Gio berdiri di dekat pintu kantin, ia menyipitkan matanya mengedarkan pandangan ke arah sudut-sudut kantin dan matanya menangkap sosok yang dia cari "itu Keisya bukan sih?"Mata Gio tidak beralih sedikitpun dari Keisya. Cewek itu duduk sendiri di meja nomor 15, cewek dengan rambut di yang dikuncir kuda itu tengah asik makan sembari bermain ponsel. Sudut bibir Gio berkedut membentuk sebuah senyuman tipis "Cantik."
Gio berjalan menuju meja yang di tempati oleh Keisya. "Sya kok sendiri? Nggak bareng Serina?"
Keisya terjingkrak kaget "G-Gio? Iya gue sendiri, hari ini Serin sakit makanya dia ga masuk."
Gio menggangguk-nganggukkan kepala dan tersenyum tipis ke arah Keisya.
Njir! Manis banget sumpah -batin Keisya.
Pipi Keisya bersemu merah, Gio terlihat manis sekali saat tersenyum. Gio cowok dengan tubuh tinggi dan tegap, juga tampan, dan pintar itu adalah cowok yang selama ini Keisya suka. Namun sayang, Keisya tidak pernah berani untuk melakukan pendekatan terhadap Gio. Ia lebih memilih untuk memendam perasaannya kepada Gio.
"Gue boleh duduk di sini nggak?"
"B-boleh ko, duduk aja" Jujur saja Keisya gugup berbicara dengan Gio, pasalnya Keisya tidak pernah berbicara dengan Gio berdua seperti ini. Jika ia berbicara mentok-mentok dengan Gio saat sedang bersama Serin.
"Sya."
"Ya?"
"Makan dulu nanti lagi main hp nya."
"Iya, bentar." Keisya kemudian menaruh ponsel nya di meja, dan melanjutkan aktivitas makannya.
Gio tersenyum tipis melihat Keisya yang menurut untuk manaruh ponselnya, ia terus menatap Keisya tanpa mengalihkan pandangannya.
Keisya menyadari bahwa sejak ia makan Gio tidak berhenti memperhatikannya. "Jangan ngeliatin terus, ish" Keisya menggembungkan pipinya kesal.
Sial gemes banget sih! -batin Gio.
Keisya menatap Gio "Lo nggak makan?"
"Udah kenyang."
Keisya menggangguk dan membulatkan bibir nya membentuk huruf O.
"Sya."
"Kenapa?"
"Lo pulang naik apa?"
"Di jemput supir. Kenapa emang?"
"Lo bilang ke supir Lo, kalau Lo balik bareng gue."
"Uhukkk" Keisya tersedak, bagaimana tidak? Ia terkejut mendengar ucapan Gio barusan.
"Pelan-pelan makanya" Kemudian Menyondor kan air yang ada di meja "minum."
Keisya tersenyum tipis "makasih."
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Ck, tawaran gue."
"Gue balik sama supir aja, gue ga mau repotin lo."
"Nggak ngerepotin sama sekali kok, mau ya?"
"Yaudah deh, iya mau."
✯✯✯
Gio menelusuri koridor dengan langkah lunglai nya. Tas yang sengaja ia sampirkan di bahu sebelah kanan dan bajunya di keluarkan juga satu tangan di masukkan ke dalam saku celana menambah kesan keren pada diri Gio.
Ia berhenti tepat di depan kelas Keisya. Menunggu gadis itu berkemas-kemas memasukkan buku-buku ke dalam tas.
Gio menunggu Keisya dengan tangan yang di masukkan ke saku celana. Ia mengedarkan pandangan ke arah sekitar.
"Gio"
Gio menoleh saat mendengar sapaan lembut dari gadis itu "Udah ngomong ke supir?"
"Udah ko."
Mereka berjalan menuju tempat parkir.
Setelah sampai di parkiran Gio memberikan satu helm kepada Keisya "Pake."Setelah menggunakan helm yg di berikan Gio, Keisya berusaha naik ke atas motor Gio. "Tinggi banget sih?"
Gio terkekeh "Bisa nggak?"
"Nggakkk" Keisya menggelengkan kepalanya.
"Sini gue bantu."
Setelah Keisya naik ke atas motor "pegangan, gue nggak mau sampe lo jatuh" Gio menarik kedua tangan Keisya dan melingkarkan tangan gadis itu di pinggangnya.
Dapat Gio lihat dari spion kaca motor, Keisya tengah salah tingkah. Terlihat dari pipi gadis itu yang bersemu merah atas perlakuannnya baru saja. Hal itu lah yang membuat Gio semakin gemas dengan tingkah gadis itu. Setelah itu ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang dan ia tidak langsung menghantarkan Keisya pulang, melainkan ia membawa gadis itu kesuatu tempat.
Gio menghentikan motornya di sebuah taman "akhirnya sampe juga."
Keisya mengerenyitkan dahi. "kita mau ngapain? Ko kita nggak langsung pulang?"
Gio tidak menjawab justru pria itu kembali berujar "lo duduk dulu di sini, gue mau pergi sebentar."
Keisya menuruti perintah Gio untuk duduk di sebuah kursi. Walaupun ia bingung, mengapa Gio membawanya ke taman?.
Gio kembali dengan membawa dua ice cream di tangan nya "nih, sore-sore makan es krim enak loh."
"Makasih" Keisya membuka bungkus ice cream, kemudian ia memakan ice cream sambil menikmati suasana sore di taman.
"Gio?"
Gio menoleh "hm?"
"Ko Lo tau gue suka es krim coklat? Tau dari mana?"
"Gue tau dari Serina."
✯✯✯
Nungguin ya?
Jangan lupa vote ya.. jangan jadi sider
Maaf ya baru up. Komen dong mau up kapan..
Pesan:
Buat Keisya:
Buat Gio:
Buat auotor juga boleh:
Follow ig: wi.mnd
Thank you everyone.. see you..
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Fiksi RemajaKeisya Olivia Abraham, cewek cantik, pintar, dan hobbie memasak. Gadis ceria dengan segudang masalah. Dan juga gadis ini menyukai seorang cowok tampan, berpostur tubuh tinggi dan bahu tegap, serta tergolong murid pintar di sekolah, ya cowok itu tak...