26

241 33 5
                                    

Sudah beberapa minggu ini kaiser tidak mendapati kabar dari ness begitu pula dengan yang lain nya, ness sama sekali tidak membuka kan pintu saat kaiser datang saat kejadian kemarin, tentu saja perbuatan nya itu menimbulkan cemas pada yang lain nya terutama kaiser tapi siapa sangka kalau di antara mereka menutup rapat informasi ness saat ini

Kaiser berjalan menuju kantin sendirian, tatapan nya kosong dia terus memikirkan ness hingga tak sadar bahwa kesehatan nya tidak ia pedulikan . Saat di perjalanan terlihat yuki yang berada di dalam perpus melamun di salah satu meja di sana dengan tangan sedikit memilin kertas buku yang sedang ia baca tatapan nya sama kosong nya dengan kaiser yang memandang keluar jendela, tentunya sikap yuki membuat kaiser sedikit penasaran karna hanya yuki lah orang yang paling bersahabat dengan ness dari pada yang lain nya

"Hey" Ucap kaiser saat sudah berada di dekat yuki

"Ada apa? " Ucap yuki setelah berhenti dari lamunan nya

"Melamun? " Pertanyaan kaiser hanya di jawab gelengan oleh yuki

"Ada apa? " Tanya kaiser lagi

"Aku... Mau tanya" Balas nya sambil menatap kaiser serius membuat sebelah alis kaiser menaik

"Kau...... Tulus dengan ness? Kau serius dengan ness? " Tanya yuki membuat kaiser yakin yuki tau sesuatu

"Lo tau sesuatu kan" Tanya kaiser mulai serius

"Aku cuman mau nanya itu" Balas yuki, yuki yang terlihat jengah akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan kaiser tapi tepat sebelum itu kaiser menarik tangan yuki sebelum ia benar benar pergi

"Lo tau sesuatu kan" Hening bersamaan dengan perpus yang memang sedang sepi

"LO TAU KAN YUKI, JAWAB GW" Paksa kaiser membuat yuki mau tidak mau harus memandang wajah kaiser

"Aku Tanya sekali lagi... Lo serius sama ness? " Tanya nya

"Gw bisa berbuat apa saja kalau bersangkutan dengan dia"

"Tapi yang aku Tanya tuh serius atau ga? Cuman itu" Perjelas yuki

"Gw ga akan seserius ini kalau bukan bersangkutan dengan gadis gw" Yuki menyerah dengan orang keras kepala ini

"Kamu.... Sudi kalau dia bener hamil anak orang" Mati sudah rasa cemas nya itu

"Apa... Lo.... Bercanda" Ucap kaiser sambil mencoba tertawa yang malah di balas tatapan serius dari yuki

"Terlihat dari ekspresi aku yang main main? " Kaiser terpukul dengan ini semua, tidak mungkin kan yuki berbicara seperti itu jika tidak ada awal dari pemikiran itu

".... " Terdiam sudah kaiser saat ini

"Kalo kamu bener bener ga serius sama dia... Biar aku yang nemenin dia, jangan sekali kali kamu liatin wajah itu pada ness , aku permisi" Yuki melepaskan tangan kaiser dan berjalan pergi dari sana

'Apa yang gw pikirin? Kenapa gw diem? Gw kan ga masalah sama itu! Gw bodoh'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kak lo masih mau pura pura kayak gini? " Rin yang datang dari kamar nya melihat sae yang sedang memakai pelindung dada agar tidak ketauan

"Lo gausah sok peduli"

"Gw cuman mau yang terbaik buat kakak"

"Lo ga tau apa apa, lo cuman bocah ingusan yang dapet semua kasih sayang" Setelah bicara seperti itu sae meninggalkan rin sendiri di rumah itu

"Rin.... Ga begitu" Ucap Rin sambil mulai menurunkan airmatanya nya dan merekat kuat kertas di tangan nya

Rin itoshi pengidap penyakit jantung koroner, dapat menyebabkan kematian jika tidak di atasi lebih lanjut, konsul selama 1 bulan 1x dan disarankan menghabiskan obat yang sudah tersedia

'Ga semua orang kuat kak'

aku dan dia (aikuken, kainess and all ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang