14. Juanaurora?

256 15 0
                                    

Mungkin kalian belum mengerti tentang alur cerita ini. does not matter, hanya trimakasih banyak, thankyouu Verrymuch kalian udah mau mampir ke cerita inii..

Hal yang paling menyenangkan bagi seorang author, apalagi author pemula seperti akuu. Pembaca serta vote adalah dukungan serta dorongan tersendiri, jadi penguat untuk aku agar terus berkaryaa. So, skali lagi thankyou bangett buat yang udah mampir..💗

Jangan lupa follow yah... Gak maksa kok✌🏻

----

"Lo ngapain bawa gue kesini?! Gue mau pulang bukan makan!" sentak Aurora

Juan menghentikan motornya tepat di sebuah restoran ternama. Laki-laki itu membuka helm fullfacenya.

"Mau ikut atau nunggu di sini?" tanya Juan

"Gue mau pulang!"

"Oke, lo milih nunggu di sini." tanpa menatap Aurora, Juan masuk ke dalam restoran itu.

Aurora menghentakkan kakiknya kesal, rasa ingin membunuhnya sangatlah besar jika saja membunuh itu tidak dosa mungkin Juanlah yang akan menjadi sasaran utamanya.

Sudah 6 menit Aurora menunggu, jika ingin pergi boleh saja namun ponsel gadis itu mati karena lowbat.

"Permisi mbak, Ayok ikut kami ke dalam." ujar salah seorang waiters wanita.

"Ngapain ya?" tanya Aurora

"Mari mbak, saya antar ke dalam. Sudah ada pesanan makanan untuk mbak-nya."

"Saya ga pesen lo mbak, dari saya di sini."

"Memang mbak ga mesen, tapi makanannya sudah ada. Mari mbak ikut kami," Aurora menganga kaget mendengar ucapan pelayan itu.

Aurora di dudukkan di salah satu meja tersendiri, di atas meja itu sudah ada 2 menu makanan kesukaan gadis itu. Tunggu, dari mana mereka tau makanan kesuakaan Aurora? Atau ini hanyalah kebetulan?

"Ini siapa yang mesen mbak?" tanya Aurora pelan.

"Ada mas mas mbak, tapi masih di toilet, nah itu mas-nya." ujar sang Waiters

"Kami permisi ya mbak, mas."

"Lo yang mesen?" tanya Aurora

"Habisin," titah Juan tanpa melirik Aurora

Dengan jengkel Aurora melahap makanan yang bisa di bilang adalah makanan Favoritnya demi mempercepat waktu pulangnya. Sungguh Juan menguras energinya.

Setelah menghabiskan makananya, Juan mengajak Aurora pulang, akhirnya gadis itu bisa merasakan kasur empuk miliknya.

Namun yang membuat Aurora heran, ini bukan jalan pulang, ini...

"Lo ngapain ngajak gue kesini?" tanya Aurora kali ini dengan nada pelan.

"Ga mau ketemu Mama? Gue mau ngajak lo ketemu Mama." ujar Juan

"Mama?" beo Aurora

Mereka berjalan menelusuri area pekuburan yang cukup sunyi itu. Hingga sampai mereka ke sebuah gundukan tanah yang nisannya bertuliskan nama yang tak asing bagi Aurora.

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang