09

21 2 0
                                    

....

"Aku tuh heran. Kenapa kalau ketemu kamu pasti kamunya lagi nangis," celetuk seseorang sambil duduk di samping gadis kecil seusianya yang mengenakan stelan baju pink berbahan kaos bergambar barbie.

"Kamu lagi?" tanya Lora menatap lelaki yang baru saja datang.

"Lora lagi sedih, itu es cream buat Lora lagi boleh?" mintanya tanpa mengenal rasa malu. Tatapan mata Ilora melirik bergantian ke arah lelaki yang belum ia kenal juga ke arah benda yang sedang bocah itu pegang.

"Lora kangen sama Bunda, Lora pengen ketemu Bunda. Tapi nggak dibolehin sama Ayah."

"Lora nggak mau pisah sama Bunda."

"Emang Bunda kamu dimana sekarang? Ayo deh aku anter nemuin Bunda kamu. Dari pada setiap kita ketemu kamunya pasti nangis mulu," tawar bocah itu dengan polosnya.

Ilora mengelengkan kepalanya putus asa, "Lora nggak tau Bunda sekarang di mana, Ayah nggak mau ngasih tau, tapi terakhir kali Lora ketemu sama Bunda, Bunda di bawa sama 2 orang, terus tangan Bunda di iket pake besi. Lora kangen sama Bunda, Lora pengen bareng sama Bunda."

"Nih es creamnya, udah aku bukain," ujarnya sambil mengulurkan sebuah es cream yang sudah terlihat mulai mencair.

"Nama kamu siapa? Lora udah 2 kali ketemu kamu, tapi belom tau namanya," tanya Ilora dengan mulut yang sedikit belepotan akibat cara makannya yang berantakan.

"Ega, panggil aku Ega."

"Makasih Ega."

Spontan tangan Ega terulur, ia mengusap sudut bibir Ilora yang terdapat sisa-sisa es cream.

Keesokan harinya mereka berdua kembali bertemu, "Nih buat kamu," Ega memberikan Lora sekotak brownies lengkap dengan toping parutan keju juga potongan strawberry.

Kedua mata Lora berbinar sempurna, "Brownies!" seru Ilora antusias. Bahkan rambut pendeknya sampai ikutan bergerak.

"Ega tau dari mana kalau Lora suka brownies?" tanpa ragu, Ilora mencomot sepotong kue tersebut, dan mulai memakannya.

"Pertama kali kita ketemu'kan kamu bilangnya mau brownies, jadi ya aku kasih sekarang," sahut Ziega yang memang ingat dengan perkataan Ilora beberapa hari lalu.

"Makasih Ega."

"Ega mau?" tawar Lora, yang dibalas gelengan pelan oleh bocah itu.

"Nggak buat kamu aja, habisin ya. Takutnya nanti-nanti aku nggak bisa lagi ngasih kamu makanan kaya gini."

Dengan mulut yang berantakan, Ilora memandang Ziega dengan tatapan penuh tanya. "Maksudnya?"

Ziega menatap gadis manis di depannya, "aku besok mau pindah."

"Pindah? Pindah ke mana?"

"Sulawesi."

"Sulawesi itu di mana? Jauh nggak? Bisa nggak, kalau Ega tetep di sini aja jangan pindah?" raut wajah Ilora seketika berubah menjadi muram. Walaupun mereka baru bertemu 3 kali, tapi kehadiran Ega berhasil menimbulkan warna tersendiri di hidup Ilora.

"Lora mohon." Pintanya dengan mata yang mulai berkaca.

"Maaf Lora, nggak bisa. Kata Mama, Papa ada kerjaan di sana, jadi kita sekeluarga harus ikut Papa."

Mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Ziega, mendadak Ilora tidak lagi antusias untuk memakan brownies pemberian lelaki itu. Ada perasaan kehilangan sekaligus tidak rela.

Zielo{On-going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang