17. Gerald&Viola?

239 10 0
                                    

"Ada rahasia besar di balik
pertemuan itu"



Happy reading✨
~

---

Hari yang di tunggu tiba. Gadis itu sudah siap dengan almamater berlambangkan logo Stellar Academy, ia siap tampil. Dengan lihai gadis itu memainkan biola, banyak yang menatap kagum kepada Aurora.

"Cantik bet bini kita Ven," gumam Kafka

"Beda jauh banget sama Viola," balas Raven

"Yee' Kan mereka gak sedarah njir."

"Ya maksud gue sikapnya tuh beda jauhh, Aurora cantik, baik, trus asik. Kalo si Viola mah, emang sih primadona tapi sikapnya kek mak lampir." ujar Raven

"Bener tuhh!"

Mereka begitu menikmati alunan musik biola yang di mainkan Aurora. Begitu indah, serta mengagumkan.

Penampilan yang begitu memakau itu berlangsung hingga 25 menit lamanya. Hingga akhirnya di umumkan pemenang, tentu saja Aurora yang menang. Kabar itu sudah tersebar di seluruh penjuru Stellar Academy, hingga pada Viola.

"Kerenn Ra! Selamat yaa!" ucap Kafka

"Thank's ya, berkat kalian juga." Aurora tersenyum.

"Penampilan lo bagus banget, selamat ya Ra." kini Raven yang mengambil alir tangan Aurora.

Mereka kini sudah berada di sekolah, menangnya Aurora membuat mereka lebih suka pada gadis itu. Terlebih lagi dengan prestasinya.

"Selamat ya Ra,"

"Congrats Ra,"

"Kerenn bangett,"

"Congratulations Aurora,"

Aurora hanya menanggapi mereka dengan senyum.

"Selamat princes Aurora, Gerald bangga sama Princessnya Gerald." bisik Gerald tepat di telinga Aurora

"Gerr! Jadi kaget ih!" ucap Aurora

"Sorry, Btw selamat yaa?!"

"Thank's yaa Ger," Aurora tersenyum ke arah Gerald, laki-laki beralmamater itu juga ikut tersenyum.

Ingatlah, bahagia Aurora adalah bahagianya juga, meskipun mereka hanya saling mengenal pada saat naik kelas Xl namun apapun yang berkaitan dengan Aurora, Geraldlah yang akan lebih dulu turun tangan.

"Gue duluan ya Ra, soalnya ada rapat osis. Kalo ada apa-apa lo kasih tau gue oke?" ujar Gerald

Aurora mengangguk. Ia kemudian bergegas pergi menuju ruang kepala sekolah, karena ia mendapatkan pesan dari kafka jika Pak Samuel menunggunya di ruang kepala sekolah.

Lain halnya dengan Gerald yang saat ini tengah berada di ruangannya. Setelah berpisah dengan Aurora tadi, ia memutuskan untuk ke ruangannya terlebih dahulu sebelum mengadakan rapat osis.

Tatapannya beralih terhadap sebuah bingkai foto berukuran 2 R, yang tertera di atas mejanya.

"Maafin aku Aurora," lirihnya

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang