33

252 18 4
                                    

Setelah mengusir paksa kaiser yang sempat keras kepala tidak ingin meninggalkan rumah ness akhirnya dia pergi juga setelah lewat dari 1 jam berdebat,reo memilih untuk pulang dan hanya pamit pada ness dari luar pintu rumah nya

Sesampainya reo di rumah dia tidak mendapati siapapun di sana,hanya rumah dengan keadaan yang sungguh berantakan dan beling yang berserakan di lantai membuat reo terpaksa masuk menggunakan sepatu miliknya

Reo berjalan menuju dapur dan tepat sampai di sana dia melihat sang papah yang sedang terengah engah

Kali ini reo memiliki rasa takut yang luar biasa datang padanya,seakan memberi tau kalau tempat itu sudah tak aman untuknya,reo mencoba berlari untuk keluar dari sini tapi sayang nya tangan sang papah sudah mencengkram kuat leher reo

"Pa...pah aghh...le...pass" reo tercekik saat sang papah mencoba menghentikan pergerakan reo

"Mau kemana kamu?cari bantuan?ga akan papah biarkan" sang papah melempar kuat tubuh reo ke ujung meja makan

Memar sudah bagian perut reo,reo sudah tampak kesakitan dia yakin jika dia tidak cepat pergi dari sini sang papah akan di pastikan akan membunuhnya

Reo dengan cepat mencati hp membuka telpon darurat dan memencet nama seorang di komtaknya paling atas tapi belum juga tersambung pada orang itu reo sudah lebih dulu di jambak rambut nya

Rambut yang biasanya terlihat mengkilap segar seakan berubah menjadi kain lap yang tidak berharga,sang papah meninjak keras kepala reo di lantai yang penuh dengan serpihan kaca

Sakit?tentu apalagi saat kaca itu bersentuhan langsung dengan kulit wajah nya dan menimbulkan banyak darah segar

Tidak sampai di sana reo juga di tendang di pukul oleh tongkat besball hingga banyak dari bagian tubuhnya yang sudah memar dan membiru ,wajah nya yang bersimbah darah dan juga pakaian nya yang sudah sedikit sobek karna tarikan keras sang papah

"Le...pasin...reoo" reo terus berteriak tapi tetap saja kuping nya seakan di tuli kan oleh keadaan

Tanpa mereka sadari hp yang sedari tadi terlempar jauh sudah di angkat oleh sang penerima panggilan yang ternyata saat terlempat tidak sengaja hp itu terpencet oleh reo

Tidak ada suara dari sebrang sana karna orang itu hanya mendengarkan tanpa ingin bicara,karna ia tau kalau dia berbicara akan menimbulkan hal yang lebih fatal nantinya

"Maaff...maafin ...aghhhh...maafin...reo pahh" reo terus meminta pertolongan atau setidaknya sedikit rasa kasihan dari sang papah tapi kembali lagi di awal,sang papah seakan di tuli kan oleh keadaan membuat nya hanya terbutakan amarah

Reo di jambak dan di paksa berdiri dengan tubuh yang sudah bergetar kencang,dia di tarik menuju kamar mandi

Sesampainya di sana di bukanya kloset oleh sang papah dan tanpa belas kasihan di paksanya masuk kepala reo untuk menyatu dengan air yang berada di dalam sana,reo sudah putih pucat  karna sudah mulai kehabisan energi dan juga rasa sakit yang mendalam

Nafasnya mulai terengah engah dan siap untuk di angkat menuju alam yang seharusnya. Saat sang papah sengah ashik menganiaya anaknya tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu buru datang,dan tidak hanya satu tapi mereka bergerombong berdatangan

Pintu kamar mandi di tendang dengan keras oleh aparat kepolisian dengan seorang denfan surai putih di belakang nya dengan wajah marah menatap reo yang sudah hampir mati di tangan ayah kandung nya sendiri

"REO!"

"Na...gi"

aku dan dia (aikuken, kainess and all ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang