"Ega," panggil seorang gadis yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Ziega.
Kedua bola mata Ziega bergulir malas, lelaki itu masih merasa sedikit kesal, akibat ulah Ilora, kemarin dia sempat di hukum untuk membersihkan toilet karena terlambat.
Kini mereka berdua sedang berada di koridor yang berada di lantai 2.
"Ega marah ya sama Lora, kok pesan Lora dari semalem nggak di bales, telfon Lora juga nggak diangkat."
"Emang kapan kita deket? Dan apa yang mengharuskan gue harus bales pesan dan telfon lo?" tanya Ziega acuh.
Lelaki itu berniat kembali melanjutkan langkah kakinya, sebelum akhirnya Ilora lebih dulu mencegah langkah pemuda tersebut.
"Isshhh, Ega! Lora minta maaf."
"Lo sebenarnya kemana kemarin? Kabarin dulu kek, jadi gue nggak harus nunggu kaya orang ilang do depan rumah lo," oceh Ziega meluapkan perasaan kesalnya.
Ilora menundukkan kepalanya, ia juga memainkan kuku jemarinya sebagai bentuk jika ia juga merasa bersalah.
"Lora ada urusan kemarin tuh," cicitnya memberikan penjelasan.
"Urusan! Urusan! Udah kaya orang penting aja lo!" dengus Ziega masih dengan nada bicara yang kurang mengenakkan untuk didengar.
"Ya maaf. Lora lupa kalau Ega mau jemput."
"Ega maaffin Lora dulu." Ilora kembali menahan lengan Ziega.
"Sumpah ya Ra, gue benci nunggu!" Setelah mengatakan kalimat tersebut, Ziega melenggang pergi begitu saja meninggalkan garis yang saat ini masih terdiam, sembari menatap punggung Ziega yang semakin menjauh.
★★★★★
"Ngapain lo?" Tanya Ziega saat melihat Lora yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
Alden dan Alzie yang menatap kejadian itu dengan kompak terkekeh kecil. Mereka merasa lucu melihat muka polos Ilora yang masih gigih berusaha untuk memperjuangkan perasaannya.
"Lora mau ngajak Ega ke kantin bareng, Lora traktir deh sebagai bentuk permintaan maaf Lora."
Memang saat mendengar bell istirahat berbunyi, tanpa menunggu lama setelah membereskan alat tulis, Ilora berlari keluar menuju kelas pemuda yang berada tidak jauh dari kelasnya.
"Gue nggak butuh duit lo," sahut Ziega enteng.
"Lumayan tau Ga, kan ngehemat uang jajan lo," celetuk Alzie.
"Adek Ilora, ini cuma Ziega aja yang di traktir? Kitanya nggak?" dengan tanpa malu, Alzie memberikan kode secara terang-terangan. Tidak lupa salah satu alis lelaki itu juga ikut terangkat.
Ilora tidak menjawab apapun, dia merogoh saku roknya, dan mengeluarkan uangnya, untuk memastikan sesuatu.
"Maaf Alzie, bukannya nggak mau mentraktir kalian juga, tapi duit Lora tinggal segini." Ilora menunjukkan uang senilai 10.000, 20.000 dan 50.000.
"50 buat makan Ega sama Lora, 20 buat ongkos pulang, 10 nya buat isi uang kas," jelas Ilora merasa bersalah.
"Punya duit segitu aja belagu mau traktir gue makan." Celetuk Ziega spontan.
"Congor lo Ga!" ujar Aldan penuh penekanan.
Raut wajah Lora seketika berubah menjadi sendu, ada perasaan sedikit sakit di hati gadis itu saat mendengar perkataan Ziega.
Alzie seketika merasa tidak enak, karena candaannya suasana mendadak berubah menjadi canggung.
"Ehhh, Lora. Maaffin mulut Ziega yang tanpa filter ini Ra." sambung Alzie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zielo{On-going}
Fiksi RemajaSpin Off Yarrow. "Ega pulang bareng Lora ya." "Ziega gue nebeng lo boleh?" Ziega, lelaki itu menghela nafas kasar saat kedua tangannya di pegang oleh gadis yang berbeda. kedua mata mereka sama-sama menatap Ziega penuh harap, dengan maksud agar pria...