16. Flashback

235 12 1
                                    

"Aku akan kembali, menjadi sosok yang akan
melindunginya dan melengkapi
Kehidupannya"

~Kenneth Arcellio



Happy reading...

----

Seorang gadis tengah bermain di taman seraya di temani sang ibu. Gadis itu terlihat begitu ceria dengan boneka teddy bear di tangannya.

"Crystal jangan lari-lari nak!" tegur Hanna pada sang putri.

"Mama ayok sini main sama Crystal!" ajak gadis kecil berkepang dua itu.

"Iya, mainnya jangan jauh-jauh ya Mama liat dari sini!" peringat Hanna

Crystal mengangguk, gadis berusia 3 tahun itu berlari kesana kemari seraya membawa boneka cantik miliknya. Namun tak lama matanya melihat Mama cantiknya berbicara dengan seorang wanita muda, di tengahnya sudah ada seorang anak laki-laki yang umurnya mungkin lebih tua darinya.

Crystal mendekati sang Mama.

"Mama?" panggilnya

Hanna tersenyum, "udah mainnya?" tanya Hanna dan di jawab gelengan kecil oleh sang putri.

Mata gadis itu menatap ke arah Wanita cantik dengan anak laki-laki yang di sampingnya.

"Ini anak kamu Han?" tanya Wanita itu.

"Iya Mel, ini Crystal. Anak aku dan Mas Darwin." jawab Hanna

"Hai cantik, aduh kamu cantik skali, mirip dengan Mamanya." puji Melinda seraya mencubit pelan pipi Crystal.

"Ohiya, Crystal kenalan dong sama Kakak, ini Kakak Kenneth, panggil Kakak Ken aja ya. Kalian main di sana!" tambahnya lagi

Kenneth yang memandang Crystal dengan tatapan datar itu mengajak Crystal pergi ke arah Danau.

"Mainnya jangan ke Danau ya sayang, di tepi Danau aja! Kenn! Jaga baik-baik Crystal!" pinta Melinda

"Iya Mama,"

"Iya tante,"

Sahut mereka serempak.

Tinggallah Melinda dan Hanna di sini.

"Gimana kabar Mas Darwin?" tanya Melinda

"Baik, kabarnya baik-baik aja."

"Han, aku minta maaf untuk mas-"

"Tidak apa Mel, aku sudah memafkan kamu. Justru aku juga harus minta maaf sama kamu karna pernikahan aku dan Mas Darwin."

"Kamu gak salah Han, aku yang salah." lirih Melinda

"Apa itu anak kamu dan laki-laki itu?" tanya Hanna dengan nada pelan, ia takut menyinggung perasaan Melinda.

"Iya, dia anakku dan laki-laki itu."

"Dia sangat tampan, hidungnya mancung. Semoga saja suatu saat nanti kalo mereka udah besar mereka bisa berjodoh ya," Melinda tersenyum mendengar penuturan Hanna yang begitu lembut serta penuh ketulusan.

ZEEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang