8. Masa lalu?

350 22 1
                                    

Sebelum lanjut,
mari follow dulu yah.





Happy Reading..

~

Seorang wanita saat ini tengah berhadapan dengan seorang pria bertubuh kekar. Darwin, ya pria berumur 49 tahun itu saat ini tengah berhadapan dengan sang istri, Melinda.

Aura saat ini sangat tidak bagus, bagaimana dengan tatapan Darwin yang begitu tak menyukai Melinda.

"Biarkan semua itu sudah jadi masa lalu, Mas." ucap Melinda

"Kalo bukan karna dia semua ini baik-baik aja Melinda!"

"Tapi ini bukan salah Crystal! Crystal nggak salah apa-apa Darwin! Bahkan dia juga nggak tau apa-apa! Jangan salahin dia!" tegas Melinda

"Anak dan Ibu sama saja! Biang onar,"

"Kamu juga tau alasan dia gantiin posisi aku saat itu kan, Mas? Jadi untuk apa di permasalahkan?"

"Tapi karna dia aku jauh dari putriku selama bertahun-tahun Melinda!"

"Terserah kamu mas, tapi aku harap kamu nggak akan menyesal! Crystal itu anak Hanna! Dan aku nggak akan biarin kamu nyakitin Crystal lagi, camkan itu Mas!" bentak Melinda, setelah itu ia pergi meninggalkan tempat menyebalkan itu.

---

Aurora melangkahkan kakinya memasuki rumah kediaman Davendra, rumah mewah berlantai dua. Aurora, gadis yang terlihat tenang-tenang saja namun banyak yang membebani pikirannya.

Plakkk

Aurora merasakan pipinya memanas, menatap siapa pelaku penamparan tersebut.

"Biang masalah! Karna lo Papah sama Mamah berantem!" gertak Viola

"Nggak usah main tangan bisa?!" bentak Aurora tak Terima.

"Dan, lo bilang apa tadi? Karna gue?" Aurora tertawa renyah, kemudian tersenyum sinis.

"Gue diem aja, Nyokap dan bokap lo berantem. Apalagi gue beraksi? Gue bilang juga apa! Hubungan dari hasil ngerebut itu nggak bakalan langgeng," ucap Aurora

Viola mengepalkan tangannya, marah penuh emosi.

"Lo tu emang nggak tau di untung ya?! Masih bending papa mau ngasih lo numpang rumah ini! Kalo nggak lo udah jadi gelandangan di sana!"

"Nyokap lo itu mati udah takdir, dan sebagai gantinya nyokap gue yang skarang gantiin posisi nyokap lo! Emang pantes nyokap lo di tanah,"

Aurora menatap jengkel Viola, rasanya ingin membalas semua ucapan Viola, namun gadis itu masih memiliki kesabaran seluas samudra.

Meskipun Aurora tak terima, namun gadis itu tak ingin memperpanjang masalah, terlebih lagi di kediaman Davendra, yang ada Papahnya akan memukulnya.

"Jangan sampe kesabaran gue habis, Viola!" ucap Auroa kemudian beranjak pergi.

Di kamarnya, gadis itu menghempaskan tas sekolahnya, saat ini sudah menunjukkan pukul 20.12.
Rasanya capek, gadis itu baru pulang dari Les Biologinya.

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang