7. Sebuah Fakta?

381 22 1
                                    

||

"Banyak hal yang tidak di ketahui,
Siap atau tidak siap kita harus menerima
Kenyataannya,"

_Siapapun'

Happy Readingg

~

"Lo bisa nggak sih nggak usah narik-narik gue?!" sentak Aurora

Bukan melepaskan, Juan malah menyeret Aurora hingga ke area rooftop sekolah. Aurora begitu tak mengerti dengan pola fikir pria itu.

"Udah gue bilang, nggak semudah itu bisa lepas dari cengkraman Axceliio, Crystallie." ucap Juan

"Jangan pernah panggil gue pake nama itu! Gue Aurora! Dan nama itu cuma khusus buat mendiang nyokap gue, ngerti?!" bentak Aurora

"Nggak usah sok galak, aslinya lo kalem. Cuma suka kebawa emosi doang." tutur Juan memelan.

Aurora mendengus kesal, laki-laki di hadapnnya ini sungguh menyebalkan.

"Lo tau apa tentang gue?!"

"Gue bilang nggak usah galak-galak, keren lo begitu?" tanya Juan

Laki-laki itu saat ini terlihat tenang, bahkan sangat berbeda jauh dari ekspresinya yang tadi. Ia merogoh sebatang rokok dari sakunya, memasang kemudian menghisapnya dalam-dalam.

Membuang asapnya ke atas, menatap langit di atas sana. Aurora menganga melihat tingkah Juan yang jauh berbeda dari tadi. Juan yang tadi terlihat begitu di penuhi rasa marah serta emosi, kasar dan tak mau mendengarkan jeritan Aurora.

Namun saat ini, laki-laki itu terlihat tenang, ia duduk dengan tangan yang menumpu pada lutut, sesekali ia menatap ke arah Aurora, yang melongo.

"Kalo gitu terus mulut lo bisa kemasukan lalat!" ujar Juan seraya terkekeh pelan.

"Ternyata lo emang udah berubah," lanjutnya.

"Nggak usah sokab, apa rencana lo?!" tanya Aurora tak tahan dengan sikap Juan saat ini.

"Nggak ada," jawab Juan santai.

"Gila ya lo? Lo ngajak gue ke sini cuma buat liat lo ngerokok gitu?"

"Bisa jadi," Lagi-lagi jawaban itu membuat Aurora mengepalkan tangannya.

"Sinting! Bisa tahan tuh sodara tiri gue sama manusia bersifat iblis kek lo!"

Ohoh Aurora memang sangat toxic sekali ya. Hei ingat, Aurora bukannlah protagonis yang kalem serta lugu.

"Juan, lo bisa nggak sih nggak usah sokab gini? Gue nggak mau kena masalah cuma karna lo! Lo tau kan pasti Viola bakal ngadu ke bokap gue!" sentak Aurora

"Dan gue pasti bakal jadi sasaran Papah," lirih gadis itu memelan.

Juan melirik ke arah Aurora, di mana gadis itu terlihat memelas. Wajahnya memerah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Gue bisa bantu lo," jawab Juan

"Gila kali, yang ada malah makin runyem."

"Nggak usah takut, Viola biar gue yang urus."

"Mulut lo ngomong gitu mudah, tapi lo nggak bakal tau tanpa lo gue yang bakal kena. Gue nggak mau kena masalah lagi, gue cuma pengen hidup tenang," ungkap gadis itu penuh harap agar Juan mau melepaskannya.

Juan melirik Aurora, benar saja gadis itu saat ini tengah menitiskan air mata. Juan menghela nafas, dugaannya benar, ternyata gadis ini menyimpan banyak beban.

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang