01

54 5 1
                                    

HALLO GUYS, AKU KEMBALI.

KALIAN APA KABAR? BAIK-BAIK YA, DAN BAHAGIA SELALU. CUKUP TOKOH FIKSI AJA YANG HIDUPNYA TRAGIS.

Aku udah lama ada niatan buat bikin lapak Ziega, cuma baru ke eksekusi sekarang.

Semoga kalian suka, maap kalau alurnya kagak jelas.

Maappin ya Guys.

Lup-lup sekebon.

Happy reading.

Seorang gadis dengan rambut pendek sebahu lengkap dengan bando pita berwarna pink, mengedarkan pandangannya menatap sekitar, sekilas gadis itu terlihat seperti tengah memecahkan sebuah misi rahasia.

Sesekali dia mengerakkan kepalanya, lengkap dengan kedua bola mata yang menatap intens pemandangan di depannya.

Sesaat raut wajah dia seketika berbinar, "Akhirnya!" gumamnya penuh rasa antusias. Dengan langkah tergesa, ia berlarian kecil menjejakkan kaki mungilnya dan berjalan mendekati sebuah objek.

"EGAAAAAAAA!" Teriak gadis itu dengan suara lantang, yang secara otomatis, membuat perhatian beberapa siswa mengalihkan pandangannya untuk mencari sumber suara.

"Lo ngapain di sini?!" tanya Ziega antara heran sekaligus kaget saat melihat keberadaan seorang gadis yang sudah ia kenal berdiri tepat di samping mejanya.

Alzie dan Aldan, lelaki lain yang memang satu meja dengan Ziega, saling melemparkan tatapan mereka berdua sama-sama merasa asing dengan gadis imut di depannya saat ini.

"Lora sekolah di sini juga, Ega nggak lihat kita seragamnya udah samaan gini?" sahut Ilora dengan wajah penuh binar. Sesekali dia mengerakkan tubuh hingga rok pendek yang ia kenakan ikut bergoyang.

Mendengar jawaban gadis itu, Ziega menghela nafas kasar, tanpa sadar ia mengigit bibirnya bawahnya sendiri. "Cobaan apa lagi ini Tuhan?" batin Ziega pasrah.

"Ega, Lora boleh'kan ikut duduk di sini? Lora nggak kenal siapapun, terus meja lain juga udah penuh, terus dari tadi perut Lora juga udah bunyi-bunyi minta makan." Tepat setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu persetujuan Lora mendudukan dirinya di kursi sebelah Ziega.

Aldan yang memang tidak bisa menahan ras penasarannya terlalu lama, reflek kaki dia menendang kaki Ziega sebagai kode dari pertanyaannya.

Berbeda dengan Alden, Alzie justru bertanya secara terang-terangan. "Lo siapa?"

Sadar jika ada yang sedang mengajaknya berbicara, Lora mengalihkan perhatiannya dari muka Ziega yang memang sedang ia amati sejak beberapa detik lalu.

Ilora menunjuk dirinya sendiri, sambil menatap ke arah Alzie, untuk memastikan.

"Iya, lo siapa? Dari planet mana? Gue kaya asing sama muka lo. Lo murid-"

"Kenalin aku Lora, Ilora Almero."

"Lora murid baru, manusia kok, dan sama-sama dari planet bumi kaya Masnya."

"Masnya sendiri siapa?"

"Alzie, Aldan," tidak menunggu Alzie menjawab pertanyaannya, Ilora justru menatap name tag di seragam yang Alzie dan Aldan kenakan, dan mulai mengucapkan nama mereka secara bergantian.

"Salam kenal." Lanjut Ilora dengan wajah riangnya.

"Lora laper, Lora mau pesen makanan dulu." Tepat setelah mengatakan kalimat tersebut ia berdiri, kemudian pergi begitu saja meninggalkan tempat itu.

Zielo{On-going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang