Rin saat ini sedang berada di UKS setelah di tarik paksa oleh para penjaga reo , dia sendirian di UKS dengan keadaan terkunci , dengan makanan minum dan obat yang terbilang banyak (banget)
Rin terdiam di atas tempat tidur, HP yang ia pegang tidak menyala sama sekali karna batrai yang sudah habis sedari tadi, dia tidak bisa meminta siapapun untuk membuka kan nya karna letak UKS yang memang terpojok dan tempat yang sepi sangat sesuai untuk orang orang yang sedang sakit
Rin diam hanya tiduran dan tidak melakukan apa apa, dia mencoba membuka jendela UKS pun tidak ada gunanya karna memang jendela UKS sangat susah dan juga mulai berkarat maka dari itu jendela itu sangat susah untuk di buka
Rin melihat kearah luar jendela, menatap orang orang yang sedang berlomba di bawah sana, termasuk melihat reo yang sedang menggantikan nya
'Emang pada dasarnya gw ga boleh suka olahraga ya? ' Rin masih terdiam melihat kearah luar jendela hingga akhirnya rin memutuskan kembali duduk di tepi ranjang
'HahHAhAh mending mati ga sih kalo gini? ' tak lama terdengar suara kunci yang dimana pintu itu akhirnya terbuka, tapi sayang pintu yang terbuka memperlihatkan seorang kakak yang sama sekali tidak rin harap kan saat ini
"Ngapain? " Tanya rin ketus, dia sudah cukup lelah dengan semua perdebatan yang ada
"Lo.... Sudah gw bilang jangan ikut lomba, lu itu keras kepala ya ga mau denger apa yang gw bilang sama sekali"
"Aku? Atau kakak yang keras kepala? Buat apa kakak susah susah nasihatin aku kalo kakak sendiri emang ga pernah perhatian sama aku! " Bentak rin
"Lo itu udah beban jangan jadi beban buat orang lain, tau diri dong"
"KALO AKU BEBAN KENAPA KAKAK MASIH DI SINI? URUSIN AJA HIDUP KAKAK SENDIRI, RIN GA PERLU KAKAK. KAKAK SENDIRI GA PERNAH MAU ADA RIN KAN? RIN JUGA TAU KALO KAKAK TUH BENCI SAMA RIN"
"GW BENCI SAMA LU KARNA LU TUH TOLOL, GA PERNAH DENGER OMONGAN GW"
"AKU ATAU KAKAK YANG GA PERNAH MAU DENGAR PENDAPAT RIN"
"BEGO, MATI AJA LO SEKALIAN GAUSAH ADA DI KELUARGA ITOSHI" Habis sudah kesabaran sae saat itu yang malah membuat semua itu berantakan
Rin terdiam... Menatap sae terperangah dia diam dengan mimik wajah yang tidak dapat sae ungkapkan
Tak lama dari itu terlihat darah yang mengalir keluar dari hidung rin membuat sae seketika melotot dan mencoba mencari tisu di dekat nya
"Gausah sok peduli, ga lama juga gw mati" Balas rin yang seketika melenggang pergi tanpa menghiraukan sae yang masih mencoba mencari tisu untuk rin
Pintu tertutup kencang oleh rin membuat sae tersentak
"Gw.... Salah"
"Gw... Ga pernah mau lu mati... Hiks"
"Gw mau lu tetap sama gw rin hiks... Di samping gw hiks... Dukung gw... Dan bodohnya hiks gw malah bikin lo nambah jauh sama gw" Sae menangis dan terduduk, tidak kuat untuk mencoba berdiri dari duduk nya
"Hiks.... Maaf rin... Maaf"
Sedangkan di luar sana terlihat reo yang masih terdiam mendengar apa yang sae katakan, sebenarnya keberadaan nya di sini ingin memberi obat pada rin, tapi sayang dia malah melihat pertengkaran kedua kakak beradik itu dan malah membisu entah harus apa sekarang
'Ternyata... Bukan hanya aku yang bermasalah dengan keluarga'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Reo berjalan di lorong yang lumayan sepi, dia berjalan dengan memegang beberapa pelastik obat di tangan nya , dia masih sedikit mengingat pertengkaran yang sejak tadi ia dengarTanpa fokus melihat kedepan reo akhirnya menabrak seseorang di hadapan nya
"Aw... Maaf sudah menabrak " Ucap reo tanpa menatap wajah nya
"Reo... Ada apa? " Suara yang familiar di telinga nya membuat reo mendongak mencoba melihat siapa dia
"... Nagi? "
"Kenapa reo berjalan sendiri di sini? Kenapa reo terlihat pucat?reo dari mana? Kenapa wajah reo terlihat masam seperti ini? " Pertanyaan beruntun Nagi sama sekali tidak di usik oleh reo, yang ada reo hanya mendekat dan memeluk Nagi erat
"Reo-"
"Biarkan aku seperti ini sebentar, aku butuh kehangatan"
"Baik reo" Nagi terdiam, awalnya ia tidak ingin membalas pelukan nya itu takut jika reo terusik, tapi dengan lembut Nagi mencoba memeluknya memberikan kenyamanan lebih padanya
"Tenang reo.. Reo ga sendiri"
Reo hanya diam dan mencoba menyaman kan diri
'Hangat'
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan dia (aikuken, kainess and all )
Fantasiaiku dan kaiser bisa di bilang patner dalam segala galanya, mulai dari perusahaan yang sedang mereka pegang , model dan juga dalam kegiatan kampus tapi siapa sangka kalau ternyata pasangan mereka nanti juga teman dekat dan seorang patner yang sama...