4. Mimpi? (1)

391 25 0
                                    


"Ada apa nih?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Lo ngapain deket-deket Juan?!" tanya Viola menyentak.

Aurora memutar bola mata malas, sangat memuakkan. Jika bisa di pilih Aurora lebih memilih pergi dari pada harus berurusan dengan mereka.

"Baby? Ini baju kamu kenapa basah gini?!" tanya Viola pada sang kekasih.

"Noh, si Rora numpahin jus ke kemeja Juan." jawab Verel, inti Devdas.

Aura yang di keluarkan Viola begitu mencekam, tatapannya tajam ke arah Aurora. Berani-beraninya adik tirinya itu membuat ulah dengan pacarnya.

Sreekkk...

Viola menarik rambut Aurora tanpa ampun. Aurora yang kaget pun hampir jatuh, sikunya terkena sudut meja hingga menciptakan memar biru di sana.

"Urusan kita cuma di rumah! Jangan pernah lo nyentuh pacar gue Aurora Crystallie Davendra!" ucap Viola membuat suasana di kantin semakin memanas.

Aurora menatap jengkel Viola, ia memutar tangan Viola hingga cengkraman itu terlepas.

"Singkirin tangan Lo!" ucapnya, kemudian beranjak pergi.

Aurora tak peduli, jika nanti di rumah ia akan mendapatkan hukuman. Sudah pasti, karena Viola mungkin tak akan tinggal diam.

Kepergian Aurora membuat se isi kantin kembali tenang dengan aktivitas mereka, mengisi perut yang sedari tadi keroncongan.

"Baju kamu kotor, Juan. Kita ke koperasi yuk," ajak Viola

Juan hanya mengangguk, kemudian mengikuti langkah sang kekasih menuju koperasi. Mereka berjalan melewati tiga gadis yang sempat membuat seisi kantin hening.

Juan melirik ke arah Zeea, yang saat ini tengah memakan mie ayamnya. Tanpa sengaja Zeea juga meliriknya, hingga mereka bertatapan.

1
2
3

Zeea memutuskan eye contact tersebut, tak mau lama-lama. Jantungnya berdegup kencang, semoga bukan awal yang buruk.

"Serem banget tatapan, Juan." bisik Elita di angguki Tania.

"Iya njir, duh ngeri deh harus berurusan sama mereka. Viola anteng amat pacaran ama Juan," ujar Tania

"Mereka udah berapa lama?" tanya Zeea sedikit penasaran.

"Eumm, sejak semester kedua awal masuk sekolah kelas X, mungkin skarang udah setahun lebih." jelas Tania di angguki Zeea.

"Zee! A-anno Zee!" ucap Elita saat melihat kedatangan Ano di kantin itu.

Lihat? Seberapa heboh kantin kala melihat kedatangan keluarga Xander itu? Selama 2 tahun lebih ia sekolah di sini, ini kali ketiga ia datang ke kantin.

Hening.

"Aaaa itu Ano? Omg ganteng banget."

"Suer, gue ngeliat masa depan kalo liat Ano,"

"Cakep banget sumpah,"

"Meleleh ati dedek Mas,"

Zeea menatap heran seisi kantin, terlebih lagi pada siswi-siswi di sini. Rasanya tak suka jika ada yang mengagumi Anonya itu.

"Tatapannya biasa aja, Zee!" ujar Tania

"Ho'oh, mau sebanyak apapun yang kagum sama Ano, mereka nggak bakalan bisa dapetin mostwanted sekolah satu itu."

"Gatel banget, duh banyak saingan lagi. Ano, nyokap lo ngidam apaan sampe lo secakep itu?" batin Zeea meringis.

Aroma maskulin yang menebar saat cowok itu memasuki area kantin membuat mereka sejenak terhipnotis. Perlu di ketahui, meskipun Ano di gadangkan sebagai pangeran Stellar, namun tak membuat para mostwanted sekolah lainnya, seperti Devdas dan si ketos Gerald melengser.

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang