4. Mulai perhatian

13 1 0
                                    

Keisya telah siap dengan pakaian sekolah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keisya telah siap dengan pakaian sekolah nya. Ia kini sudah berada di meja makan untuk meminum susu. Suasana rumah pagi ini sepi. Entahlah suasana seperti ini sudah biasa. Ia langsung menenggak gelas yang berisi susu coklat kesukaannya hingga tandas.

Dan Keisya langsung berlari menuju halaman rumahnya dan langsung memasuk kedalam mobil. Setelah itu mobil dengan warna hitam keluar dari perkarangan rumah Keisya.

Saat di pertengahan jalan menuju sekolah tiba-tiba mobil yang di pakai Keisya berhenti.

Keisya mengernyit dahi "loh pak ko berhenti, mobilnya kenapa?"

"Gatau non, sebentar ya saya cek dulu" pak Nanang keluar dari mobil untuk mengecek kondisi mobil.

Setelah 10 menit berlalu, Keisya keluar dari mobil, ia menghampiri pak Nanang yang tengah mengecek mobil "gimana pak, masih lama ngga?"

"Duh non, kayaknya masih lama deh."

"Yah.. yaudah deh kalau gitu saya pesen taksi aja" pak Nanang mengangguk.

Mbrum.. mbrum.. mbrum..

"Sya, mobil nya kenapa?"

Keisya menoleh ke belakang melihat cowok yang duduk di atas motor yang tak lain adalah Gio "gatau mobilnya tiba-tiba mogok."

Gio turun dan berjalan mendekati Keisya "kalau gitu Lo bareng gue aja ke sekolahnya dari pada nunggu, bisa-bisa Lo telat nanti"

Keisya menggigit bibir bawahnya ia tidak enak jika harus merepotkan Gio.

"Udah gapapa ayok. Udah siang, Lo mau telat?" Keisya menggelengkan kepala.

"Pak saya sama Keisya duluan ya"
Pak Nanang mengangguk sebagai jawaban.

Gio menarik tangan Keisya untuk ikut bersamanya. Gio memberikan satu helm kepada Keisya dan membantu Keisya naik ke atas motornya. Setelah ia membantu Keisya naik ke atas motor ia langsung menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

"Sya!" Teriak Gio dari balik helm.

"Ya?" Keisya mengeraskan suaranya agar Gio bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Pegangan gue mau ngebut biar kita cepat sampai."

Keisya langsung mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Gio.

"Sya, gue ga mau tanggung jawab kalau Lo jatuh."

Keisya mengernyit bingung "kan gue udah pegangan."

Gio langsung menarik satu tangan Keisya dengan satu tangannya sementara satu tangannya lagi ia gunakan untuk menyetir dan mengarahkan salah satu tangan gadis itu untuk memeluk pinggangnya "pegangan nya di sini biar lebih aman."

Dan satu tangan Keisya yang lain ikut memeluk erat pinggang Gio kemudian ia menyandarkan kepalanya untuk bersandar pada punggung tegap milik cowok itu.

PHILOCALIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang