"
"Gio serius mau ngambil jurusan manajemen bisnis Pah, Mah."
"Nanti kita coba kamu di kelas 11." Gio mengangguk.
"Jadi nanti Papah bakal kasih kamu tugas kantor yang ringan. Kamu bakal punya pengalaman dan nanti, kalau kamu ngga suka tentang manajemen bisnis kamu boleh pilih jurusan lain. Anggap aja pengalaman kamu ngerjain tugas kantor itu jadi bahan pertimbangan buat pilih jurusan lain."
"Makasih ya Pah."
Arsen mengangguk "oh iya Papah hampir lupa. Kata temen-temen kamu, kamu lagi deketin cewek. Bener?"
Viana tersenyum jahil "oh jadi anak kita udah gede sekarang Pah. Tapi kok kamu ngga pernah cerita ke Mamah sih kalau lagi suka sama cewek?"
Gio hendak membuka suara tapi Viana langsung menyerobot "jadi maksud pertanyaan kamu tadi itu mau tau gimana cara ngebujuk cewek, karena kamu udah suka cewek jadi nanya begitu" Viana menaik turunkan alisnya, menggoda sang anak.
"Jadi selama ini kalian nganggep Gio ini masih kecil?" Tanya cowok itu tak percaya.
"Mau kamu udah punya anakpun dimata Mamah sama Papah kamu masih kecil dek" Viana terkekeh geli.
Gio menekuk wajahnya. Apa-apaan ini?, Mamah dan Papahnya masih saja suka membuli anaknya sendiri.
"Mah udah, itu anaknya cemberut loh."
"Iya-iya."
"Emang bener ya dek? Kasih tau Papah dong siapa cewek yang kamu suka itu."
"Ck, Pah, Mah. Udah dong."
"Tuh kan Papah sih. Anaknya jadi bad mood."
"Lah kok Papah?"
"Yaudah deh Papah sama Mamah minta maaf."
"Tapi nanti kalau udah jadian bawa kesini ya."
"Maaaaaaaa..." Rengek Gio.
✯✯✯
#Gimana part ini?? Next nggak??#maaf baru up..
#mau kirim pesan buat siapa:
Gio:
Keisya:
Serin:
Adrian:
Denis:
Buat siapa lagi? Buat autor juga boleh banget wkwkwk..
#jangan lupa vote dan komen..
#See you next part everyone..
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Ficção AdolescenteKeisya Olivia Abraham, cewek cantik, pintar, dan hobbie memasak. Gadis ceria dengan segudang masalah. Dan juga gadis ini menyukai seorang cowok tampan, berpostur tubuh tinggi dan bahu tegap, serta tergolong murid pintar di sekolah, ya cowok itu tak...